Plant-Based Meat, Tren Baru Makanan Sehat yang Kaya Manfaat
SEIRING berjalannya waktu, jenis makanan yang muncul kini semakin bervariasi, tidak terkecuali pada produk daging. Daging kini tidak hanya dapat diperoleh dari hewan, tetapi dapat diperoleh juga dari tumbuhan. Contohnya, hamburger yang dagingnya dibuat dari kedelai, nugget dan sosis yang juga dibuat dari berbagai macam sayuran, dan masih banyak lagi. Daging berbahan dasar tumbuhan kini menjadi sangat populer dan menjadi tren di beberapa wilayah, terutama di daerah Eropa dan Amerika Serikat. Tetapi, budaya makan yang berbeda di Indonesia membuat masyarakat merasa khawatir dan bertanya-tanya, “Apakah daging yang berbahan dasar tumbuhan itu sehat dan enak?†Jawabannya adalah, tentu saja sangat sehat dan juga enak. Daging berbahan dasar tumbuhan atau plant-based meat memiliki kandungan serat dan protein yang lebih tinggi dibanding daging hewan. Asupan serat yang tinggi dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara, usus besar, dan kanker organ pencernaan lainnya. Selain itu, kandungan kalori, lemak, dan kolesterol daging nabati ini lebih rendah dibanding daging hewan. Kandungan lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2. Sebuah studi pada tahun 2020 menyatakan bahwa orang yang makan setidaknya dua porsi daging nabati selama 8 minggu dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dibanding orang yang makan daging hewan dengan porsi dan durasi yang sama. Meski begitu, beberapa studi lain meyakini bahwa produk nabati seperti daging berbahan dasar tumbuhan ini memiliki kandungan natrium yang cukup tinggi. Pengaruh dari natrium yang tinggi ini akan berdampak pada tekanan darah yang meningkat serta memicu terjadinya stroke, sehingga tingkat konsumsi daging ini sebaiknya tidak berlebihan dan hanya dijadikan sebagai bagian dari diet sehat saja. Kandungan natrium yang tinggi ini merupakan hasil dari proses pengolahannya, dalam upaya untuk membuatnya lebih enak serta lebih stabil selama penyimpanan. Di Indonesia, beberapa produk daging berbahan dasar tumbuhan kini terus dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan rasa, tekstur, serta penampilan yang menyerupai daging asli. Salah satu produk yang kini telah beredar adalah Plant-based Whopper yang merupakan produk dari restoran ternama Burger King. Burger King berkolaborasi dengan Unilever Food Solutions (UFS) dalam pengembangan produk ini. Menurut Joy Tarigan yang merupakan Managing Director dari UFS, produk Plant-based Whopper ini telah dikembangkan dengan melibatkan food technologist dan juga chef sehingga produknya memiliki penampilan, rasa, dan tekstur yang sama seperti daging sapi, namun dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Selain itu, Starbucks juga menyediakan beberapa produk yang berkolaborasi dengan Green Butcher, sebuah perusahaan startup yang mengembangkan daging ayam dan daging sapi berbahan dasar tumbuhan. Produk ini juga telah beredar di pasaran Indonesia. Tren konsumsi daging nabati ini terus meningkat seiring dengan dimulainya gerakan hidup sehat dengan menjadi vegan, vegetarian, ataupun flexitarian. Sebuah survei yang dilakukan oleh fooddiversity.today juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia ingin mencicipi daging berbahan dasar tumbuhan. Sambutan yang positif ini didukung pula oleh pendapat berbagai masyarakat yang menyukai produk daging nabati ini setelah mencobanya. Selain itu, pengaruh dari artis dan influencer pun akan meningkatkan tren konsumsi daging nabati ini, seperti aktris Tara Basro dan penyanyi Dewi Gita yang secara terbuka mengumumkan bahwa mereka merupakan seorang vegetarian. Kehadiran daging berbahan dasar tumbuhan di Indonesia ini diharapkan tidak hanya menjadi tren semata, tetapi juga dapat menjadi bagian dari pola hidup sehat yang akan diterapkan masyarakat serta menjadi bagian dari gerakan peduli lingkungan. (*) * Penulis : Habil Muhammad Ghibran, Mahasiswa Prodi Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran (Unpad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: