Pemerintah Singapura Ingatkan Warganya Hati-hati Terhadap Ceramah UAS, Begini Alasannya....

Pemerintah Singapura Ingatkan Warganya Hati-hati Terhadap Ceramah UAS, Begini Alasannya....

PENOLAKAN UAS ke Singapura berbuntut panjang. Setelah didemo para pendukung UAS di Indonesia, Pemerintah Singapura mengingatkan masyarakatnya untuk berhati-hati dengan ceramah pendakwah asing yang berpotensi memecah belah dan memicu konflik. Di antara pendakwah asing yang telah masuk radar pemantauan pihaknya yaitu Ustadz Abdul Somad Batubara atau disebut UAS. UAS berada di radar pemantauan otoritas Singapura selama beberapa waktu. Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K. Shanmugam menuding ceramah UAS memacah belah dan tidak bisa diterima di Singapura. "Bahasanya, retorikanya, seperti yang Anda lihat, sangat memecah belah sama sekali tidak dapat diterima di Singapura,â€ katanya. “Kerukunan ras, agama, kami menganggap (ini) mendasar bagi masyarakat kami dan sebagian besar warga Singapura menerima itu,â€ timpalnya. Shanmugam juga mengatakan Pemerintah Singapura mencatat statemen UAS terkait operasi kesyahidan yang sah. Mereka juga mencatat bahwa UAS telah membuat pernyataan yang sangat menghina dan merendahkan tentang Kekristenan, dengan mengatakan “roh-roh kafirâ€ hidup di salib. “Somad juga telah melabeli bahwa non-Muslim tidak boleh menerima non-Muslim sebagai pemimpin mereka, dengan mengatakan non-Muslim dapat berkonspirasi untuk menindas Muslim dan "menggorok leher mereka,â€ jelas Shanmugam dikutip Disway.id dari straitstimes.com. Shanmugam mengungkapkan ada sejumlah orang terpengaruh dengan ceramah UAS dan telah diselidiki pihak berwenang Singapura yaitu terpengaruh paham radikalisasi usai menonton video dan mengikuti khotbahnya. Sayang tidak disebutkan judul video yang dimaksud, termasuk kapan khutbah yang disampaikan UAS. Shanmugam menyebut di antara mereka adalah seorang anak berusia 17 tahun yang ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri pada Januari 2020 lalu. Remaja itu telah menonton ceramah YouTube Somad tentang bom bunuh diri, dan mulai percaya bahwa pelaku bom bunuh diri adalah martir. “Khotbah Somad memiliki konsekuensi dunia nyata,â€ terang Shanmugam. Shanmugam juga mengutip contoh-contoh terbaru dari pernyataan pendukung Somad telah diposting online sejak pengkhotbah itu ditolak masuk ke Singapura minggu lalu. Ditambahkan Shanmugam, pendukung UAS telah membuat komentar yang menyerukan agar Singapura dibom dan dihancurkan, sayangnya pernyataan itu segera dihapus oleh perusahaan induk Facebook Meta. Pesan itu bernada ancaman. “Kami akan mengirim pasukan pembela Islam untuk menyerang negara Anda seperti 9/11 di New York 2001, dan Kami juga akan mengusir warga Singapura yang berpura-pura transit dan tinggal di Indonesiaâ€. Komentar lain menyatakan: “Negara kecil, namun sangat arogan, hanya dengan satu rudal dan Anda selesai.â€ UAS ditolak di perbatasan Singapura pada 16 Mei 2022 atas apa yang menurut Shanmugam sebagai kebijakan Pemerintah Singapura. Ajaran ekstremis dan segregasionisnya, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multiras dan multiagama Singapura. Setelah Somad memublikasikan penolakannya untuk masuk, para pendukung onlinenya mem-spam halaman media sosial Presiden Halimah Yacob, Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan beberapa pejabat dan lembaga politik lainnya, meninggalkan tagar seperti #SaveUstadzAbdulSomad. UAS telah melakukan perjalanan ke Singapura dari Batam dengan 7 orang lainnya, tetapi dibawa ke kapal kembali ke pulau Indonesia setelah diwawancarai oleh petugas imigrasi di Terminal Feri Tanah Merah. Jumat 20 Mei 2022, para pendukung UAS juga berkumpul di luar kedutaan Singapura di Jakarta dan konsulat jenderal Singapura di Medan untuk memprotes dan menyerukan permintaan maaf Singapura. Shanmugam mencatat popularitas Somad di Indonesia dengan 6,5 juta pengikut di Instagram, 2,7 juta pelanggan di YouTube dan lebih dari 700.000 pengikut di Facebook. “Dalam perspektif saya sendiri, penolakan itu telah memberinya publisitas,â€ kata Shanmugam. “Dia memanfaatkan publisitas secara maksimal dan dia sekarang, dalam pandangan saya, terlibat dalam lebih banyak aksi publisitas. Dia mengatakan bahwa dia akan mencoba memasuki Singapura lagi,â€ pungkasnya. Perhatian! Sebuah kamera dipasang dalam kuburan dengan mayat! Alasan UAS dalam video YouTube yang diunggah pada Rabu lalu, bahwa Singapura adalah “Tanah Melayuâ€ dan bagian dari Riau, serta “Kerajaan Melayu Temasekâ€. “Oleh karena itu, kedaulatan kami tidak relevan. Kami bukan negara yang terpisah dari sudut pandangnya,â€ kata Shanmugam. “Banyak pendukungnya, sebagian besar di Indonesia, merasa gusar. Mereka mengatakan Singapura'tidak menghormati Muslim dan cendekiawan Islam,â€ imbuhnya. Ia juga mencatat bahwa tempat-tempat lain juga telah menolak masuknya UAS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Hong Kong, Timor Leste, Inggris, Jerman dan Swiss. “Saya bertanya-tanya apakah pendukung Somad juga mengancam China, karena dia ditolak masuk ke Hong Kong, dan mengancam negara-negara Eropa lainnya. Atau hanya Singapura yang mendapat perhatian khusus dan mereka cukup berani untuk mengancam Singapura, tetapi bukan Singapura. yang lain?â€ tanya Shanmugam. “Mayoritas warga Singapura, semua ras dan agama, mendukung keputusan untuk menolak UAS masuk. Mereka tahu bahwa di Singapura, semua agama diperlakukan sama, atas dasar yang sama,â€ pungkasnya. (disway.id/red)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: