Kepsek Pejuang V Tolak Tanggapi Kasus Tanda tangan Palsu
KOTA BEKASI – Keterlibatan banyak pihak membantu oknum guru yang sebelumnya mengajar di SDN Pejuang V, Kota Bekasi tanda tangan palsu mulai terbongkar. Para saksi kelakuan tak terpuji guru mulai kebersihan inisial A, oknum bendahara inisial W, serta oknum guru mata pelajaran inisial MU. Bahkan diduga keponakan Syamsulhadi Ihsan, Kepala Sekolah yang dipalsukan tanda tangannya itu. Ironisnya, justru oknum guru Dwi Teguh Widodo mendapatkan pujian dari Kepala Sekolah Tasmuah dari SDN Pejuang V. “Pak guru Dwi Teguh adalah guru muda yang sangat bertanggung jawab,†kata Tasmuah memuji oknum guru Dwi Teguh pemalsu tanda tangan. Terkait kasus yang menimpa guru Dwi sangat disesalkan Tasmuah menolak memberikan pernyataan. “Saya sedang ada kegiatan, dan saya harus fokus pada tugas dan tanggung jawab saya,†terang Tasmuah menghindar. Terkait dengan detail kasus oknum guru Dwi Teguh lagi-lagi Kepsek Pejuang V Tasmuah terus mengelak. “Adapun perasalahan tersampaikan terkait pak dwi, beliau memang guru saya dan saat menjadi guru dibawah kepemimpinan saya beliau sangat tanggung jawab terhdap tugas,†pujian Tasmuah pada guru Dwi Teguh Widodo. Menurutnya, adapun permasalahan yang dulu pernah beliau lakukan. Ia baru mengetahui sekarang. “Sekali lagi mohon maaf bukan tidak kooperatif,†ungkapnya. Berita sebelumnya, Terkait soal dugaan pemalsuan tanda tangan oleh oknum guru berbuntut panjang. Kepala Sekolah (Kepsek) Kaliabang Tengah cemas dilibatkan kasus tersebut. Kepsek Kaliabang Tengah, Hj Hani ketika dikonfirmasi menjadi khawatir jika dirinya dilibatkan. “Guru Dwi Teguh Widodo sesuai surat dinas. Kami kurang teliti menilai saat mendapat tenaga guru baru dari SDN Pejuang V,†kata Hj Hani saat ditemui KBE, Senin (11/7/2022). Menurut Hani, perilaku guru Dwi Teguh yang baru bergabung di Gentar Kaliabang. “Biasanya kalau guru baru bergabung, sering berkomunikasi dan berusaha menjalin keakraban dengan dewan guru tetapi Dwi Teguh sama sekali tidak ada,†papar Hani. Komunikasi yang dilakukan Dwi Teguh, hanya saat perkenalan dengan Kepsek Kaliabang. “Kami menerima guru pindahan sebanyak dua orang, salah satunya Dwi Teguh yang ternyata bermasalah,†terang Hani. (cr3/rie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: