Angka Kasus Covid-19 Harian di Singapura Tembus Rekor Tertinggi
SINGAPURA kian waswas. Negaranya makin kacau oleh lonjakan kasus covid-19. Sebelumnya Singapura hanya mencatat 6 kasus per hari. Sekarang, lonjakannya sudah 1.500 kasus per hari. Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, membeberkan sebab meningkatnya kasus baru covid-19 di Singapura dan Australia. Harapannya, Indonesia bisa belajar dari apa yang terjadi di dua negara itu. “Memang dengan penurunan kasus, di negara manapun, maka pelonggaran memang dapat dilakukan. Tapi itu dilakukan dengan beberapa syarat,†tutur Tjandra, Sabtu (25/9). Syarat tersebut di antaranya adalah pelonggaran PPKM dilakukan secara bertahap, berhati-hati, dan dipantau ketat dengan tes yang memadai. Itu termasuk whole genome sequencing untuk mendeteksi varian baru. Yang perlu digarisbawahi, jika ada peningkatan, maka bentuk pelonggaran perlu ditinjau kembali. Contoh rilnya bisa berkaca dari Singapura dan Australia. Dua negara yang sejatinya sudah mencatatkan kasus harian yang melandai. Analisis Tjandra tak sembarangan. Pengalamannya saat menjabat Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 dibuka semua. Dari analisisnya, kenaikan kasus tersebut pada Singapura dan Australia muncul setelah penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilonggarkan. “Negara-negara tersebut mulai mempertimbangkan bagaimana bentuk pelonggaran lockdown,†ujar dia. Datanya pun ada. Singapura misalnya. Pada 10 Juli 2021, penambahan kasus covid-19 baru hanya tercatat enam orang. Rata-rata tujuh hariannya bahkan hanya 11 orang. Tapi, pada Kamis, 23 September 2021, kasus baru sudah naik menjadi sebanyak 1.504 orang. Yang bikin waswas, itu merupakan angka covid-19 harian tertinggi di Singapura sejak awal pandemi. Vaksinasi yang gencar disebut tak menjadi jaminan menghentikan penyebaran. Dan Singapura sudah memerlihatkan itu. “Dari segi vaksinasi, 82 persen warga Singapura sudah disuntik secara lengkap atau dua kali,†kata Tjandra. Australia tak jauh beda dengan Singapura. Pada 11 Juni, kasus barunya hanya 3 orang, dengan rata-rata tujuh hari sebanyak 11 orang yang terinfeksi. Pada 11 September, kasus baru naik menjadi 2.032 orang, lalu turun menjadi 1.609 orang pada 21 September. Per 22 September, sebanyak 39,5 persen warga Negeri Kanguru itu pun sudah divaksin lengkap dua dosis. Target dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah setiap negara dapat memvaksinasi setidaknya 40 persen penduduknya pada akhir tahun ini. (genpi/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: