Pembinaan Renang di Sekolah Sebagai Kompetensi Guru PJOK

Pembinaan Renang di Sekolah Sebagai Kompetensi Guru PJOK

Oleh: Dr. Ruslan Abdul Gani, M.Pd (Dosen Universitas Singaperbangsa Karawang) RENANG merupakan salah satu cabang olahraga yang populer di Indonesia, hampir setiap daerah memiliki fasilitas kolam renang yang memiliki standar nasional sehingga olahraga renang ini cepat berkembang di masyarakat. Olahraga renang banyak memiliki manfaat yang sangat besar bagi anak-anak dan orang dewasa, apabila rutin melakukan renang yaitu dapat meningkatkan sistem cardiovaskuler, menguatkan otot dan terlihat lebih atletis. Renang salah satu ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah yang wajib diajarkan pada siswa, dengan siswa mampu berenang maka akan dapat mempertahankan dirinya di air dengan tidak panik dan akan terhindar dari tenggelam, karena pada dasarnya pembelajaran renang di sekolah mengajarkan anak untuk dapat mempertahankan diri di air dengan tidak panik dan tentunya mampu berenang dengan teknik gaya renang yang sesuai dengan teknik renangnya masing-masing. Pembelajaran renang di sekolah harus dilaksanakan dengan serius, agar para siswa betul-betul merasakan dampak dari hasil pembelajaran yang diajarkan oleh gurunya, dan setiap mengajar harus melihat kemampuan awal anak terlebih dahulu supaya dapat memberikan perlakuan yang berbeda tiap siswanya jangan disamaratakan kemampuannya, tiap siswa memiliki kemampuan motorik anak yang berbeda. Perbedaaan motorik ini dipengaruhi oleh genetik dari orang tuanya, lingkungan dan nutrisi yang diberikan pada siswa, ini yang harus dipahami oleh guru supaya semua siswa dapat menerima pembelajaran yang guru berikan. Guru harus membuat program pembelajaran yang terencana dan terdata tiap siswanya agar diketahui perkembangan kemampuan di tiap pertemuannya, ini sebagai bukti laporan kepada wali murid dan kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan dan keputusan pada jenjang pendidikan masing-masing tingkatan yaitu SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA dan juga kepada orang tua/wali siswa. Tingkatan program berenang pada tiap jenjang sekolah seharusnya berbeda misalnya pada tingkatan siswa SD kelas bawah antara kelas 1-3 yang harus diajarkan adalah gerak dasar renang yaitu bernafas, mengapung dan meluncur tanpa gerakan kaki, untuk siswa kelas 4-6 diajarkan gerak dasar lanjutan yaitu dengan adanya gabungan gerakan antara bernafas, mengapung dan meluncur dengan disertai gerakan kaki naik turun (fluter kick) dan diajarkan teknik berenang gaya bebas dari mulai posisi badan, gerakan tungkai kaki, lengan, nafas dan koordinasi serta timming. Timming penting sekali dalam berenang supaya mendapatkan laju renangan yang efektif dan efisien karena dengan timming ini saat melakukan koordinasi gerakan tidak kesulitan antara mengayuh lengan, menggerakan kaki dan mengambil nafas. Untuk Jenjang tingkatan SMP yang diajarkan adalah teknik dasar renang 4 gaya yaitu gaya bebas, gaya punggung, gaya kupu-kupu dan gaya dada. Usia SMP ini harus sudah diajarkan 4 teknik gaya ini supaya memiliki keterampilan renang yang sempurna. Untuk tingkatan siswa SMA sudah mengarah pada spesialisasi renang pada 4 gaya tersebut, jadi siswa SMA harus sudah mahir dalam melakukan renang 4 gaya tersebut (gaya bebas, gaya punggung, gaya kupu-kupu dan gaya dada). Inilah tingkatan berenang pada tiap jenjangnya yang harus dibuat programnya oleh guru dalam mengajar renang di tiap jenjang sekolahnya, agar adanya perbedaaan perlakuan. Siswa akan tertarik karena diajarkan dengan pembelajaran renang yang baru di tiap jenjang sekolah. Fakta di lapangan tidak adanya program pembelajaran yang terencana dan terdata serta pembelajaran renang yang diberikan sama di tiap jenjang sekolahnya, siswa menjadi bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti. Pemilihan metode, pendekatan dan startegi serta media pembelajaran dalam mengajar renang juga perlu diperhatikan supaya siswa juga senang dalam melakukan apa yang guru perintahkan. Siswa akan mengikuti pembelajaran dengan senang dan tertarik apabila metode yang kita berikan tepat sesuai dengan karakteristik siswanya, guru harus banyak memberikan variasi-variasi pembelajaran dan adanya reward yang diberikan kepada siswa itu kunci agar pembelajaran yang kita berikan tercapai sesuai targetan kurikulum di sekolah. Harus adanya pemahaman bersama pada guru PJOK di tiap jenjang pendidikannya, melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PJOK bersama dan Musyawarah Kepala Sekolah di tiap jenjang pendidikan untuk membahas program pembelajaran renang dengan didampingi atau berkolaborasi ahli renang supaya program pembelajaran renang di sekolah berjalan sesuai dengan kurikulum, silabus dan RPP. Saya yakin dengan adanya program pembelajaran renang yang jelas, terprogram, terdata para kepala sekolah dan orang tua siswa akan mendukung pada proses pembelajaran renang di sekolah. Adanya Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (KOSN) akan menjadi barometer keberhasilan program pembelajaran renang di sekolah bagi guru PJOK, jadi ini akan menjadi kompetisi yang positif antar Guru PJOK dalam meningkatkan pretasi siswanya. Guru PJOK harus dibekali juga dengan kemampuan tambahan yaitu mengetahui prinsip-prinsip pelatihan renang agar dapat menciptakan siswa berprestasi dalam olahraga renang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: