Pemanfaatan Sistem Self Watering dalam Budidaya Tomat Ceri pada Greenhouse

Pemanfaatan Sistem Self Watering dalam Budidaya Tomat Ceri pada Greenhouse

TOMAT (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu jenis tomat yang popular dan banyak dikonsumsi sebagai buah segar, yaitu tomat ceri. Tomat ceri memiliki ukuran yang lebih kecil, tekstur yang lebih lunak, serta rasa yang lebih manis jika dibandingkan dengan tomat biasa. Berdasarkan data yang ada di Badan Pusat Statistik, produksi tomat ceri memiliki peningkatan setiap tahunnya. Produksi tomat ceri di Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 1.020.333, tahun 2020 sebanyak 1.084.993, serta mencapai angka 1.114.399 pada tahun 2021. Tingginya angka produksi tomat ceri juga didukung oleh proses budidayanya yang tergolong mudah. Budidaya tomat ceri dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari penanaman secara tradisional hingga budidaya dengan memanfaatkan teknologi hidroponik di dalam rumah kaca atau greenhouse. Tomat ceri dikenal akan kandungan senyawa antioksidannya yang cukup tinggi, salah satunya adalah karotenoid. Karotenoid merupakan senyawa antioksidan yang berperan dalam regulasi pertumbuhan sel dan melindungi tubuh dari radikal bebas. Senyawa karotenoid yang dominan dalam tomat ceri adalah pigmen warna merah atau likopen. Likopen berbentuk senyawa hidrokarbon yang tidak jenuh dengan sebelas ikatan rangkap terkonjugasi dan dua ikatan rangkap tidak terkonjugasi. Antioksidan lain yang banyak terkandung dalam tomat ceri, yaitu vitamin C sehingga konsumsi tomat ceri secara rutin dapat mencegah berbagai macam penyakit, seperti sariawan, radang, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C. Selain kaya akan senyawa antioksidan, menurut Ambarwati (2009), tomat ceri juga mengandung berbagai nutrisi yang baik, seperti karbohidrat, protein, senyawa flavonoid, fosfat, kalium, dan lain-lain. Nutrisi yang terkandung di dalam tomat ceri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pemberian nutrisi, air, intensitas cahaya matahari, media tanam, dan lain-lain. Budidaya tomat ceri di dalam greenhouse dengan sistem hidroponik akan berbeda dengan budidaya tomat ceri dengan sistem konvensional. Hal ini disebabkan karena produksi tomat ceri dengan sistem hidroponik sangat bergantung dengan media tanam, nutrisi, serta stimulan yang digunakan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman. Kumar & Saini (2020) menyatakan bahwa hasil panen dari tanaman yang dibudidaya dengan hidroponik memiliki kadar vitamin C, vitamin E, dan total senyawa polifenol yang lebih tinggi. Sistem budidaya autopot dan smart watering pada tanaman hidroponik mendukung penyerapan nutrisi tanaman dengan baik karena air dan nutrisi yang diberikan langsung ke akar tanaman, serta dapat membantu mengontrol pemberian air dan pupuk sesuai dengan jumlah nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Pemberian air dan nutrisi yang lebih efisien sehingga dapat meningkatkan produktivitas tomat ceri di dalam greenhouse. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sistem autopot, smart watering 1, dan smart watering 3 menunjukan bahwa kadar protein pada tomat ceri paling banyak ditemukan pada tomat ceri merah yang dibudidaya dengan sistem autopot. Sementara itu, kadar karotenoid total yang paling tinggi terdapat pada tomat ceri merah yang dibudaya dengan sistem smart watering 3. Kadar vitamin C paling banyak ditemukan pada tomat ceri kuning yang dibudidaya dengan sistem smart watering 3. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan menunjukan bahwa sistem smart watering 3 dan autopot menghasilkan tomat ceri dengan nutrisi yang paling tinggi di antara sistem self watering lainnya. Adanya perbedaan pada kadar nutrisi tomat ceri yang dibudidaya dengan ketiga sistem self watering pada greenhouse Universitas Padjajaran Jatinangor dapat dipengaruhi oleh perbedaan media tanam dan substrat yang digunakan selama proses budidaya. (*)   Referensi: Ambarwati, E. (2009). Perakitan tomat berproduksi tinggi untuk dataran tinggi. Program Studi Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Badan Pusat Statistik. (2020). Produksi Tanaman Sayuran 2020. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Kumar, P., & Saini, S. (2020). Nutrients for Hydroponic Systems in Fruit Crops. In S. S.  Solankey, S. Akhtar, A. I. L.  Maldonado, H. Rodriguez-Fuentes, J. A. V.  Contreras, & J. M. M.  Reyes (Eds.), Urban Horticulture - Necessity of the Future. IntechOpen.   * Penulis : Putri Armelia (Mahasiswi Teknologi Pangan 2018 Universitas Padjadjaran)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: