Carob dan Kakao, Serupa Tapi Tak Sama
SIAPA yang tidak mengenal cokelat? sebuah produk olahan makanan yang sangat popular dan digemari oleh masyarakat, rasanya yang manis dan juga memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh menjadi salah satu daya tarik dari cokelat. Biji Kakao atau Theobrama Cacao ini akan diolah menjadi berbagai bentuk cokelat hingga mudah untuk dikonsumsi. Namun saat penggunaan biji kakao sebagai bahan utama pembuatan cokelat dapat digantikan fungsinya oleh tumbuhan lain yang mamiliki nama Carob. Carob atau Ceratonia siliqua merupakan tanaman yang memiliki buah yang menyerupai kacang polong namun berwarna coklat tua ini disebut sebut dapat menggantikan biji kakao dalam pembuatan coklat. Pohon carob ini pada awalnya ditanam oleh bangsa Yunani kuno dan mulai untuk dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan khususnya dalam bidang kesehatan. Baik daging maupun biji dari tumbuhan carob dapat dikonsumi, karna rasanya yang sudah manis secara natural mengkonsumsi carob secara mentah atau tanpa diolah terlebih dahulu juga dilakukan oleh banga Yunani kuno. Menurut seorang ahli kimia yang berasal dari Inggris, pada abad ke – 19 carob menjadi salah satu permen yang digunakan oleh penyanyi karena dengan mengunyah carob dapat meembantu untuk menjaga kesehatan pita suara. Pohon carob yang merupakan pohon khas mediterania ini memiliki kemampuan untuk tumbuh hingga mencapai 10 meter, pada umumnya pohon carob ini membutuhkan waktu sekitar 6 – 7 tahun hingga dapat memproduksi ratusan biji dan waktu panen dari carob ini dilakukan tepat pada saat berlangsungnya musim gugur. Carob termasuk kedalam bahan pangan fungsional yang memiliki beberapa keunggulan seperti kandungan lemak yang rendah, dan juga tinggi akan serat. Secara spesifik, bagian daging carob ini tersusun atas gula, polifenol seperti tanin ; flavonoid ; dan asam fenolik , kemudian ada mineral seperti K; Ca; Mg; Na; Cu; Fe ; Mn ; dan Zn. Sedangkan pada bagian biji mengandung protein, serat, folifenol, mineral, dan bebas akan gula. Carob yang memiliki kandungan serat yang lebih tinggi juga dibandingkan dengan biji kakao ini menjadikan pengkonsumsian carob dianggap lebih sehat jiga dibandingkan dengan mengkonsumsi biji kakao, selain ini carob juga tidak mengandung theobromine atau kaffein sama sekali. Sehingga biji carob unu dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang menggemari coklat namun memiliki alaergi terhadap kafein. Selain itu menurut tim peneliti dari Jerman biji carob juga memiliki kandungan antioksidan dan polifenol yang tinggi, seperti yang sudah kita ketahui bahwa kedua senyawa tersebut dapat membantu dalam mengurangi stress, sehingga hal ini memperkuat bahwa penggunaan carob dapat dijadikan sebagai pengganti pengguaan biji kakao. Pada masa ini pemanfaatan carob telah diterpakan dalam berbagai produk pangan seperti carob yang diubah menjadi bubuk atau biasa disebut dengan “carob powderâ€, bubuk carob ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai olahan makanan seperti pada saat rendah pembuatan kue yang dimana bubuk carob ini akan memberikan rasa manis pada olahan kue, bubuk carob ini dianggap lebih sehat jika dibandingkan dengan bubuk kako karena bubuk carob memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi dan juga kandungan lemak yang lebih rendah. Kemudian ada juga carob yang diolah menjadi produk permen, chips, dan juga tentunya diolah menjadi produk coklat. Namun untuk di Indonesia sendiri penggunaan carob masih terbilang kurang diketahui masyarakat umum, sehingga mengakibatkan carob masih sulit untuk ditemukan pada tempat berbelanja umum. Carob ini biasanya dapat dijumpai pada toko yang menjual makanan khusus kesehatan. (*) Penulis : Inessa Puteri Kireyna, Mahasiswi Teknologi Pangan, Universitas Padjajaran (Unpad).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: