Hindari Kolesterol Jahat dengan Mengonsumsi Kacang Hijau

Hindari Kolesterol Jahat dengan Mengonsumsi Kacang Hijau

APAKAH kalian tahu bahwa kolesterol dapat berbahaya bagi tubuh?. Di dalam tubuh manusia, kolesterol terbagi menjadi kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Sesuai namanya, kolesterol baik memberikan banyak manfaat bagi tubuh, seperti membersihkan kelebihan kolesterol yang berbahaya, mencegah kerusakan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak, serta mencegah berbagai macam penyakit termasuk penyakit jantung dan stroke. Berbanding terbalik dengan kolesterol baik, kolesterol jahat justru dapat membahayakan tubuh jika kadarnya terlalu tinggi karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Dalam dunia medis, kondisi meningkatnya kolesterol jahat melebihi batas normal dinamakan hiperkolesterolemia. Keadaan ini ditandai oleh adanya peningkatan kadar lemak darah, salah satunya dengan peningkatan nilai kadar kolesterol menjadi 240 mg/dL (Goodman & Gilman 2008). Hiperkolesterolemia dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi, seperti makanan kaya lemak jenuh dan kolesterol (Goodman & Gilman 2008), sehingga menimbulkan resiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK) dan aterosklerosis (Arjatmo & Utama 2004). Faktor yang berpotensi dalam menurunkan kadar kolesterol salah satunya adalah mengurangi asupan lemak dan kolesterol. Makanan tentunya sangat berpengaruh terhadap kadar kolesterol karena memiliki kandungan lemak jenuh, lemak trans, karbohidrat, gula, dan kolesterol yang terdapat dalam makanan. Semakin tinggi konsumsi terhadap kandungan tersebut, maka kadar kolesterol juga berpotensi semakin meningkat. Para dokter dan ahli kesehatan menyarankan penderita kolesterol tinggi untuk mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan mengandung lemak nabati untuk mengontrol kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh. Kacang hijau merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang mengandung berbagai nutrisi dan vitamin untuk menunjang kesehatan. Nutrisi yang terkandung dalam 100 gram kacang hijau yaitu 7,02 gram protein, 19,15 gram karbohidrat (termasuk 2 gram gula), 7,60 gram serat, dan 4,3 gram isoflavon. Jenis serat yang terdapat dalam kacang hijau merupakan serat larut air yang mengikat lemak di dalam usus, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah sebanyak 5% atau lebih. Berdasarkan kandungan lemaknya, kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 26% asam lemak jenuh. Dilihat dari banyaknya riset yang telah dilakukan, tingginya kandungan gizi pada kacang hijau dapat memberikan manfaat pada kesehatan, salah satunya yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol jahat. Beberapa penelitian membuktikan bahwa mengonsumsi 130 gram kacang hijau membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah secara signifikan. Manfaat tersebut disebabkan karena adanya antioksidan tinggi pada kacang hijau yang membantu melawan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung. Selain memiliki sifat antioksidan, kacang hijau juga memiliki kandungan isoflavone yang baik untuk menurunkan kolesterol. Isoflavon merupakan salah satu jenis flavonoid yang terbukti dapat mengatur lipogenesis di hati. Isoflavon jenis genistein dan deidzein banyak terdapat dalam kacang-kacangan seperti kacang hijau dan kacang kedelai. Mekanisme penurunan kadar kolesterol oleh isoflavon yaitu dengan meningkatkan katabolisme sel lemak dalam pembentukan energi yang mengakibatkan turunnya kadar kolesterol total. Penelitian yang dilakukan oleh Mochtar IY et. al menyatakan bahwa asupan isoflavon sebanyak 2,5 atau 5 mg/kgBB pada kelinci jantan mampu menurunkan kadar kolesterol total sebanyak 19,7% dan 20,4%. Konsumsi kacang hijau secara rutin terbukti mampu membantu pengobatan kolesterol yang sedang dijalani atau pun mencegah kenaikan kolesterol jahat. Kadar kolesterol yang tinggi sangat berkaitan dengan risiko penyakit jantung. Perlu diingat bahwa makanan penurun kolesterol akan semakin efektif hasilnya jika dipadukan dengan beberapa perubahan gaya hidup, seperti berolahraga, berhenti merokok, membatasi konsumsi alkohol, serta menambah asupan suplemen sesuai anjuran dokter. Dengan begitu, risiko tinggi kolesterol pada anak, remaja, maupun orang dewasa dapat dihindari. (*) Penulis : Flora Nabita Tritasya, Mahasiswi Prodi Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: