Keajaiban Tanah Gambut: Si Miskin Hara yang Kaya Manfaat dalam Menjaga Lingkungan dan Iklim Global

Keajaiban Tanah Gambut: Si Miskin Hara yang Kaya Manfaat dalam Menjaga Lingkungan dan Iklim Global

Tiara Maharani, Mahasiswai Jurusan Kimia, UIN Sunan Gunung Jati, Bandung--

Tanah gambut, yang juga dikenal sebagai "Si Miskin Hara yang Kaya Manfaat," terbentuk ketika adanya genangan air di rawa, danau, atau cekungan akibat curah hujan yang tinggi.

Proses ini menyebabkan pencucian mineral-mineral basa, sehingga tanah menjadi asam dan kaya akan bahan organik.

Dalam proses pembentukannya, tanah gambut mengalami dekomposisi yang lambat dari bahan organik menjadi biomassa, dengan dukungan nutrisi terlarut, air, udara, dan sinar matahari.

Karakteristik air di dalam tanah gambut memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan air dalam tanah mineral lainnya.  Air gambut umumnya memiliki warna yang pekat, seringkali berwarna merah kecoklatan, dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi (pH rendah).

Tingginya kandungan zat organik dalam air gambut dapat terlihat dari intensitas warnanya, dimana semakin gelap warnanya, semakin tinggi kandungan zat organiknya. meskipun air gambut memiliki warna pekat, namun kekeruhannya cenderung rendah karena konsentrasi partikel tersuspensi dan ion dalam air tersebut umumnya relatif rendah.

Kemampuan tanah gambut dalam menyimpan air sangat luar biasa dan dipengaruhi oleh tingkat pembusukan atau dekomposisinya. Semakin matang gambutnya, semakin sedikit air yang dapat disimpannya, dan sebaliknya.

Tanah gambut yang sudah matang dapat menyimpan air hingga 20 kali berat keringnya. Namun, jika terkena drainase berlebihan atau terbakar, tanah gambut menjadi kurang mampu menyimpan air, yang menyebabkan kemampuannya dalam menyimpan air menurun secara signifikan.

 

Selain itu, tanah gambut juga memiliki peran sebagai penyerap karbon yang berkontribusi dalam menjaga kestabilan iklim global. Karbon di dalam tanah gambut disimpan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah. Karbon yang disimpan di atas permukaan tanah terdiri dari biomassa dan nekromassa. Sementara itu, karbon yang terdapat di bawah permukaan tanah disimpan dalam bentuk gambut, akar tanaman, dan mikroba.

Akibat kandungan karbon yang tinggi, tanah gambut dianggap sebagai salah satu alternatif sumber energi selain batubara, minyak, dan gas bumi pada beberapa negara. Karena tanah gambut mampu menghasilkan panas saat dibakar dan dapat digunakan sebagai sumber energi non-renewabl

Akan tetapi, Gambut di Indonesia belum dimanfaatkan sebagai sumber energi utama. Hal ini disebabkan oleh beragamnya sumber energi lain yang lebih ekonomis untuk digunakan daripada gambut. Walaupun demikian, gambut Indonesia memiliki potensi sebagai sumber energi yang layak untuk dipertimbangkan.

Namun, salah satu tantangan besar yang dihadapi pada tanah gambut adalah risiko kebakaran yang sering terjadi pada musim kemarau. Kebakaran ini tidak hanya merusak ekosistem gambut itu sendiri, tetapi juga mengeluarkan sejumlah karbon ke atmosfer, yang dapat menyebabkan polusi udara. (*)

 

Penulis : Tiara Maharani

Prodi : Kimia

Kampus : UIN Sunan Gunung Jati, Bandung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: