7 Hal Ini Bisa Terjadi Jika Orangtua Terlalu Sering Membentak Anak

7 Hal Ini Bisa Terjadi Jika Orangtua Terlalu Sering Membentak Anak

Ilustrasi: Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan-Anak di Bekasi Tertinggi Kedua di Jabar--karawangbekasi.disway.id

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID- Setiap orangtua pasti punya cara berbeda dalam mengurus anak. Ada tipe pendengar, penerima, pengarah, sampai pemarah. Semua yang dilakukan orangtua pada buah hatinya semata mata demi kebaikan sang anak. Meski terkadang perlakukannya tampak keras jadi berlebihan, misalnya seperti saat memarahi dan membentak.

Beberapa orangtua sering kali berusaha keras agar anak-anak mereka sesuai dengan harapan mereka, bahkan dengan cara memaksakan kehendak. Mereka bisa memarahi anak-anak yang tidak mengikuti nasihat, dan kadang-kadang meluapkan kemarahan dengan membentak, baik saat anak melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak.

BACA JUGA:12 Tips dan Trik Merawat Rambut supaya Berkilau dan Sehat

Perlu dipahami bahwa pendekatan disiplin seperti ini, yang melibatkan kontrol orangtua atas pembentukan anak, mungkin dianggap normal dalam beberapa budaya atau keluarga. Namun, perlu diingat bahwa cara ini dapat berdampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental anak.

Berikut adalah beberapa risiko utama yang muncul dari kebiasaan orangtua yang sering membentak anak terhadap kesehatan mental mereka.

  1. Merusak Rasa Percaya Diri dan Pandangan Diri
    Membentak anak dapat merusak rasa percaya diri mereka serta pandangan terhadap diri sendiri. Anak-anak mungkin merasa tidak berharga atau tidak pantas karena sering menerima teguran atau bentakan dari orangtua. Alih-alih melihat orangtua sebagai sumber dukungan, inspirasi, dan kasih sayang, mereka justru mengalami perlakuan yang berlawanan.
  2. Meningkatkan Risiko Kecemasan dan Depresi
    Pembentakan yang terus-menerus dari orangtua dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi pada anak. Mereka mungkin mulai merasa takut, gelisah, atau sedih dalam jangka panjang. Anak juga bisa menjadi lebih rentan terhadap stres dan depresi sebagai respons terhadap lingkungan rumah yang menekan.
  3. Sulit Membangun Hubungan yang Sehat
    Sering dibentak oleh orangtua dapat mengganggu kemampuan anak untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain. Ini bisa membuat mereka sulit berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain secara bermakna. Anak-anak yang sering dibentak sering kali merasa sulit mempercayai orang lain atau mengungkapkan perasaan mereka dengan jujur karena pengalaman negatif di rumah.
  4. Menghambat Perkembangan Kognitif
    Stres kronis akibat sering dibentak dapat mengganggu perkembangan kognitif anak. Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi, belajar, atau memproses informasi dengan baik karena pikiran mereka terus terganggu oleh ketegangan dan kekhawatiran yang ditimbulkan oleh perlakuan orangtua.

5.      Memicu Trauma Emosional Jangka Panjang
Pembentakan dari orangtua dapat menimbulkan trauma emosional yang berkepanjangan pada anak. Pengalaman negatif akibat bentakan bisa tertanam kuat dalam ingatan mereka dan mempengaruhi kesehatan mental mereka hingga dewasa.

6.      Membuat Anak Merasa Tidak Aman di Rumah
Anak-anak yang sering dibentak mungkin merasa tidak nyaman dan kurang aman di rumah. Mereka bisa merasa tidak dapat mengandalkan orangtua untuk perlindungan, dan kekurangan dukungan emosional yang seharusnya mereka terima dari sosok yang paling penting dalam hidup mereka.

BACA JUGA:12 Cara Merawat Rambut Supaya Sehat dan Kuat

7.      Merusak Hubungan antara Orangtua dan Anak
Kebiasaan membentak anak dapat merusak hubungan emosional antara orangtua dan anak. Anak mungkin kehilangan kepercayaan pada orangtua atau kesulitan menjalin ikatan emosional akibat pengalaman negatif yang terus-menerus.

Penting diingat bahwa mendisiplinkan anak secara efektif sebaiknya dilakukan dengan pendekatan positif, konsisten, dan penuh kasih sayang. Mendengarkan, memberikan dukungan, serta menjadi contoh yang baik adalah kunci dalam membangun hubungan yang sehat. Pendekatan yang ramah dan positif membantu anak tumbuh dan berkembang lebih optimal di masa depan. Semoga informasi ini bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: