Dijuliki Raja Tawuran, Katak Bhizer Kebal Bacok saat Tawuran, Simak Kisahnya
KATAK Bhizer yang dijuluki raja tawuran dikenal kebal bacok. Ilmu itu, didapat karena pencarian spiritual. Katak Bhizer yang dikenal kebal bacok, belakangan ini kerap menjadi perbincangan setelah kontennya di TikTok viral. Semasa dia sekolah di kawasan Serpong, Tangerang, Katak Bhizer mengaku seringkali melakukan tawuran. Bahkan dengan senjata tajam. Itulah yang menjadi alasan dia memiliki ilmu kebal bacok. Dia mengungkapkan, motivasi melakukan tawuran sebenarnya tidak ada kejelasan. Juga kerap kali tidak ada pemicu yang jelas. “Waktu kelas 1 kalah terus kalau tawuran. Tapi ada paksaan dari abang kelas ‘lo harus menang’,†katanya. Bahkan dalam satu momen tawuran, dia mengaku pernah membacok lawannya. Namun, beruntung tidak sampai meninggal dunia. Di masa kelam itu, dia mengaku tidak memiliki belas kasihan kepada orang lain. Suka untuk Melukai Orang Lain “Suka ngelukain orang. Kalau nggak ada senjata, pulpen pun jadi,†tuturnya, dalam perbincangan di Kanal Deddy Corbuzier. “Sifat sudah kayak hewan. Nggak punya rasa belas kasihan kepada orang lain,†imbuhnya. Di saat itu, dirinya mulai mencari ilmu untuk memiliki kemampuan kebal bacok. Bahkan, dia juga kebal ketika disiram dengan air keras. Namun, kini dirinya sudah tidak lagi memiliki ilmu kebal tersebut. Sebab, sudah tidak membutuhkan lagi dan tidak melakukan tawuran lagi. Katak Bhizer menegaskan, dirinya sudah lama berubah. Bahkan menganggap kejadian tawuran yang dilakukan adalah sebuah kebodohan. “Tawuran itu nggak ada gunanya. Saya baru berpikir sekarang, mulai tahun 2019,†katanya. “Saya udah janji pada diri sendiri, udah nggak mau terjun ke dunia seperti itu lagi,†imbuhnya. Tawuran Hanya Menyalurkan Nafsu Katak Bhizer berharap, konten-konten yang dibuatnya dapat menginspirasi kepada orang lain. Terutama para pelaku tawuran. Dia menegaskan, tawuran tidak menyelesaikan masalah dan tidak ada gunanya. Terkait fenomena tawuran antar geng yang belakangan ini marak, Katak Bhizer mengungkapkan, pertempuran tersebut sekadar penyaluran. “Jadi banyak yang sekarang bikin geng. Itu hanya untuk menyalurkan nafsu untuk berantem,†tuturnya. Berbeda dengan geng motor, pertempuran tersebut memang dipicu dengan beragam masalah antar kelompok. Hanya untuk menunjukkan jati diri mereka, bahwa mereka paling kuaat dan selalu menang dalam pertempuran. “Sebetulnya nggak ada yang diributin. Nggak ada rebutan lahan atau apa. Memang hanya untuk melampiaskan saja,†bebernya. Merembet ke Perbuatan Kriminal Bahkan, pada beberapa kelompok seringkali menyasar siapapun yang ada di jalanan. Termasuk orang tidak bersalah. Biasanya, mereka melakukan penyerangan kepada warga di saat konvoi dan tidak bertemu dengan musuh, melakukan penyerangan kepada siapapun. Kemudian, ada juga yang motifnya memang melakukan pencurian, penjambretan atau pembegalan, karena motif memenuhi kebutuhan hidup. “Ada yang seperti itu. Jadi otaknya kriminal. Sambil jalan itu, memang nyari buat kebutuhan hidup,†katanya. Dia menyayangkan, masih banyaknya anak muda yang kerap tawuran dan membentuk geng untuk melampiaskan keinginan untuk saling menyerang. “Kadang cuma ingin dipuji temannya, dibilang berani dan disegani,†tuturnya. Sementara dari segi latar belakang, seringkali banyak yang terjerumus dalam dunia tersebut karena berasal dari keluarga broken home. “Aku juga dulu berantem itu, belajar untuk melawan ayah. Supaya menang,†tandasnya. (bbs/rc/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: