Diet Vegan : Mirip dengan Diet Vegetarian, Apakah Aman Bagi Kesehatan?
ZAMAN sekarang, masyarakat di dunia memiliki kecenderungan untuk selalu tampil menarik. Jika ditinjau dalam pergaulan di lingkungan masyarakat, memang terbukti bahwa kebanyakan masyarakat lebih menyukai orang yang memiliki penampilan yang menarik dibandingkan orang yang memiliki penampilan biasa-biasa saja. Beberapa orang memperbaiki dirinya untuk terlihat menarik di depan orang-orang dengan melakukan berbagai tindakan seperti melakukan diet, perawatan wajah, olahraga, hingga tindakan ekstrem seperti melakukan operasi pada beberapa bagian tubuhnya. Melihat kata diet, tentunya kalian merasa tidak asing karena melakukan diet sudah menjadi hal yang umum di kalangan masyarakat. Diet adalah perilaku yang berusaha membatasi jumlah asupan makanan dan minuman yang jumlahnya diperhitungkan untuk tujuan tertentu. Diet dibagi ke dalam beberapa macam, seperti diet ketogenik, diet mayo, diet atkins, diet vegetarian, diet vegan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, diet vegetarian dan diet vegan menjadi salah satu metode diet yang sulit dibedakan karena perilaku dan nama yang hampir sama. Vegetarianisme merupakan pola hidup yang membatasi konsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti daging-dagingan dan memperbanyak mengonsumsi makanan dari sayuran dan hasil tumbuhan. Akan tetapi, vegetarianisme ini masih dibilang normal karena mereka terkadang masih mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti telur, keju, susu, mentega, ataupun yoghurt. Di luar sana, terdapat masyarakat yang melakukan metode diet dengan aturan lebih ketat dibanding diet vegetarian. Metode ini disebut dengan diet vegan. Vegan tentunya memiliki perbedaan dibandingkan vegetarian. Vegan lebih sering disebut sebagai gaya hidup karena mengacu ke segala aspek kehidupan seperti makanan yang dikonsumsi, pakaian yang dipakai, dan lain sebagainya. Kembali ke bidang pangan, seorang vegan tidak mengonsumsi apapun yang asalnya dari hewan, bahkan beberapa sumber mengatakan bahwa mereka terkadang memaksakan gaya hidupnya tersebut kepada orang-orang yang masih mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan, tak terkecuali vegetarian. Mereka menilai bahwa bahwa para hewan telah dieksploitasi dan harus diselamatkan dari tangan manusia. Akan tetapi, apakah melakukan diet vegan baik untuk kesehatan tubuh? Diet vegan memiliki tentunya memiliki sisi positif dan negatif dalam pelaksanaannya, tepatnya memiliki manfaat dan efek samping yang hampir sama dengan diet vegetarian. Diet vegan dinilai dapat menurunkan kadar gula darah, menurunkan resiko diabetes tipe 2, hingga mengurangi resiko penyakit jantung dan kanker. Akan tetapi, diet vegan yang berlebihan tentunya memiliki banyak dampak negatif, apalagi jika kita bicara tentang kesehatan. Tidak mengonsumsi apapun dari makanan hewani berpotensi menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi seperti zat besi, kalsium, vitamin D, dan defisiensi vitamin B12. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan anemia megaloblastik atau gangguan darah yang terjadi ketika jumlah sel darah merah yang sehat berjumlah lebih sedikit dari biasanya. Ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah, jaringan dan organ tidak mendapat cukup oksigen. Selain itu, vitamin B12 juga memiliki pengaruh terhadap kinerja saraf. Jika terus-menerus dilakukan, maka akan terjadi gangguan pada sistem saraf. Salah satu penyakit saraf adalah penyakit stroke. Melakukan diet sejatinya dapat dilakukan jika masih dalam batas sewajarnya. Oleh karena itu, diperlukan informasi dan pengetahuan mengenai program diet yang akan dilakukan. Diet yang ditujukan hanya untuk tren semata hanya akan berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh. Jika hanya ingin membatasi konsumsi makanan dari hewan, diet vegetarian adalah diet yang lebih tepat karena memiliki pantangan yang tidak terlalu ketat dan resiko negatif yang lebih kecil dibandingkan dengan diet vegan. Diet yang baik adalah membatasi jumlah asupan makanan dan minuman, tetapi harus dipastikan juga bahwa seluruh kebutuhan nutrisi dan zat gizi dalam tubuh kita telah terpenuhi. (*) Penulis : Muhammad Luthfi Mukhlisin, Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: