Parlemen Singapura Gempar Perselingkuhan Ketua dan Anggota

Parlemen Singapura Gempar Perselingkuhan Ketua dan Anggota

ilustrasi--

Lee telah berkiprah di pemerintahan sejak ayahnya berkuasa. Jabatan pertamanya adalah Menteri Perdagangan dan Industri pada 1987 hingga puncaknya menjadi Wakil Perdana Menteri. Setelahnya, ia menggantikan posisi Goh Chok Tong sebagai Perdana Menteri. Dua tahun pertama pemerintahannya, ia merilis kebijakan kerja lima hari dalam seminggu dan memperpanjang cuti kehamilan. 

Sebagai anak tertua dari mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew dan Kwa Geok Choo, Lee lahir dan dibesarkan di Singapura pada 10 Februari 1952. 

Lee Hsien Loong menjadi duda pada 1982 dan menikah kembali dengan Ho Ching pada 1985. Mereka memiliki empat anak.

Lee memulai pendidikan tingkat dasar dan menengah di Singapura sebelum melanjutkan studi bidang matematika ke Universitas Cambridge dan mengambil gelar master di administrasi publik Universitas Harvard. 

Lee bergabung dengan Angkatan Bersenjata Singapura pada 1971 dan mundur dengan pangkat brigadir jenderal (brigjen) pada 1984 ketika dia terpilih sebagai Anggota Parlemen. Dua tahun kemudian, Lee menjabat sebagai Komite Eksekutif Pusat Partai Aksi Rakyat, dan sebagai Deputi Perdana Menteri pada 26 November 1990. Ia menjabat sebagai Ketua Otoritas Moneter Singapura pada Januari 1998, dan Menteri Keuangan pada Nopember 2001. Pada 12 Agustus 2004, Lee menggantikan Goh Chok Tong sebagai Perdana Menteri.

Kontroversi Lee Hsien Loong

  Sebagai anak laki-laki tertua PM Singapura pertama Lee Kuan Yew, karier Lee dibayang-bayangi oleh tuduhan nepotisme. Pada usia 32 tahun, Lee menjadi brigjen termuda dalam sejarah Singapura, dan sejak muda dia telah diduga sebagai pengganti ayahnya sebagai PM. Perlu dipahami bahwa istrinya Ho Ching yang diangkat menjadi direktur BUMN Temasek Holdings juga mengejutkan berbagai kalangan. Tetapi, keluarga Lee bereaksi keras seputar tuduhan tersebut, memenangkan banyak penyelesaian di luar pengadilan untuk alasan pemfitnahan, diantaranya International Herald Tribune (1994), Bloomberg (2002) dan The Economist (2004).

Karier Lee juga terhalang dengan anggapan mengenai tipe pemerintahannya yang arogan dan autokrasi. Menurut sebuah rumor, pada pra-pertemuan Kabinet tahun 1990, Lee yang sedang marah pertama-tama menghina Menteri Keuangan Richard Hu sebelum menampar Menteri Pembangunan Nasional S. Dhanabalan karena dia bersekongkol dengan Hu dan menuntut permintaan maaf dari Lee.

Walaupun mereka yang secara langsung terlibat peristiwa itu tidak pernah mengumumkan tuduhan insiden itu, pada 2003 Goh Chok Tong mengomentari insiden tersebut secara anekdot untuk membantah terjadinya insiden itu tatkala berdiskusi perihal penerusnya.

Pada 10 Juli 2004, Lee menciptakan kegemparan diplomatik dengan Tiongkok dengan mengunjungi Taiwan. Pada 28 Agustus 2004 dalam pidato Rapat Umum Hari Kemerdekaan perdananya, Lee berbalik mengkritik pemerintah dan rakyat Taiwan yang menaksir terlalu tinggi dukungan yang akan mereka terima apabila mendeklarasikan kemerdekaan Taiwan.

Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Taiwan, Mark Chen, menjuluki Singapura sebagai "Negara Pi-Sai", secara harafiah dalam bahasa Minnan berarti "Negara yang tidak lebih besar dari tahi hidung". Menlu Taiwan kemudian menyatakan permintaan maaf resminya. **

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: