2 Negara Ini Ogah Stop Penggunaan Batu Bara
CHINA dan India kabarnya menolak dihentikannya pembangkit listrik tenaga batu bara. Padahal, kedua negara ini tengah berhadapan dengan polusi asap batu bara yang mengancam kesehatan warga. Dalam Konferensi Perubahan Iklim (COP26), Indonesia dan 22 negara lain sepakat untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap. Namun, deklarasi itu gagal mengikutsertakan China dan India sebagai negara penyumbang banyak emisi gas rumah kaca dunia. China dan India merupakan dua negara yang akhir-akhir ini diberitakan mengalami polusi udara yang kian parah. Bahkan, kedua negara ini harus menutup sekolah dan kantor akibat polusi. Menurut Badan Ramalan Cuaca China, kabut asap menyelimuti daerah utara China pada Jumat (5/11). Akibat kabut ini, jarak pandang di beberapa daerah berkurang hingga di bawah 200 meter. Dikutip dari AFP, beberapa jalan raya di Kota Shanghai, Tianjin, dan Harbin ditutup pada Jumat (5/11) karena kurangnya jarak pandang, Tak hanya itu, stasiun pemantau polusi udara mendeteksi level polusi di Beijing mencapai tahap ‘sangat tidak sehat’ bagi populasi wilayah itu. Udara Beijing mengandung partikel polutan, yakni PM 2,5 hingga 220 kala itu. Padahal, partikel ini hanya boleh ada pada angka 15. India juga mengalami peristiwa yang hampir mirip dengan China. India memutuskan untuk menutup sekolah di New Delhi selama sepekan dan berencana menerapkan lockdown untuk melindungi warganya dari polusi asap yang kian parah beberapa hari belakangan. “Sekolah akan ditutup agar anak-anak tak harus menghirup udara berpolusi,†ujar Menteri Kepala New Delhi, Arvind Kejriwal, Sabtu (13/11). AFP melaporkan bahwa saat ini New Delhi menempati posisi pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia akibat kegiatan pabrik, emisi kendaraan, hingga kebakaran lahan. Tak hanya itu, Mahkamah Agung India bahkan mendesak pemerintahan membatasi kegiatan masyarakat di luar ruangan, termasuk menerapkan aturan bekerja dari rumah. Desakan itu muncul setelah pemerintah New Delhi diminta bersiap mengatasi kondisi polusi asap yang memburuk sejak awal November ini. “Kami mengarahkan pemerintah pusat dan negara bagian wilayah ibu kota nasional untuk memberlakukan aturan kerja dari rumah sementara waktu,†kata Ketua Mahkamah Agung N.V. Ramana pada Senin (15/11). Tak hanya mengganggu aktivitas, polusi udara yang terjadi di negara-negara ini dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang tinggal di sana. Sebuah studi dari University College London (UCL) menemukan bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko kebutaan yang tidak dapat disembuhkan. (bbs/rc/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: