Resensi Buku 'Dendam Ivanna Van Dijk', Novel Horor Besutan Risa Saraswati

Resensi Buku 'Dendam Ivanna Van Dijk', Novel Horor Besutan Risa Saraswati

Resensi Buku 'Dendam Ivanna Van Dijk', Novel Horor Besutan Risa Saraswati --

Lebar buku: 14

Berat buku: 250gr

No ISBN: 978-602-220-275-2

 

Sinopsis Buku : 

Novel ini menceritakan tentang kisah hidup seorang hantu perempuan Belanda bernama Ivanna Van Dijk yang pada awal pertemuannya dengan Risa,siapa yang tak kenal Ivanna ?.. nama itu selalu kubawa disetiap cerita yang kuutarakan langsung didepan para penonton saat aku sedang tampil Bersama band-ku, sarasvati.begitu fenomenalnya hantu Wanita itu, sampaiku tulis sebuah lagu berjudul sama dengan Namanya, “Ivanna”. Perkenalan kami sangat buruk.setelah hari itu, aku tak sanggup untuk mengingat-ngingat lagi kesan pertama saat hantu Wanita itu berteriak mengusirku.selalu menunjukan rasa tak suka kepada Risa. 

 

Mereka bertemu pertama kali di sebuah lokasi syuting tempat Risa melakukan pembuatan klip video lagu “Story of Peter”. Saat itu dengan tanpa alasan yang jelas, Ivanna seakan begitu marah dan berteriak-teriak mengusir Risa, sontak hal itu membuat Risa penasaran, dan memutuskan untuk mencari tahu seperti apa sosok hantu Ivanna, darimana asalnya dan apa yang membuat dia begitu pemarah. Ivanna, nama yang terlalu indah untuk sosok hantu pemarah.

 

Sebenarnya Ivanna sosok hantu yang sulit berbagi, ia sangat marah ketika Risa memanggilnya, ia mengatakan bahwa ia membenci Risa karena Risa terlihat berteman dengan Elizhabet yang juga merupakan seorang hantu perempuan Belanda. Ketika marah, Ivanna terlihat begitu menakutkan bagi Risa, seakan-akan Risa adalah musuh bebuyutannya. Namun Risa tak pernah berhenti untuk memanggil Ivanna sampai akhirnya ia mau bercerita.

 

Ivanna Van Dijk merupakan seorang berkewarganegaraan Belanda yang pindah ke Hindia Belanda/Indonesia bersama ayah dan ibunya, Peeter Van Dijk dan Suzie Van Dijk. Mereka pindah dikarenakan Peeter mengalami pemindahan tugas kemiliteran ke daerah jajahan. Pada saat itu Ivanna masih sangat kecil, ia begitu periang dan sangat-sangat tidak sabar untuk tinggal di Hindia Belanda, sama seperti ayah dan ibunya yang pada dasarnya gemar berpetualang. Mereka sangat mencintai Hindia Belanda. 

 

Bagi mereka, Hindia Belanda adalah surga. Mereka tidak pernah membeda-bedakan antara orang-orang Netherland dan orang-orang Pribumi, mereka bahkan bersahabat dengan sebuah keluarga Pribumi. Mereka diajarkan Bahasa Melayu oleh keluarga Pribumi tersebut, diajarkan memasak masakan Hindia Belanda, dan juga diajarkan berpakaian ala orang-orang Pribumi, tentu hal itu membuat mereka sangat senang. Tidak hanya sampai disitu, saking cintanya kepada Hindia Belanda, Peeter bahkan menamai anak laki-lakinya yang baru lahir dengan nama Dimas, nama yang khas dengan orang-orang Pribumi.

            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: