Burger Plant-Based, Produk Inovasi Burger yang Diklaim Lebih Sehat, Benarkah?
SIAPA yang tidak suka burger? Selain praktis, rasanya yang enak dan mengenyangkan membuat sebagian orang memilih burger sebagai menu makan sehari-hari. Budaya konsumsi burger yang bermula dari Negeri Paman Sam telah menyebar ke ke berbagai penjuru dunia (bahas tentang globalisasi). Burger berbentuk seperti roti lapis, yakni roti tawar (loaf bread) yang diisi daging, selada, timun, keju, mayones dan saus tomat. Meskipun terdapat sayur dan daging, burger kerap digolongkan sebagai junk food (makanan sampah/tak sehat). Hal ini disebabkan kandungan kalori, lemak, gula dan garam pada burger sangat tinggi tetapi rendah serat. Setiap 100 gram burger biasa umumnya mengandung kalori 311 kkal, lemak 16,73 g, protein 16,51 g, karbohidrat 23,16 g, sodium 346 mg dan kalium 195 mg. Kandungan nutrisi burger tersebut berpotensi meningkatkan kolesterol dan tekanan darah serta berpotensi menyebabkan kerusakan organ jantung, hati hingga ginjal. Oleh karena itu, konsumsi burger berulang sebagai makanan pokok sehari-hari dapat merugikan kesehatan. Masyarakat dunia saat ini terus bergerak menuju gaya hidup yang lebih sehat. Oleh karena itu, industri makanan berinovasi mengikuti perkembangan dengan meluncurkan produk makanan yang lebih sehat, salah satunya adalah produk burger berbasis tanaman (plant-based burger). Perbedaan produk tersebut dibandingkan burger biasa terletak pada jenis daging yang digunakan. Daging pada burger biasa terbuat dari olahan daging cincang, sementara produk burger plant based menggunakan daging tiruan yang terbuat dari bahan protein nabati yang dimodifikasi, seperti gandum, jamur, serta kacang dan olahannya. Daging tiruan biasanya ditambahkan komponen lemak jenuh agar karakteristiknya menyerupai daging asli. Salah satu brand produk burger ternama di Indonesia ikut meluncurkan produk burger plant based. Seporsi burger plant based tersebut (290,2 g) mengandung 556 kkal, lemak 270,4 g, protein 23,6 g, karbohidrat 54,8 g dan sodium 1000 mg. Apabila dibandingkan dengan data burger biasa, dapat diketahui bahwa persentase kalori dan setiap nutrisi di antara keduanya berbeda. Kalori yang dihasilkan burger plant based lebih kecil tetapi kandungan sodium sangat tinggi daripada burger biasa. Oleh karena itu, produk burger plant based tidak bisa mutlak dianggap sehat untuk konsumsi sehari-hari. Konsumsi burger plant based tetap harus diatur seperti halnya burger biasa supaya tidak menimbulkan kerugian bagi kesehatan tubuh. (*) * Penulis : Aliyah Alfita Mahasiswi S1 Teknologi Pangan, Universitas Padjadjaran (Unpad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: