Pemdes Cilamaya Launching Bank Sampah Bercinta, Komitmen Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat

Pemdes Cilamaya Launching Bank Sampah Bercinta, Komitmen Ciptakan Lingkungan Bersih dan Sehat

KARAWANG - Pemerintah Desa Cilamaya sebagai desa yang mempunyai level status Desa Mandiri serius benahi masalah sampah lingkungan dengan berhasil membuat Peraturan Desa (Perdes) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah. Pasca terbuat Perdes tersebut, Pemdes Cilamaya langsung ngegas dengan membuat terobosan mendirikan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di Dusun Sukamanah dan Komplek Pasar Cilamaya. Tak hanya TPSS saja, di lokasi ya v sama Pemdes Cilamaya juga launching Bank Sampah dengan nama Bercinta kepanjangan dari 'Bersih Cilamaya Untuk Kita'. Bank Sampah itu diresmikan langsung oleh pihak DLHK Karawang, DPMD Karawang, Perwakilan Kecamatan, Direktur Bang Sampah La Tanza dan Patriot Desa. Kepala Desa Cilamaya, Ali Hamidi mengatakan, hadirnya Perdes No 4 tahun 2022 merupakan sebuah komitmen untuk menjaga lingkungan melalui kolaborasi lintas sektor. Diketahui bersama, masalah sampah merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, kata Ali, keterlibatan masyarakat merupakan suatu hal yang penting untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih. "Kami ajak masyarakat memulai hidup dengan memperhatikan keseimbangan alam di tengah populasi dan nilai sosial yang mengikis identitas kita. Perubahan sosial tak harus di tolak, tapi menuntut kita agar lebih bijaksana menyikapinya. Untuk itu, pemerintah desa lahirkan Perdes Nomor 4 Tahun 2022 bersama BPD yang tiada lain adalah untuk menata diri dan lingkungan lewat kolaborasi untuk kebaikan tanpa harus menuntut kepada alam," kata Ali, Senin (19/9) kemarin. Kehadiran TPSS dan Bank Sampah ini menurut Ali, merupakan wujud nyata Desa Cilamaya masuk dalam Indeks Desa Membangun (IDM) dengan status Desa Mandiri. TPSS sendiri di bangun melalui anggaran Dana Desa Tahun 2022 sebagai komitmen hadirnya Pemerintah Desa untuk masyarakat dalam hal lingkungan. "Mari kita buktikan, bahwa capaian ini bukan sebatas angka, tapi kita lakukan dengan langkah nyata yang salah satu diantaranya adalah mengalokasikan Dana Desa 2022 ini untuk pengadaan du unit TPSS sebagai wujud konkret komitmen pemerintah desa untuk masyarakat," katanya. Disisi lain, Kepala BPD Cilamaya, H Nurhasan Alfarisi mengatakan kehadiran dua TPSS, serta16 gerobak sampah dan Bank Sampah Bercinta tidak serta merta langsung memberikan solusi bahwa sampah akan bersih. Sambung dia, idealnya dengan penduduk 13 ribu jiwa, Desa Cilamaya harus memiliki sekitar 62 gerobak sampah dan empat TPSS agar pengelolaan Sampah bisa optimal untuk enam dusun. Masalah sampah di Cilamaya harus menjadi perhatian serius dari DLHK Karawang, karena disana ada beberapa lingkungan toko di sekitar pasar yang memang tanggung jawabnya harus bisa diberikan kepada pemerintah setempat. "Program Bank Sampah Bercinta, Insya Allah menajdi pondasi kebersihan sebagian dari iman. Dengan adanya TPSS, bukan berarti masalah sampah selesai. 13 Ribu Jiwa tidak terbayang berapa sampah perhari, apalagi  ditambah toko di sekitar pasar Cilamaya yang tidak pernah mendapatkan manfaat, adanya pasar menjadi beban," ujar Nurhasan. "Pasar yang diluar lingkungan Pasar Cilamaya itu pasar tanggung jawab siapa. Saya yakin dengan 200 meter, bakal membuat ke Tpss ini. Kedepan saya berharap pemkab bisa mengingat keinginan kami mengenai bisa mengatur sampah di sekitar luar pasar," imbuhnya. Sementara itu, Kasie PMD Kecamatan Cilamaya Wetan, H Ade Ruhyana yang mewakili Camat sangat mengapresiasi kehadiran TPSS dan Bank Sampah sebagai komitmen menjaga lingkungan. Namun pihaknya berpesan program itu bisa berjalan sukses dengan dukungan masyarakat Cilamaya juga. "Saya menyambut baik launching TPSS, Bank Sampah serta berharap bapak ibu dapat merubah perilaku masyarakat Cilamaya, untuk meningkatkan derajat hidup masyarakat sehat, tapi perlu bantuan dari bapak ibu," kata Dia. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala DLHK Karawang yang di wakili Kasie Wasdal Ade Imam Asya'rie yang mengapresiasi upaya-upaya pemerintah desa dalam pengelolaan sampah yang di alokasikan dari Dana Desa. Diakui Ade, DLHK sejauh ini sangat kekurangan Armada, meskipun ada namun masih kurang setiap tahunnya. Disisi lain, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya satu muaranya ke Jalupang yang semakin menumpuk akibat tidak adanya penanganan sampah di sumbernya. "Karena itu, Desa-desa di tuntut bisa berinovasi penanganan di desa lewat TPSS ini, bahkan dengan hadirnya bank sampah, juga bisa ada nilai ekonomisnya," Kata Ade. (rul/wyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: