Jokowi Disebut Main "Klenik", Ternyata Pernah Lakukan Ritual Ini di IKN

Jokowi Disebut Main

Jokowi Lakukan Ritual Kendi Nusantara di IKN-(Foto Antara/Hafidz Mubarak A)-

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Belakangan ini ramai perboncangan mengenai UU Pilkada. Jokowi disebut ingin membuat Kaesang bisa maju sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah.

Di tengah huru-hara UU Pilkada, banyak warganet yang salah fokus dengan Jokowi yang diduga main klenik. Kecurigaan ini bermula dari hari-hari besar saat menentukan kebijakan di era pemerintahan Jokowi mempunyai pola yang sama, yaitu di hari Rabu.

Warganet juga membahas nama kecil Jokowi yaitu Mulyono. Mengapa Jokowi disebut main klenik? Yuk cari tahu!

BACA JUGA:Mengenal Perawatan Botox Ketiak Bisa Meredakan Bau Badan

Mengganti Nama

Awalnya, orangtua Jokowi memberi nama Mulyono. Namun, nama tersebut kemudian diubah menjadi Joko Widodo. Alasannya karena Jokowi sering sakit-sakitan saat masih kecil. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ada fenomena yang disebut *kabotan jeneng*, di mana nama yang terlalu 'berat' bagi seorang anak bisa membuatnya sakit. Proses pergantian nama ini biasanya sederhana, cukup dilakukan di kantor pencatatan sipil, namun ada kepercayaan bahwa pergantian nama harus dilakukan pada 'hari baik' yang diyakini oleh masyarakat.

Mengambil Keputusan di Hari Rabu Pon

Publik juga memperhatikan weton Jokowi, yaitu Rabu Pon. Weton adalah sistem penanggalan Jawa yang memunculkan keyakinan tentang hari baik dan hari buruk. Jokowi terlihat sering mengambil keputusan besar, seperti reshuffle kabinet, pada hari Rabu Pon sesuai dengan weton-nya. Pada periode pertama kepemimpinannya, Jokowi melakukan reshuffle kabinet dua kali di hari Rabu Pon. Sementara pada periode kedua, reshuffle dilakukan pada Rabu Legi, 23 Oktober 2019, dan kemudian pada Rabu Pon, 23 Desember 2020.

Belum Mengunjungi Kediri

Hingga saat ini, Jokowi diyakini belum pernah mengunjungi Kediri selama masa kepemimpinannya. Masyarakat Jawa memiliki mitos tentang "kutukan Jayabaya," yang menyatakan bahwa seorang pemimpin yang dianggap tidak adil akan mengalami kejatuhan atau malapetaka jika berkunjung ke tanah Kediri. Mitos ini semakin menguat ketika publik menduga bahwa Presiden Soekarno, BJ Habibie, dan Gus Dur mengalami lengser dari jabatan mereka tidak lama setelah mengunjungi Kediri.

BACA JUGA:KPU Kabupaten Bekasi Umumkan Pendaftaran Paslon Bacabup dan Bacawabup Pilkada Serentak 2024

Ritual Kendi Nusantara

Ritual mengisi Kendi Nusantara yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama 34 gubernur se-Indonesia di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dinilai sebagai bentuk politik klenik.

Ubedilah Badrun, seorang pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta, menyatakan bahwa praktik semacam itu dalam terminologi sosiologi budaya dan sosiologi politik dapat dikategorikan sebagai politik klenik.

Menurutnya, praktik politik tersebut mengimplementasikan kemauan penguasa (IKN) yang didasarkan pada imajinasi irasionalitas yang meyakini adanya mistisisme tertentu.

Ubedilah juga menyebutkan bahwa praktik mengisi Kendi Nusantara dan membawa tanah serta air dari seluruh provinsi merupakan sesuatu yang dianggap mengada-ada tetapi diyakini sebagai hal yang mengandung pesan mistik.

Ubedilah menganggap bahwa politik klenik menunjukkan suatu kemunduran dalam peradaban politik dan bertentangan dengan rasionalitas masyarakat modern.

Ia berpendapat bahwa politik modern yang menghadirkan pemerintahan modern seharusnya mensyaratkan rasionalitas dalam seluruh implementasi kebijakannya, dan membawa kendi berisi air dan tanah dari 34 provinsi dianggapnya sebagai sesuatu yang irasional.

Presiden Jokowi dijadwalkan untuk berkemah di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mulai dari Senin, 14 Maret 2022 hingga Selasa, 15 Maret 2022.

Agenda kemah tersebut juga dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah pusat dan gubernur dari 34 provinsi se-Indonesia.

Sebelum berangkat, para gubernur diminta untuk membawa satu liter air dan dua kilogram tanah dari masing-masing provinsi. Tanah dan air dari seluruh penjuru Nusantara tersebut akan dimasukkan ke dalam sebuah kendi besar yang dinamakan Kendi Nusantara.

Kendi Nusantara kemudian akan diletakkan di titik nol IKN sebagai simbol awal pembangunan IKN. Prosesi ritual ini diyakini mengandung filosofi sebagai pengingat asal usul nenek moyang dan kearifan leluhur. Dalam kegiatan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa proses penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi merupakan wujud dimulainya pembangunan IKN Nusantara.

BACA JUGA:Misi Balas Dendam Sukses, Tim Basket Disdikpora Kalahkan OPD dan Rebut Gelar Juara Porpemkab 2024

Jokowi menyampaikan bahwa pada hari itu, mereka hadir bersama untuk mewujudkan sebuah cita-cita besar dan pekerjaan besar yang akan segera dimulai, yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Jokowi juga menyatakan bahwa acara tersebut dihadiri oleh 34 kepala daerah dari seluruh provinsi di Indonesia, serta 15 tokoh masyarakat dari Kalimantan Timur.

Para kepala daerah tersebut membawa tanah dan air dari daerah masing-masing yang kemudian diserahkan kepada Jokowi untuk disatukan dalam Kendi Nusantara.

Jokowi mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para gubernur, yang dianggapnya sebagai bentuk kebinekaan dan persatuan yang kuat dalam rangka membangun ibu kota Nusantara.

Proses penyatuan tanah dan air di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga dinilai sebagai wujud kearifan lokal budaya masyarakat Indonesia yang berharap proyek ini akan berkelanjutan dan langgeng.

Sipin Putra, seorang antropolog, menyatakan bahwa prosesi penyatuan tanah dan air tersebut merupakan simbol agar Ibu Kota Negara Nusantara terus jaya, berkelanjutan, dan langgeng.

Putra juga menjelaskan bahwa dalam kepercayaan masyarakat Jawa, ada kebiasaan membawa segenggam tanah dari tanah kelahiran mereka ketika hendak merantau, dengan tujuan agar mereka selalu ingat akan tanah kelahirannya, betah di perantauan, dan lancar dalam bekerja.

Menurut Putra, makna filosofis tersebut yang ingin diperlihatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam proyek pembangunan IKN Nusantara.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: