Harta Karun Indonesia Berada di Perbatasan RI Dengan Papua Nugini

Harta Karun Indonesia Berada di Perbatasan RI Dengan Papua Nugini

Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.(Foto:Disway.id)--

Jabar, Disway.id- Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) mengungkapkan adanya temuan "harta karun" baru di Indonesia Timur.

"Harta karun" yang dimaksud tersebut yaitu potensi sumber daya minyak dan gas bumi (migas) di area Warim, Papua. Lokasi area Warim sendiri terletak di wilayah perbatasan RI dengan Papua Nugini.

Menurut Luhut, area Warim mempunyai potensi minyak dan gas bumi yang cukup besar. Bahkan, untuk gasnya saja disebut 2 kali lipat lebih besar daripada potensi di Blok Masela. Sedangkan untuk minyak diperkirakan bisa mencapai 27 miliar barel.

"Warim itu bisa hampir dua kali Masela, bisa juga kita ketemu cadangan minyak yang mungkin diduga 27 miliar barel. Jadi kaya sekali negerimu ini. Ngapain ribut-ribut," kata Luhut, Senin (10/7/2023).

BACA JUGA:FEALAC Youth Summit 2023, Jabar Kembali Jadi Tuan Rumah

Sebagaimana diketahui, potensi gas di area Warim digadang-gadang mencapai 47 triliun kaki kubik (TCF). Sementara, untuk potensi minyaknya dapat mencapai 27 miliar barel per hari.

Meskipun mempunyai potensi yang cukup besar, namun Blok Warim ini sejatinya mempunyai tantangan tersendiri. Pasalnya, area Warim masuk dalam area hutan nasional lorentz.

Namun, menurut Luhut hal tersebut tidak menjadi soal lantaran pihaknya terus berdiskusi dengan Kementerian ESDM. Di samping itu, ada beberapa teknik pengeboran migas yang dapat dilakukan dalam penggalian harta karun di perut bumi Papua tersebut.

"Ya nanti kalau memang betul ada 27 miliar barel bisa dilakukan pengeboran miring juga, jadi gak ada masalah," kata dia.

BACA JUGA:Tersangka Rudapaksa Anak Kandung Tewas Dalam Sel Polres Metro Depok

"Sekarang lagi kita pastikan dulu berapa cadangannya sekarang. Itu kan terduga 27 miliar barel, kalau proven saya gak tahu, kalau proven katakanlah dapat 2-3 miliar barel kan angka yang besar juga," tambahnya.

Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah getol menggenjot peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Beberapa di antaranya dengan fokus mengembangkan eksplorasi migas di lima area, salah satunya yakni Warim yang berlokasi di Papua.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya mengungkapkan bahwa area Warim menyimpan potensi migas yang cukup besar untuk dikembangkan. Namun, pengembangannya terganjal lantaran area migas ini berada di dalam area hutan nasional lorentz.

"Warim gede, cuma kan masih kita harus selesaikan, bisa gak kita upayakan, karena kalau Warim ini bisa kita kembangkan luar biasa Indonesia ini," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (10/2/2023).

BACA JUGA:39 BUMD Milik Pemprov Jabar Dinilai Tidak Sehat, Hanya Bank BJB Dan PT Migas Utama Jabar Yang Sumbang PAD

Berdasarkan data Kementerian ESDM, area Warim sendiri mempunyai potensi sebesar 25,968 miliar barel minyak, serta 47,37 triliun kaki kubik gas (TCF). Adapun potensi gas Warim diketahui melebihi produksi gas milik Blok Masela yang diperkirakan hanya mencapai 10,73 TCF.

Di sisi lain, Arifin mengakui bahwa umur cadangan minyak RI saat ini diperkirakan hanya mampu bertahan sekitar 9 sampai 10 tahun saja. Oleh sebab itu, perlu upaya ekstra untuk menggenjot peningkatan produksi.

Menurut Arifin, pemerintah telah memetakan potensi area migas baru yang mempunyai prospek cukup bagus ke depan. Potensi tersebut menjadi ajang taruhan atau pembuktian untuk mengejar target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030.

"Kalau kita gak punya yang baru dengan konsumsi yang sekarang ya 9-10 tahun, tapi kita juga masih punya kurang lebih 6-7 potensi area baru yang bisa kita kembangin dan ini bisa juga meningkatkan kita punya," ujarnya.***

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: