BBM CNG Pengganti Pertalite Harganya Cuma Rp 3 Ribuan, Kualitas Setara Pertamax, Akan Dinaikkan Jadi Rp 4.300

BBM CNG Pengganti Pertalite Harganya Cuma Rp 3 Ribuan, Kualitas Setara Pertamax, Akan Dinaikkan Jadi Rp 4.300

BBM CNG Pengganti Pertalite --pertamina

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- BBM CNG Pengganti Pertalite. Saat harga BBM naik, pemerintah menghadirkan bahan bakar baru pengganti Pertalite. Namanya Bahan Bakar Minyak CNG. CNG atau Compressed Natural merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. CNG memiliki tekanan 200 bar, dengan tangki yang lebih besar ketimbang LGV.

Bahan Bakar Minyak CNG telah digunakan di berbagai negara, terutama untuk transportasi umum. Di Indonesia, angkutan umum yang telah menggunakan CNG, antara lain bus Transjakarta. Harganya Rp 3.100 per liter setara premium (lsp) dan rencananya akan dinaikkan menjadi Rp 4.100 per lsp.

Bahan Bakar Minyak CNG  digunakan di daerah-daerah yang memiliki sumber gas atau terdapat pipa gas bumi. Tak mengherankan kalau SPBG CNG terbatas jumlahnya.

BACA JUGA:Kebutuhan Produk Lokal fesyen Makin Tinggi, Tokopedia Gelar Fashion Week 2022

Kualitas Bahan Bakar Minyak CNG  setara Pertamax Turbo RON 98. Namun harga bakar baru hanya Rp 3 ribuan.    

Langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menghadirkan CNG sebagai bahan bakar baru pengganti Pertalite karena memiliki rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi.

Pertamina telah melakukan berbagai pengujian CNG, baik untuk sepeda motor, mobil hingga perahu nelayan.

Harus diketahui bahwa Bahan Bakar Minyak CNG  mirip dengan LGV yang telah terlebih dahulu digunakan, dengan kualitas yang sama, namun CNG mempunyai tekanan yang jauh lebih tinggi dari LGV.

BACA JUGA:Ridwan Kamil Segera Merilis Sapawarga Aplikasi Jabar Super Apps untuk Publik

Nah, kualitas pembakaran LGV setara dengan RON 98 dan ramah lingkungan, namun mempunyai tekanannya berkisar antara 8-12 bar sedangkan CNG mempunyai tekanan mencapai 200 bar.

Jadi, penggunaan kualitas Bahan Bakar Minyak CNG setara Pertamax Turbo RON 98 tersebut membutuhkan penanganan yang lebih baik agar memiliki keamanan yang dalam pengaplikasiannya di kendaraan.

Bagaimana dengan keamanan bahan bakar baru pengganti Pertalite itu? Pertamina telah menyiapkan tangki CNG setara Pertamax Turbo RON 98 yang terbuat dari baja.

Dalam pengaplikasian Bahan Bakar Minyak CNG  setara Pertamax Turbo RON 98 untuk sepeda motor, Pertamina akan menggunakan tabung CNG 14 x 53 cm sehingga dapat di tempatkan dengan mudah di sepeda motor tanpa mengurangi kenyamanan dalam berkendara.

BACA JUGA:Rasakan Sensasi, Link download game Tag After School Mod Apk terbaru 2022

Sebagai informasi, bahan bakar baru pengganti Pertalite itu merupakan bahan bakar gas yang dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam ini telah digunakan oleh beberapa negara.

Sedangkan di Indonesia penggunaan bahan bakar baru pengganti Pertalite itu telah diaplikasikan untuk antara lain di bus Transjakarta.  

M Haryo Yunianto, Direktur Utama PGN (Perusahaan Gas Negara) jika penggunaan CNG sebagai pengganti bensin lebih irit 55 persen dibanding dengan Pertalite.

Tak hanya itu, dalam pengaplikasian CNG tidak perlunmelakukan perubahan yang signifikan terhadap sistim bahan bakar pada kendaraan.

Dengan kualitas oktan yang mencapai 98 atau setara dengan Pertamax Turbo, tentunya akan meningkatan peforma dari kendaraan serta dengan emisi gas buang yang lebih rendah dari Pertalite.

“Selain harga lebih murah, CNG juga memiliki performa lebih baik dari Pertalite karena dari bahan baku metana yang bersih dan beroktan tinggi,” terang M Haryo Yunianto.

Menurut M Haryo Yunianto, dalam penggunaan BBM Pertalite 4 liter per hari dengan konversi ke CNG maka subsidi BBM setara 125 ribu kilo liter per tahun atau lebih pengganti bensin lebih irit 55 persen.

Dalam pengujian yang telah dilakukan oleh pihak Pertamina, untuk satu kali pengisian full tank Bahan Bakar Minyak CNG mempunyai jarak tempuh hingga 100 km bagi sepeda motor.

Beralih ke BBG

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga atau Subholding Commercial and Trading (C&T) akan menerapkan penggunaan BBG (Bahan Bakar Gas) pada kendaraan bermotor operasional Mobil Tangki BBM dan LPG (baik single fuel BBG ataupun dual fuel BBG) bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau untuk memasok kebutuhan BBG.

Hal itu sejalan dengan Keputusan Menteri ESDM No.47.K/HK.04/MEM.M/2021 tentang Roadmap Pemanfaatan Bahan Bakar Gas Untuk Transportasi Jalan dan Penugasan Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Gas Untuk Transportasi Jalan Tahun 2020 – 2024 kepada PT Pertamina (Persero) dan PGN.

BACA JUGA:Nah Lho, Jelang Nataru 2023 Ingat Tak ada Cuti Bersama

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, menjelaskan program ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan dunia industri agar dapat lebih tertarik untuk menggunakan BBG tersebut mengingat sampai dengan saat ini, realisasi penyaluran BBG bagi sektor industri dan transportasi masih jauh dari target yang ditetapkan Pemerintah.

Dia menjelaskan sebagai Quick Win, program tersebut difokuskan pada wilayah yang sudah memiliki infrastruktur BBG.

 “Pada tahap ini, ada 3 unit kendaraan operasional Mobil Tangki yang dioperasikan di Integrated Terminal Jakarta Group, 2 unit MT kapasitas 32KL dan 1 Unit MT kapasitas 24 KL yang akan dikonversi secara bertahap,” kata Fajriyah.

Harapannya proses implementasi konversi BBM ke BBG untuk kendaraan operasional ini dapat berjalan dengan baik dan terimplementasi untuk seluruh kendaraan operasional milik Pertamina di Integrated Terminal (IT) Jakarta Group di tahun 2022.

Sepanjang akhir tahun 2021 hingga saat ini Pertamina Holding, Patra Niaga serta PGN terus melaksanakan koordinasi intensif serta kajian terkait aspek teknis dan komersial yang diawali dengan assessment kondisi eksisting truk, pengadaan tabung CNG, pengadaan converter kit, setting and trial, penempatan MRU (Mobile Refueling Unit), Penyusunan Kajian "Failure Mode Effect Analysis" (FMEA) teknologi DDF (Diesel Dual Fuel) dan MRU. Salah satu langkah penting yang dilaksanakan dalam penerapan ini adalah tahapan road test.

Tahap ini dilaksanakan dalam beberapa kali pengujian dengan evaluasi di setiap tahapnya hingga dapat berjalan dengan baik.

Road test pertama sudah dilaksanakan pada 12 Januari 2022 dengan rute pengujian SPBU Purwakarta ke tol Cileunyi dengan jarak tempuh 178 KM. Berdasarkan hasil test pertama, DDF mampu berjalan dengan lancar. “Selanjutnya, road test kedua dilaksanakan pada 22 Januari 2022, untuk memaksimalkan fuel economic dilaksanakan penggantian komponen converter kit dengan rute pengujian Purwakarta-Tol Cileunyi-Kertajati,” terang Fajriyah.

BACA JUGA:Subhanallah, Dewan Penasehat PKS Sumedang Meninggal Saat Beri Tausiyah

Dalam kajian tersebut, Patra Niaga serta PGN juga bekerjasama dengan LAPI Institut Teknologi Bandung dan tenaga ahli lainnya dalam memberikan analisis dan rekomendasi teknologi DDF pada truk yang akan dioperasikan.

 Berdasarkan hasil analisis tim LAPI terhadap teknologi DDF tersebut, pada 28 Januari 2022 sudah dilaksanakan pengujian converter kit baru dan showcase untuk truk pertama. Hasilnya converter kit dapat bekerja dengan baik dan dapat memberikan efisiensi biaya penggunaan bahan bakar mencapai 15 persen (Asumsi harga Solar Rp 9500/liter dan BBG 6500 Rp/liter setara Premium). (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: