Pemanfaatan Buah Bit Sebagai Pencegah Hipertensi dan Anemia

Pemanfaatan Buah Bit Sebagai Pencegah Hipertensi dan Anemia

SIAPA disini yang belum tahu apa itu buah bit? Buah bit yang dikenal sebagai buah berwarna merah keunguan merupakan tanaman berkategori umbi-umbian karena hanya memiliki batang berukuran kecil dan ditumbuhi akar-akar tunggang sehingga sangat menyerupai karakteristik umbi. Di Indonesia, buah bit banyak diproduksi pada tanah yang subur dan lembab seperti di dataran tinggi karena dapat tumbuh optimal pada lingkungan dengan pH 6-7 serta memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Buah bit memiliki ciri fisik berbentuk bulat dan berwarna merah keunguan yang mulai sering digunakan sebagai pewarna alami makanan seperti untuk kue, pasta, bahkan pewarna tambahan di kornet sapi. Warna merah keungungan pada buah bit berasal dari pigmen betalain, dimana pigmen tersebut merupakan gabungan dari pigmen ungu betacyanin dan pigmen kuning betaxanthin yang mengandung senyawa antioksidan sebagai pelindung sel tubuh agar tidak rusak oleh radikal bebas serta memberikan ketahanan terhadap dinding sel darah merah. Adanya kandungan antioksidan pada buah bit dapat menjadi salah satu pilihan untuk mencegah penyakit hipertensi maupun anemia. Hipertensi dan anemia merupakan jenis penyakit yang mengganggu sistem peredaran darah menjadi tidak seimbang. Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik maupun diastolik mengalami peningkatan hingga melebihi batas 140/90 mmHg akibat menjalani pola hidup yang tidak sehat seperti tingginya asupan natrium dan lemak, kebiasaan merokok, stress, dan obesitas. Konsumsi buah bit memiliki efektivitas yang cukup tinggi sebagai pencegah dan membantu tekanan darah kembali normal. Di dalam buah bit terdapat kandungan nitrat yang berkemampuan untuk menurunkan tekanan darah ketika terserap oleh pembuluh darah. Terserapnya nitrat akan membuat jumlah nitrat di dalam tubuh meningkat dan berubah menjadi nitrat monoksida untuk mengatur keseimbangan pembuluh darah hingga tekanan darah menjadi turun. Berbanding terbalik dengan hipertensi, penyakit anemia disebabkan oleh kurangnya sel darah merah dan hemoglobin sehingga tidak bisa melaksanakan fungsinya sebagai pembawa oksigen ke dalam jaringan maupun organ tubuh. Anemia menjadi permasalahan kesehatan terutama di negara berkembang seperti Indonesia karena masih kerap terjadi pada kalangan remaja dan ibu hamil. Seseorang dikatakan terjangkit anemia ketika jumlah hemoglobinnya kurang dari 12 gr/dL bagi wanita dewasa dan kurang dari 13 gr/dL bagi laki-laki dewasa. Rata-rata terjangkitnya penyakit anemia pada laki-laki lebih rendah, yaitu 18,4% dibanding perempuan yaitu sebesar 23,9% karena perempuan mengalami kondisi menstruasi, kehamilan, dan melahirkan. Ibu yang terkena anemia saat sedang hamil akan berdampak kepada ketersediaan zat besi untuk nutrisi di dalam tubuh bayi sehingga berisiko mengalami anemia pada usia dini serta menghambat pertumbuhan maupun perkembangan anak. Buah bit mengandung nutrisi zat besi, vitamin B12, vitamin E, senyawa antioksidan, dan tembaga dalam jumlah yang banyak sehingga dapat berperan dalam produksi dan memperkuat sel darah merah pada sumsum tulang, serta mempermudah penyerapan zat besi kompleks oleh organ-organ tubuh. Selain itu, di dalam buah bit terkandung vitamin C yang jumlahnya dua kali lipat lebih banyak dibanding jeruk. Dari beberapa penelitian mengatakan bahwa vitamin C akan membantu meningkatkan kemampuan penyerapan zat besi di lambung sebanyak 30% sehingga jumlah produksi sel darah merah semakin bertambah. Oleh karena itu, konsumsi buah bit dapat menjadi pilihan sebagai pencegah penyakit hipertensi dan anemia karena kandungan di dalamnya mampu mempengaruhi keseimbangan sel darah merah dan hemoglobin. (*) * Penulis : Farah Alfira Eryawan, Mahasiswi S1 Prodi Teknologi Pangan Universitas Padjajaran (Unpad).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: