Kacang Tunggak : Alternataif Kacang Kedelai yang Memiliki Segudang Manfaat
APAKAH Anda tau belakangan ini harga salah satu bahan pangan yang sangat populer di Indonesia sedang meningkat ? Bahan pangan itu adalah kacang kedelai. Dilansir dari data Kemendag pada awal bulan Februari, harga kedelai bahkan mencapai 11.240 per kg. Kenaikan harga tersebut sangat berdampak bagi para produsen makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti produsen tempe dan tahu. Bahkan, mereka sampai ingin melakukan mogok berjualan karena harga kedelai yang naik terus menerus. Sangat disayangkan, mendengar fakta bahwa yang beredar luas di masyarakat bahwa Indonesia, yang merupakan negara agararis, masih melakukan impor dengan jumlah yang masif untuk kacang kedelai. Pastinya akan timbul pertanyaan, mengapa Indonesia tidak berhenti mengimpor kedelai ?  Hal ini tentunya tidak lepas dari faktor para petani yang kurang tertarik untuk menanam kedelai. Alasan utamanya adalah harganya di pasaran yang selalu rendah di pasaran, bahkan ketika produksinya meningkat. Selain itu, terdapat perbedaan kualitas antara kedelai lokal dan impor. Masalah ini sudah sering terjadi, lalu bagaimana solusi dari permasalahan ini? Salah satu jawabannya adalah dengan mencari alternatif dari kedelai itu sendiri, yaitu kacang tunggak. Sebagian orang mungkin sudah familiar dengan kacang tunggak atau biasa disebut kacang telo. Kacang yang bernama ilmiah Vigna unguiculata L. Ini diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan kemudian menyebar luas di wilayah tropis dan subtropis. Kacang ini sudah sering dibudidayakan di daerah Afrika, Amerika Serikat bagian selatan, dan Asia. Secara morfologi, kacang tunggak mirip dengan kacang panjang dimana biji kacang tunggak berbentuk bulat panjang, berwarna merah tua, hitam, atau putih, dan mempunyai kelekukan di tengahnya. Pada zaman sekarang, produksi kacang tunggak terbesar di dunia berada di Nigeria dengan produksi sebesar 2 juta ton pada 2019. Sedangkan, di Indonesia sendiri produksi kacang tunggak masih belum terlalu tinggi tetapi memiliki peluang yang besar di pasaran, yaitu sekitar 1,5-2 ton/ha. Hal ini terjadi karena popularitas kacang tunggak masih kalah jauh apabila dibanding kan dengan kacang kedelai, kacang hijau, atau kacang merah. Di sisi lain, minat masayarakat Indonesia yang masih kurang. Jika diamati lebih lanjut, kacang tunggak memiliki kandungan gizi yang tinggi dan beragam dimana dalam 100 gram kacang tunggak mengandung mengandung 138 kalori, protein 10,7 g, karbohidrat 56,6 g, lemak 1,9 g, kalsium 481 mg, dan fosfor 399 mg. Protein yang tinggi dan dibarengi dengan kalori yang rendah ini membuat kacang tunggak memiliki potensi untuk menjadi salah satu sumber makanan ketika melakukan penurunan berat badan. Beberapa penelitian yang dilakukan pada kacang ini menguak fakta bahwa kacang tunggak memiliki kandungan serat, niasin, magnesium, mangan, dan vitamin K sehingga bisa mengendalikan diabetes dan menurunkan kolesterol jahat (LDL). Setelah mengetahui khasiat dari kacang tunggak, tentunya Anda bertanya-tanya bagaimana cara memasak kacang ini? Kacang ini sering diolah menjadi sayuran seperti pada gudeg atau sayur lodeh. Jika Anda ingin lebih mengkreasikannya, Anda tidak perlu khawatir sebab kacang tunggak bisa diolah dengan mudah, misalnya saja menjadi perkedel atau rempeyek. Kacang ini tentunya bisa juga menjadi salah satu alternatif olahan yang berbahan dasar kacang kedelai, seperti tahu dan tempe. Meski begitu, penggunaannya dirasa masih kurang familiar dengan lidah Indonesia yang sering memakan tahu dan tempe dari kedelai. Jika dilakukan pengolahan lebih lanjut, sudah banyak inovasi dari kacang tunggak yang dilakukan di Indonesia, contohnya tepung kacang tunggak. Tepung tersebut bisa digunakan menjadi bahan dari kukis atau olahan lain yang berbahan dasar tepung. Perlu diingat bagi Anda yang ingin mengonsumsi kacang ini tentunya jangan berlebihan dalam mengonsumsinya. Konsumsi berlebih pada kacang tunggak dapat mebuat tingginya asam urat dan ganguan dalam sistem pencernaan yang disebabkan oleh kandungan purin serta adanya tanin dan fitates yang tinggi. Selain bermanfaat pada kesehatan tubuh, kacang tunggak pun bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Penanaman kacang tunggak dapat membantu menekan pertumbuhan gulma, mencegah erosi, dan menambah bahan organik bagi tanah. Setelah mengetahui keberagaman nutrisi dan kemudahan dalam mengolahnya tentunya Anda ingin mencoba mengkreasikannya ,bukan? Yuk, mulai manfaatkan kacang tunggak agar bisa membantu negeri ini tidak ketergantungan impor kedelai! Di sisi lain, pemanfaatan kacang tunggak juga dapat membantu menekan biaya produksi dari para produsen makanan yang berbahan dasar kedelai. Sekarang sudah banyak penelitian dan inovasi yang terus menerus dilakukan pada kacang tunggak sehingga dapat membuat olahan dari kacang ini lebih mudah diterima oleh masayrakat luas. Penyebaran informasi dan edukasi mengenai kacang ini pun harus dilakukan agar kacang tunggak tidak kalah popularitasnya dibandingkan dengan kacang lain sehingga orang-orang akan semakin familiar dengan kacang tunggak. (*) * Ali Wangsa Jayakusuma Prodi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadajran (Unpad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: