Dianggap Picu Radikal, Pendeta Ini Usul ke Menag Yaqut Hapus 300 Ayat Alquran

Dianggap Picu Radikal, Pendeta Ini Usul ke Menag Yaqut Hapus 300 Ayat Alquran

JAGAT maya kembali heboh, kali ini datang dari seorang Pendeta Saifuddin usul agar Menag Yaqut hapus 300 ayat Alquran. Pendeta itu bernama Saifuddin Ibrahim, ia usul kepada Menteri Agama atau Menag, Yaqut Cholil Qoumas agar hapus 300 ayat Alquran. Dia meminta agar Menag tidak takut karena memiliki pasukan Banser NU. Pendeta itu usul hapus 300 ayat Alquran yang menurut dia memicu intoleran dan radikalisme. Usul tersebut diungkapkan lewat kanal Youtube Saefuddin Ibrahim. Videonya diunggah pada 5 Maret 2022. Postingan tersebut berjudul: Ir Soekarno: 15L4M S0NT0L0Y0 = MU5L1M K4DRUN? GUS YAQUT TERUSLAH BERSUARA. “Kalau perlu pak, 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal, dan pemicul hidup membenci orang lain karena beda agama, itu direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia, ini sangat berbahaya sekali,â€ ujarnya. Pendeta Saifuddin Ibrahim menilai, Menteri Yaqut adalah sosok yang memiliki toleransi tinggi terhadap kaum minoritas. Sang pendeta juga mendukung aturan toa Masjid yang dikeluarkan oleh Yaqut. Dia berharap agar Yaqut tidak takut terhadap kelompok Islam. Sebab kata dia, Yaqut punya kekuasaan, Yaqut juga punya pasukan Banser. “Inilah menteri Agam yang toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas, mohon pak menteri agama agar dikondusifkan, jangan takut dengan kadru,â€ ujar Pendeta. “Bapak adalah pemerintah, menteri Jokowi, pabak memiliki banyak hak, bapak memiliki tentara, pakailah tentara, bapak punya Banser NU yang seluruh indonesia itu bisa digerakan oleh bapak sabagi panglima Banser,â€ ucapnya lagi. Bukan itu saja, pendeta Saifuddin Ibrahim juga meminta Yaqut merevisi semua kurikulum Islam di semua sekolah Madrasah, Tsanawiyah, hingga Pesantren. “Atur juga kurikulum yang ada di Madrasah, Tsnawiyah, sampai pergurungan tinggi, karena sumbe kekacauan itu dari kurikulum tidak benar, bahkan kurikulum di Pesantren itu pak jangan takut untuk dirombak, karena pesantren melahirkan kaum radikal semua,â€ ungkapnya. Pendeta Saifuddin Ibrahim mengatakan, dia pernah belajar Agama di di Pesantren Zaitun Indramayu. Dia menyebut Pesantren itu pusat teroris. “Saya ini dulu radikal, saya belajar di Pesantre Zaitun Indramayu, itu pusat teroris itu pak. Tapi teroris yang kelas berdasi, saya gurunya, saya mengerti,â€ ungkapnya. Dia meminta agar Yaqut mendengar usulannya dan menghapus ayat-ayat Alquran yang dia menilai mengajarkan kekerasan. “Ini yang jadi perhjatian saya, agar ayat-ayat Alquran yang keras itu tidak diajarkan di pesantren atau pun madrasa-madrasah di seluruh indonesia,â€ tuturnya. (bbs/fin/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: