Terpapar Virus, Ribuan Koi Asal Jepang Dimusnahkan
KKP musnahkan ribuan KOI asal Jepang karena terpapar virus, Jumat (19/5/2023)--
KARAWBEKASI.DISWAY.ID - 1.000 ekor ikan koi asal Jepang dimusnahkan, terinfeksi virus Carpedema virus disease (CEVD) atau biasa disebut koi sleepy disease (KSD).
Pemusnahan tersebut dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena menyebabkan penyakit dan tingkat kematian yang tinggi.
"Virus ini dapat menyebabkan penyakit dan tingkat kematian yang tinggi," kata Kepala Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta I, Heri Yuwono di Jakarta, Jumat (19/5/2023).
BACA JUGA:Mayat Pria Pencari Cacing Sutra yang Tenggelam di Kali Bekasi Ditemukan di Laut Kepulauan Seribu
Heri mengungkapkan ikan yang terserang virus CEVD menunjukkan hemoragik dengan pembengkakan (edema) pada jaringan di bawahnya atau menggantung tepat di bawah permukaan air. Penggemar ikan koi menyebut KSD karena pada ikan yang terpapar berubah lesu dan tidak responsif.
"Virus ini bisa dengan mudah menyebar ke ikan-ikan lain yang sewadah atau sekolam dengan ikan yang sudah terinfeksi," sambungnya.
BACA JUGA:Mundur dari Bawaslu, Tommy Daftar Bacaleg dari NasDem
Dalam kesempatan ini, BKIPM juga memusnahkan 83,3 kg ikan Hirame atau Paralichthys olivaceus asal Jepang. Ikan tersebut terinfeksi Viral haemorhagic septicemia Virus (VHSV) sebanyak 83,3 kg. Penyakit ini termasuk dalam penyakit ikan karantina golongan I.
"Virus ini mampu menginfeksi ikan-ikan air laut dan air tawar, serta dapat menyebabkan kematian dengan tingkat kematian mencapai 90 persen," urai Heri.
Dikatakannya, ikan yang terinfeksi VSHV umumnya menunjukkan adanya pendarahan pada kulit, dan otot daging khususnya bagian dorsal (punggung). Selain itu juga ditemukan luka pada bagian organ dalam, yaitu ginjal berwarna merah gelap (phase akut), pembesaran pada limpa dan hati dan insang berwarna pucat.
VHSV dapat bertahan pada jaringan ikan inang dan dapat kembali menjadi infectious, walaupun jaringan ikan disimpan dalam kondisi beku dalam waktu lama.
BACA JUGA:Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tempuh Waktu 45 Menit Degan Harga Rp250 Ribu
"Tentu sangat berbahaya untuk kelangsungan budidaya ikan air tawar dan laut di Indonesia seperti budidaya sidat, belut, betutu, maupun ikan kerapu," tutur Heri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: