Anggaran PEN 2022 Ditetapkan Rp414 Triliun

Anggaran PEN 2022 Ditetapkan Rp414 Triliun

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk tahun 2022 telah ditetapkan sebesar Rp 414 triliun. Anggaran PEN tersebut akan difokuskan untuk untuk sektor kesehatan dan perlindungan sosial. Di antaranya membiayai vaksinasi dan vaksin booster, pembayaran tagihan biaya klaim rumah sakit dan insentif tenaga kesehatan, dan yang lainnya. Selain itu, dana PEN juga akan digunakan untuk berbagai program perlindungan sosial. Berbagai program yang ada di tahun 2021 akan dilanjutkan di tahun 2022. “Realisasi program PEN tersebut akan dipercepat penyalurannya di awal tahun 2022. Hal ini sebagai upaya pemerintah dalam mendorong daya beli masyarakat,â€ kata Sri, baru-baru ini. Kendati begitu, Sri mengungkapkan, bahwa anggaran yang ditetapkan di awal tidak terlalu besar. Hal ini sama dengan pada awal tahun 2021 yang hanya ditetapkan sekitar Rp 350 triliun. “Anggaran tersebut diperluas menjadi Rp 744,77 triliun karena merebaknya varian delta yang membuat pemerintah menambah dana PEN,â€ ujarnya. Terkait fleksibilitas dana PEN tahun 2022, lanjut Sri, akan tetap sama dengan tahun ini. Bila dalam perjalanannya dana yang disiapkan kurang, pemerintah akan menambah lagi. “Penambahan itu baik melalui refocusing anggaran atau melalui sistem burden sharing dengan Bank Indonesia,â€ katanya. Sri menyebutkan realisasi sementara program PEN 2021 mencapai Rp 658,6 triliun atau 88,4 persen dari pagu Rp 744,77 triliun. "Sayangnya realisasi program PEN belum bisa mencapai keseluruhan karena beberapa program belum bisa dijalankan, sehingga pada akhirnya anggarannya dikembalikan lagi," ucapnya. Adapun realisasi sementara program PEN tersebut terdiri dari penanganan kesehatan Rp 198,5 triliun, perlindungan sosial Rp 171 triliun, program prioritas Rp 105,4 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp 116,2 triliun, serta insentif usaha Rp 67,7 triliun. Bendahara Negara tersebut menjelaskan realisasi anggaran penanganan kesehatan merupakan 92,3 persen dari alokasi Rp214,96 triliun, yang telah diserap antara lain untuk biaya perawatan 1,4 juta pasien Covid-19, serta insentif kepada 1,5 juta tenaga kesehatan pusat dan santunan kematian 571 tenaga kesehatan Untuk biaya perawatan pasien Covid-19 ini yang memang masih akan terus berubah karena masih akan ada audit," ucap dia. Ia melanjutkan realisasi perlindungan sosial mencapai 91,5 persen dari pagu Rp186,64 triliun yang telah diberikan antara lain dalam bentuk diskon listrik kepada 32,6 juta penerima, bantuan kuota internet untuk 66,6 juta penerima, dan pengentasan kemiskinan ekstrim kepada 1,16 juta penerima di 35 kabupaten prioritas. Untuk realisasi program prioritas merupakan 89,3 persen dari anggaran Rp 117,94 triliun, yang meliputi antara lain padat karya untuk 2,26 juta tenaga kerja dan fasilitas pinjaman daerah Rp 10 triliun melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Sementara, realisasi dukungan UMKM dan korporasi antara lain telah diberikan untuk penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 40,76 triliun dan imbal jasa penjaminan (IJP) untuk 2,45 juta UMKM dan 69 korporasi, sehingga mencapai 71,5 persen dari pagu Rp 162,4 triliun. Kemudian, Sri Mulyani menuturkan realisasi insentif usaha mencapai 107,7 persen dari alokasi Rp 62,83 triliun, yang antara lain telah diberikan dalam bentuk penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) badan manfaat untuk seluruh wajib pajak. "Insentif paling bagus penyerapannya, jadi ternyata dunia usaha lebih senang mendapatkan insentif karena lebih mudah dieksekusi dibanding dengan bantuan lainnya seperti bantuan UMKM dan korporasi atau bahkan program padat karya," tutupnya. (bbs/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: