Bahaya dan Ilegal... Rumah Kosong Jadi 'Markas' Praktik Minyak Jelantah?, Kades Mulya Jaya Pun Tutup Mata!

Bahaya dan Ilegal... Rumah Kosong Jadi 'Markas' Praktik Minyak Jelantah?, Kades Mulya Jaya Pun Tutup Mata!

ONLINEMETRO.ID, KARAWANG - Dugaan praktik perdagangan minyak jelantah atau limbah minyak goreng di Kabupaten Karawang, kembali marak. Hasil pantauan Karawang Bekasi Ekspres (KBE), rumah kosong yang berlokasi di Dusun Ranca Julang, RT 06, Desa Mulya Jaya, Kecamatan Telukjambe Barat, diduga jadi tempat pengolahan minyak jelantah ilegal. Dugaan kian menguat seiring pihak pengolah minyak jelantah tidak menunjukan izin lingkungan hidup maupun izin pengelolaan dan Badan POM. Namun sayangnya, Kepala Desa Mulya Jaya, Nasa justru tidak tahu lingkungannya menjadi markas pengolahan minyak jelantah ilegal yang merugikan warga. Seperti dampak lingkungan hingga aktivitas petani setempat terganggu ketika musim hujan. Menurut sumber terpercaya, dugaan praktik dagang minyak jalantah ini sempat 'digerebek' polisi. Namun saat ini aktivitas sudah kembali beroperasi. "Sudah ada polisi datang untuk cek, sekarang sudah kembali buka," ujar dia. Sementara itu, pegawai limbah miyak, Gopur saat ditemui di lokasi mengaku tidak tahu secara detail  operasinnya. "Saya mah kuli, ada bos yang beli minyak bekas dari pabrik ABC. Itu entah ABC Karawang atau luar,"  tukas dia. Sekedar mengingatkan kembali, minyak goreng tak berlabel alias minyak goreng curah sampai kini masih menjadi idola, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Alasannya sederhana, minyak curah jauh lebih murah ketimbang minyak goreng dalam kemasan. Bahkan, bisa mencapai setengah harganya. Namun, per 1 Januari 2020 ini, pemerintah mulai melarang penjual minyak goreng curah. Kira-kira apa alasannya? Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pelarangan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan yang dikonsumsi. Pelarangan beredarnya minyak goreng curah di pasaran lebih ke arah faktor kesehatan. Menurut Lukita, minyak goreng curah tak memenuhi standarisasi, seperti minyak goreng dalam kemasan. Dengan kata lain, tak ada jaminan kesehatan sama sekali dalam minyak goreng curah yang dijual selama ini. Perlu diingat, sebagian minyak goreng curah ada yang berasal dari minyak bekas atau jelantah yang disaring dengan zat tertentu. Nah, inilah salah satu faktor yang membuat minyak goreng curah terbilang murah dan tidak baik bagi tubuh. Lantas, apa sih sebenarnya dampak minyak goreng curah bagi tubuh? Meningkatnya Radikal Bebas Dalam Tubuh Dampak minyak goreng yang digunakan berkali-kali atau minyak goreng curah bisa dilihat dalam studi US National Library of Medicine - National Institutes of Health. Studi tersebut mengatakan, minyak goreng nabati yang digunakan berkali-kali hingga ke titik didihnya, bisa menghasilkan pembentukan radikal bebas. Nah, radikal bebas inilah yang bisa menyebabkan stres oksidatif atau keadaan jumlah radikal bebas yang berlebih dalam tubuh. Awas, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada tingkat sel-sel tubuh. Di studi tersebut, para ahli melakukan riset terhadap seekor tikus yang diberikan minyak curah yang dipanaskan sebanyak tiga kali. Bagaimana hasilnya? Tubuh si tikus mengalami perubahan histopatologis (perubahan kondisi dan jaringan tubuh) dan perubahan kadar enzim antioksidan. Padahal, antioksidan ini berperan penting pada sistem kekebalan tubuh. Lewat pengamatan histopatologis itu juga, terlihat bahwa adanya kerusakan pada usus besar dan hati tikus yang menjadi subjek penelitian Dari Kolesterol sampai Kanker Payudara Ada pula studi menarik mengenai dampak minyak goreng curah bagi tubuh. Bisa dilihat dari dari Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan (Unimed). Seperti penjelasan di atas, minyak goreng curah yang beredar di pasaran merupakan hasil olahan dari minyak jelantah. Minyak jelantah sendiri merupakan minyak limbah yang berasal dari berbagai minyak. Bila komposisinya kimianya ditelisik lebih dalam, minyak curah atau jelantah ini mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama peroses penggorengannya. Studi dari Unimed mengatakan, minyak goreng curah hasil dari olahan minyak jelantah, zat gizi seperti beta-karotennya telah rusak. Perubahan itu juga meliputi hilangnya nutrisi, seperti vitamin dan mineral. Minyak goreng curah dengan kondisi inilah yang dinilai berbahaya. Penggunaan minyak goreng ini dalam waktu lama bisa memicu sederet masalah kesehatan. Mulai dari kolesterol, diabetes, penyakit kardiovaskular, keracunan makanan, hingga kanker payudara. Tuh, ngeri kan? Masih ada lagi studi dari University of Illinois yang bisa kita simak. Para ahli di sana menelisik dampak minyak goreng bekas (curah) terhadap tikus. Hasilnya sangat mengkhawatirkan. Riset tersebut menunjukkan minyak goreng yang dipanaskan berulang-ulang bisa memicu perubahan sel tubuh, sehingga mendorong pertumbuhan kanker payudara. Kok bisa? Ternyata memanaskan minyak curah berkali-kali bisa merusak struktur kimia minyak dan melepaskan zat akrolein. Zat ini bersifat karsinogenik alias memicu kanker. Singkat kata, studi-studi di atas menunjukkan dampak minyak goreng curah bagi tubuh sangat merugikan kesehatan. Nah, yakin masih mau menggunakan minyak goreng curah untuk memasak?. (mal/halodoc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: