Guru Figur Sentral dalam Pendidikan
Oleh: Ilhak Wiliam GURU adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu tidak mesti di lembaga pendidikan formal tapi juga non formal bahkan di rumah, dan sebagainya. Hakikat guru merupakan pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Guru dalam Bahasa Jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid dan bahkan masyarakatnya. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh semua murid. Sebagai guru harus ditiru, artinya seorang guru harus menjadi suri tauladan (panutan) bagi semua muridnya. Akan tetapi banyak kita lihat guru yang tidak memiliki kepribadian yang baik, bahkan menjadi pendidik yang tidak menjadi contoh yang baik bagi para muridnya. Sehingga para murid tidak memilki panutan yang harus yang harus dicontoh dalam lingkungan pendidikan yang sedang mereka jalani. Guru harus memiliki komitmen dalam segala hal, karena jika tidak, niscaya akan melenceng dari semestinya "GuRu" (digugu dan ditiru). "Seorang pendidik hanya dapat memberikan kepada anak didiknya apa-apa yang di punyainya" (Purwanto : 2004). Pendapat ituu menjelaskan bahwa jika seorang pendidik atau guru itu sendiri sering berbuat sesuatu yang tidak baik atau salah terhadap siswanya maka akan sia-sia semua apa yang telah ia berikan kepada siswanya itu. Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai serta membangun karakter peserta didik secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Tetapi juga senantiasa berperan sebagai Model dalam Pembelajaran. Karena guru mempunyai tugas dan kewajiban, tidak hanya mengajar, mendidik dan membimbing siswa tetapi patut menjadi panutan dalam dunia pendidikan. Jadi idealnya, guru harus selalu menjadi garda terdepan dalam melakukan kebaikan secara berulang--ulang, seiring waktu siswa akan terbiasa akan hal itu. Karena anak-anak selalu melihat dan mencontoh apa yang dilakukan seorang gurunya. Tetapi jika hanya mendengarkan saja pasti yang didengarnya itu akan terlintas sesaat kemudian akan hilang oleh perbuatan guru lainnya. Perilaku atau sikap guru akan memberikan warna tersendiri terhadap watak siswanya kedepan. Yaitu teladan yang ditunjukan oleh seorang guru akan lebih mudah dan cepat diserap atau melekat dalam perilaku siswa didiknya dibandingkan dengan materi mata pelajaran yang disampaikannya. Untuk itu, menjadi seorang guru harus bisa dijadikan teladan oleh semua siswa didiknya, mengetahui dan memahami tugas-tugas seorang guru yang baik dan teladan bukan hanya memberikan materi mata pelajaran saja tetapi juga harus memberikan contoh perilaku yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan akhlak dan perilaku siswa didiknya, secara tidak langsung dalam hal ini posisi guru menjadi terhormat, apalagi siswa sekolah menengah pertama yang sedang labil mencari jati diri, mereka butuh contoh kongkrit dan dan figur yang bisa jadi idola pada pembentukan karakter siswa. Dengan demikian seorang guru dituntut mempunyai akhlak yang terpuji, bersih lahir maupun bathin, mengingat sosok guru cenderung ditiru oleh para muridnya. Jadi jika anda hanya bisa mengajar tanpa memberi pelajaran budi pekerti serta akhlakul karimah. Saya rasa anda belum bisa mencap diri anda sebagai seorang guru yang akan di gugu dan ditiru oleh para muridnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: