Yuk Ketahui Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadhan, dari Diturunkannya Al-Quran hingga Pembebasan Makka

Yuk Ketahui Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadhan, dari Diturunkannya Al-Quran hingga Pembebasan Makka

Peristiwa-peristiwa Penting di Bulan Ramadhan (Foto/baznas.go.id)-baznas.go.id-

KBEONLINE.ID - Bulan Ramadhan menjadi bulan yang istimewa. Terdapat beberapa peristiwa-peristiwa penting di Bulan Ramadhan. Yuk cari tahu!

Bulan Ramadhan dikarakterisasi oleh keutamaan dan keistimewaan yang luar biasa dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Semua amal baik yang dilakukan selama bulan ini akan mendapat ganjaran yang lebih besar dan lebih baik. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk meningkatkan amal kebajikan dan menghindari perbuatan dosa selama bulan ini.

Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, di mana pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup, dan setan-setan dibelenggu. Salah satu malam di Bulan Ramadhan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada seribu bulan.

Kehadiran Bulan Ramadhan adalah anugerah yang besar. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, kita seharusnya merasa bangga dan termotivasi untuk meningkatkan ketakwaan selama bulan ini, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi, karena setiap ibadah yang dilakukan selama bulan suci ini, kecuali puasa, akan mendapat ganjaran berlipat ganda mulai dari 10 hingga 700 kali lipat.

Selain keistimewaan tersebut, bulan ini juga dipenuhi dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa Rasulullah SAW, salah satunya adalah turunnya kitab suci Al-Quran sebagai pedoman sempurna bagi umat manusia.

Yuk simak peristiwa-peristiwa penting di Bulan Ramadhan berikut ini!

Bulan diturunkannya Al-Quran

Pada bulan di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan, ketika Nabi Muhammad mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya kepada umat manusia, mengantarkannya dari kegelapan kebodohan menuju cahaya pengetahuan. Tepatnya, pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum Hijriah, Nabi menerima wahyu pertama. Menurut pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya, peristiwa tersebut terjadi sekitar awal Februari tahun 610 Masehi.

Mendekati waktu turunnya wahyu pertama, Nabi sering melakukan khalwat (menyendiri untuk beribadah) di gua Hira, menjauh dari kehidupan manusia dan mengabdikan dirinya dalam ibadah dengan penuh khusyuk selama beberapa hari, bahkan kadang sampai satu bulan. Ritual ibadah Nabi di gua Hira mengikuti tradisi yang dipraktikkan oleh kakeknya, Nabi Ibrahim As.

Pada saat beribadah di gua Hira, Nabi dihadapkan dengan sosok yang tidak dikenal baginya. "Bergembiralah, wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah kepada umat ini," ucap malaikat itu. Kemudian Jibril menyuruh Nabi untuk membaca, namun Nabi menjawab bahwa dia tidak bisa membaca. Perintah tersebut diulang tiga kali oleh Jibril, namun Nabi tetap menjawab dengan kalimat yang sama, "Mâ anâ bi qarî'in, aku tidak bisa membaca." Akhirnya, Jibril membacakan wahyu pertama, yaitu Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5.

Perang Badar

Perang Badar, yang juga dikenal sebagai Ghazwah Badr al-Kubra, adalah pertempuran yang menandai awal keberhasilan umat Muslim. Melalui perang ini, Allah memperhormatkan Islam, meninggikan panji-panjinya, dan menghapuskan berhala-berhala.

Peristiwa pertempuran Badar terjadi pada hari Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah, yang bertepatan dengan tanggal 13 Maret 624 Masehi.

Perang Badar merupakan pertempuran besar pertama umat Islam. Pertempuran ini membawa kemenangan bagi umat Islam, dengan pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan Quraisy yang jauh lebih banyak jumlahnya.

Dalam pertempuran ini, Nabi Muhammad memimpin 313 pasukan Muslim untuk menghadapi 950 pasukan non-Muslim. Meskipun terdapat perbedaan jumlah pasukan yang signifikan, keberanian tentara Muslim tidak tergoyahkan. Dengan tekad yang bulat untuk membela Nabi, kaum Muslim berhasil menghancurkan pasukan kafir dengan bantuan malaikat dari Allah. Pasukan Quraisy melarikan diri, sedangkan kaum Muslim mengejar mereka, memenjarakan, dan membunuh mereka.

Dari pihak Muslim, terdapat 14 orang yang gugur sebagai syuhada. Sementara itu, dari pihak kafir, jumlah korban yang tewas dan tertawan mencapai 70 orang masing-masing. Di antara yang tewas adalah Abu Jahal.

Setelah pertempuran, Nabi memerintahkan penguburan bagi para Muslim yang gugur, serta mengatur pemakaman untuk orang-orang kafir yang tewas. Beliau kemudian kembali ke Madinah, disambut dengan nyanyian indah oleh para pemuda Madinah:

"Purnama telah tiba kepada kami dari bukit Tsaniyyah al-Wada'. Kita diwajibkan bersyukur, sementara doa-doa terus dipanjatkan. Wahai Rasul kami, kedatanganmu membawa ketaatan."

Hasil perang ini pasukan Muslim berhasil memperoleh harta rampasan perang, termasuk 600 senjata lengkap, 700 unta, 300 kuda, dan barang dagangan yang dimiliki oleh Abu Sufyan.

Pembebasan Kota Makkah

Pembebasan Kota Makkah pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah menjadi momen penting dalam sejarah Islam. Rasulullah dan para sahabatnya berhasil merebut kendali atas kota tersebut dalam perang yang dikenal sebagai perang Fathu Makkah (penaklukan Makkah).

Menurut buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M) karya Prof. Dr. H. Faisal Ismail, M.A, penaklukkan Makkah dipicu oleh pelanggaran perjanjian Hudaibiyyah oleh kaum Quraisy. Mereka bersekongkol dengan suku lain untuk menyerang orang-orang yang telah berdamai dengan Rasulullah. Dalam pertempuran ini, Nabi menggerakkan 10.000 pasukan Muslim. Khalid bin Walid, seorang sahabat Nabi, dipilih sebagai panglima perang dan diperintahkan untuk tidak memulai serangan tanpa adanya provokasi. Mereka bertempur dalam kondisi berpuasa, namun kemudian terpaksa berbuka di tengah perjalanan karena kesulitan.

Setelah peristiwa penaklukan Makkah, Rasulullah SAW menghancurkan semua berhala di sekitar Ka'bah dan yang tersebar di berbagai tempat di Kota Makkah.

Kemenangan Rasulullah dan pasukannya dalam peristiwa ini menyebabkan banyaknya orang Quraisy yang masuk Islam.

Lailatul Qadar

Lailatul Qadar, yang dijelaskan dalam buku "Kedahsyatan Puasa" karya M. Syukron Maksum, memiliki dua makna penting.

Pertama, qadar atau qadr mengacu pada ketetapan Tuhan yang terkait dengan segala aspek kehidupan manusia, seperti hidup dan mati, kebahagiaan dan kesedihan, serta kesehatan dan penyakit. Ini adalah malam di mana Tuhan menetapkan takdir bagi setiap individu untuk tahun yang akan datang.

Pada malam Lailatul Qadar, malaikat turun untuk mencatat takdir kita untuk tahun berikutnya. Oleh karena itu, dalam malam tersebut, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan memohon kepada Allah SWT agar menetapkan kebaikan bagi mereka.

Kedua, qadr juga dapat diartikan sebagai kemuliaan atau keagungan. Lailatul Qadar secara harfiah berarti malam keagungan. Malam tersebut dianggap mulia karena terjadi peristiwa-peristiwa agung di dalamnya.

Ada tiga keagungan yang terjadi pada malam Qadar. Pertama, adalah turunnya kitab suci Al-Qur'an yang agung. Kedua, Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi yang mulia, Rasulullah SAW. Ketiga, keagungan juga diberikan kepada mereka yang mengisi malam Ramadhan dengan ibadah dan amal shalih. Oleh karena itu, dalam Surah Al-Qadr, kata Lailatul Qadar disebutkan tiga kali.

Makna Lailatul Qadar termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Qadar ayat 1-5.

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.

 

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ

2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

 

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

 

4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ

 

5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Itulah beberapa peristiwa-peristiwa penting di Bulan Ramadhan yang bisa kamu ketahui.***

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: