Merasa Bahagia Setelah Berbelanja?, Ternyata Ada Penelitiannya!
BAGI banyak orang, belanja merupakan solusi instan untuk memperbaiki suasana hati yang buruk. Ya, tak sedikit orang yang berusaha menghibur diri dengan belanja. Inilah yang kemudian disebut dengan istilah retail therapy. Dilansir dari Healthline, melakukan retail therapy dapat membantu seseorang untuk meredakan stres, cemas, hingga melawan kesedihan yang berkepanjangan. Tetapi apakah berbelanja benar-benar membantu kita merasa lebih baik? Psikolog klinis Scott Bea, PsyD dari Cleveland Clinic mengatakan, belanja memang membuat kita akan merasa lebih baik. Penelitian menunjukkan, sebenarnya ada banyak nilai psikologis saat Anda berbelanja jika dilakukan dalam batas wajar. Lebih lanjut Dr. Bea mengatakan, kebahagiaan itu tidak cuma hadir ketika kita membeli, sekadar menambahkan item ke keranjang online atau melihat-lihat barang (window shopping) pun juga bisa membuat seseorang mendapatkan dorongan psikologis dan emosional. “Bahkan sekadar melakukan window shopping atau online browsing saja bisa membawa kebahagiaan. Tapi sekali lagi, pastikan itu tidak lepas kendali," lanjutnya. Saat berbelanja atau windows shopping, otak akan mengeluarkan hormon bahagia bernama endorfin dan dopamin. Hal inilah yang membuat seseorang merasa puas dan senang ketika membeli barang atau sekadar melihat-lihat saja. “Pernah mengisi keranjang online tetapi meninggalkannya karena sudah merasa puas? Itu disebabkan oleh dopamin,†kata Dr. Bea. Menariknya, belanja online juga dapat memicu pelepasan dopamin dengan cara lain, yakni menunggu paket sampai. Ya, meski kamu mengetahui isi paketnya, saat belanja online, kamu tak dapat menyentuhnya secara langsung. Sehingga saat menantikan paket tiba, ada rasa ketidakpastian yang meningkatkan antisipasi Anda. (Healthline/kbe)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: