Simak, Ini 3 Tips Belajar Virtual Menyenangkan bagi Anak
SEMENJAK pandemi, tantangan proses belajar dan mengajar di sekolah sempat terputus karena demi mencegah penularan virus Covid-19. Akibatnya anak kehilangan sebagian unsur sosialnya. Sebuah survei yang dilakukan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) tahun lalu menunjukkan bahwa sekitar 76,7 persen siswa mengaku tidak senang dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan 81,8 persen mengaku proses tersebut menekankan pada pemberian tugas, bukan pada diskusi. Bagi anak yang masih melakukan pembelajaran secara daring, ada tips dan triknya bagi para orang tua. Psikolog anak dan remaja dari PION Clinician, Katarina Ira Puspita menilai di masa pandemi ini sistem pembelajaran jarak jauh punya struktur yang kurang jelas dibandingkan di kelas formal. Tidak semua keluarga punya area belajar khusus, sehingga anak bisa belajar di mana saja dan sulit menghindari distraksi dari lingkungan sekitar. “Hal ini akan mempengaruhi fokus dan konsentrasi serta performa belajar anakâ€, jelasnya secara daring bersama Zenius dan Zeniusland baru-baru ini. Menurutnya, absennya elemen sosial membuat proses belajar menjadi kurang menyenangkan. Anak sulit untuk bertanya langsung jika ada hal yang kurang dipahami, karena tidak semua orangtua bisa mendampingi. “Sekolah seringkali jadi identik dengan tugas sehingga anak lebih jenuh dan tidak termotivasi,†jelasnya. Lalu bagaimana agar belajar secara virtual tetap menyenangkan? Founder dan Chief Education Officer Zenius, Sabda PS menjelaskan berbagai trik dengan pengalaman yang fun dalam merancang materi yang diberikan. 1. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan Terutama untuk anak usia 7 hingga 12 tahun akan bisa belajar bahasa, matematika, dan bidang lainnya berdasarkan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) secara interaktif dan menyenangkan. Belajar untuk mencapai target orang tua atau sekolah memang tidak salah, namun motivasi eksternal seperti itu akan lekas menguap begitu target tersebut tercapai. Sehingga, dibutuhkan pengalaman yang memicu emosi positif agar materi mudah dipahami selama mungkin. “Orang tua dan guru perlu menciptakan suasana menyenangkan dan membangun emosi positif anak dalam hal belajar,†kata Sabda. 2. Belajar Harus Variasi Ini bisa dilakukan dengan memvariasikan kegiatan dalam proses belajar setiap harinya seperti menyelingi penjelasan materi dengan kegiatan. Selain itu, berilah anak kesempatan untuk memilih pelajarannya agar mereka semakin semangat. Upayakan agar anak bisa praktek langsung dengan memberikan project yang memicu kreativitasnya. 3. Gunakan Media Interaktif Terakhir, penggunaan media interaktif seperti video atau permainan bisa membuat anak lebih senang dan mau terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga bisa fokus menumbuhkan motivasi internal anak dalam belajar. Materi yang disajikan tidak monoton, melainkan berupa video interaktif yang disajikan dalam bentuk cerita, dan menunjukkan aplikasi nyata berbagai materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. “Agar proses belajar dan mengajar tetap menyenangkan, orang tua dan guru bisa memanfaatkan berbagai platform teknologi yang ada,†katanya. Bisa dengan web series lucu, menghibur, sekaligus mendidik seperti Cerita Tiga Sekawan untuk menambah semangat eksplorasi belajar anak. Sehingga untuk menjadi cerdas, lebih dari sekadar tahu. “Cerdas di sini berarti memiliki keterampilan dasar (fundamental skills) yang baik, mulai dari matematika dasar, membaca, dan penalaran ilmiah. Ketika orang sudah memiliki kecintaan belajar sejak kecil, mereka akan memiliki kemampuan untuk menyerap konsep pembelajaran dengan mudah,†katanya. (bbs/js/rc/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: