Pendekatan Falsafah Silih Asah Silih Asuh Silih Asih Dalam Kampanye Pilkada Jabar & Karawang Serentak 2024

Pendekatan Falsafah Silih Asah Silih Asuh Silih Asih Dalam Kampanye Pilkada Jabar & Karawang Serentak 2024

ilustrasi gambar, Pilkada Jabar 2024--Tangkapan Layar

Wujudkanlah semua impian! 

kemakmuran untuk Jawa Barat. 

Ciptakan Kedamaian!

Demikian penggalan Jingle Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat yang dalam persepektif perlu menjadi paradigma bersama dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Salah satu implementasinya adalah dalam tahapan kampanye di mana materi-materi kampanye berisi visi, misi dan program yang bersifat membangun bagi daerah sebagaimana mestinya tanpa ada materi kampanye yang bersifat negatif bagi Pasangan Calon Kepala Daerah lainnya.

Merujuk buku ”Kebijaksanaan Hidup Orang Sunda: Nilai-Nilai Keteladanan & Kearifan Lokal Budaya Sunda dalam Membangun Manusia Cerdas, Berkarakter dan Sehat” karya Arif Dinata. Silih Asah Silih Asuh Silih Asuh merupakan salah satu pandangan hidup orang sunda yang masing-masing memiliki makna tersendiri.

Silih Asah secara harfiah berarti saling mengasah, bermakna bahwa dalam hidup manusia harus saling bertukar pengetahuan dan pengalaman serta saling memberikan pelajaran untuk memperbaiki dari satu sama lain sehingga tatanan kehidupan masyarakat bisa berjalan lebih baik.

Silih Asuh secara harfiah berarti saling menjaga, bermakna bahwa dalam hidup manusia harus saling menjaga dan melindungi satu sama lain juga saling membimbing dan mengarahkan kepada hal-hal baik sehingga membina hubungan masyarakat sekaligus mencegah konflik.

Silih Asih secara harfiah saling mengasihi, bermakna bahwa dalam hidup manusia harus saling tolong menolong satu sama lain yang didasarkan pada kasih sayang antar sesama manusia. Kasih sayang tanpa adanya rasa pamrih sehingga membangun hubungan harmonis diantara anggota masyarakat.

Falsafah ini idealnya diterapkan guna dalam Kampanye guna mencapai Pemilihan Kepala Daerah yang bermartabat. Falsafah Silih Asah dalam penerapannya di kampanye menjadikan Pasangan Calon Kepala Daerah saling memberikan pemahaman visi, misi dan program dengan tepat informasi dan membuka ruang diskusi dengan pemilih dalam membahas permasalahan daerah sehingga menjadi bahan pembelajaran bagi pemilih dan menjadi opsi solusi penyelesaian permasalahan daerah.

Falsafah Silih Asuh, dalam penerapannya di kampanye menjadikan Pasangan Calon Kepala Daerah saling membina satu sama lain baik antar Pasangan Calon dengan Pasangan Calon. Pasangan Calon dengan Tim sukses atau pendukungnya mau pun antar Tim sukses atau pendukungnya dengan Tim sukses atau pendukungnya lainnya. Membina disini dapat berupa sharing mengenai tempat yang dilarang dalam kampanye, metode-metode pelaksanaan kampanye dan lain sebagainya yang berorientasi pada upaya saling membina, menjaga dan melindungi guna tercapainya Pilkada yang bermartabat.

Falsafah Silih Asih dalam penerapannya di kampanye menjadikan Pasangan Calon Kepala Daerah saling menunujukan kasih sayang dan empati satu sama lain sehingga membentuk harmonisasi hubungan baik antar Pasangan Calon dengan Pasangan Calon, Pasangan Calon dengan Tim sukses atau pendukungnya mau pun antar Tim sukses atau pendukungnya dengan Tim sukses atau pendukungnya lainnya. Kampanye yang berorientasi kasih sayang tidak akan memuat materi kampanye yang menjatuhkan pihak lainnya dan tidak provokatif sehingga kampanye lebih etis dan humanis.

Falsafah Silih Asah Silih Asuh Silih Asuh seyogyanya terpatri dalam diri setiap orang Sunda. Oleh karena itu bukan suatu hal yang sulit untuk terkoneksi dan teraktualisasi sesuai dengan ruang dan waktu pada saat ini. Dalam perspektif penulis, Pilkada adalah proses untuk memilih pemimpin lokal yang akan lebih sering bersinggungan dengan kita, maka prosesnya harus dibangun dengan falsafah Silih Asah Silih Asuh Silih Asuh sesuai dengan falsafah yang pada dasarnya ada dalam diri kita masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: