Perempuan Diminta Aktif Perangi Kekerasan di Dunia Pendidikan
JAKARTA - Kekerasan di dunia pendidikan baik di sekolah maupun di perguruan tinggi masih kerap terjadi. Perempuan sering kali menjadi korban meski tak jarang kekerasan menimpa kaum laki-laki. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak perempuan lebih berani bicara demi memerangi maraknya kekerasan di lingkungan pendidikan. Karena selama ini banyak korban yang tidak berani melaporkan apa yang dialaminya dan yang mengetahuinya pun tidak berani berbicara melaporkan apa yang terjadi pada korban. "Salah satu penyebab dari kekerasan yang terus berlangsung ini karena mereka merasa tidak ada ruang aman untuk bicara. Dan ada ketakutan bahwa mereka justru akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan lebih dari apa yang sudah mereka alami sebelumnya," ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, Kamis (10/3). Mak dari itu, Suharti mengajak supaya perempuan aktif melawan kekerasan di dunia pendidikan dengan berani berbicara, baik bagi korban maupun mereka yang melihat terjadi kekerasan ini. "Jika kita semua berani bantu, jika kita semua berani bicara, kami yakin kita bisa menghapus Tiga Dosa Besar Pendidikan (perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi) sehingga tidak ada lagi yang mengalami kekerasan," ucapnya. Suharti juga berpesan untuk selalu ingat bahwa semua perempuan berharga, semua berhak belajar dengan merdeka, dan semua berhak untuk meraih cita-cita di dunia pendidikan. "Mari kita terus bergotong royong menciptakan ruang aman, memerangi Tiga Dosa Besar Pendidikan, dan tentunya bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar," ajaknya. (bbs/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: