Densus 88: Waspadalah Jaringan Teroris Galang Dana Lewat Sumbangan Amal di Tengah Masyarakat

Densus 88:  Waspadalah Jaringan Teroris Galang Dana Lewat Sumbangan Amal di Tengah Masyarakat

JARINGAN teroris disinyalur galang dana dengan minta sumbangan ke masyarakat. Kepala Bagian Bantuan (Kabagbanops) Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar meminta masyarakat waspada menyalurkan uang sumbangannya supaya tidak tersalurkan ke kelompok teroris. "Kami mengharapkan masyarakat dapat lebih waspada dalam menyalurkan sumbangan-sumbangan ke organisasi atau kelompok yang tidak dikenal," kata Aswin, (25/5). Menurutnya ada kemungkinan kelompok teroris lain, seperti ISIS dan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) meniru skema penggalangan dana yang dilakukan Jemaah Islamiyah (JI). Pada tahun 2021, pihaknya bersama Kemenag dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengungkap pendanaan yang dilakukan kelompok teroris JI. Sejumlah pengurus serta pimpinan yayasan amal milik organisasi terlarang tersebut ditangkap. Nah, baru-baru ini Densus 88 menangkap mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Kota Malang berinisial IA (22). Dia diduga terlibat penggalangan dana untuk kelompok ISIS di Indonesia. Pihaknya masih mendalami cara pemuda tersebut melakukan penggalangan dana yang diduga meniru cara kelompok JI. Baca Juga: Wakil Rektor Akui Tersangka Teroris yang Ditangkap Densus 88 Itu Mahasiswa UB Malang "Ini sedang dalam penyelidikan Densus. Tidak menutup kemungkinan cara pengumpulan dana yang dilakukan kelompok JI dapat ditiru oleh kelompok lain," ujarnya. Keterlibatan IA dalam kelompok teroris juga masih didalami. Dia diketahui terhubung dengan salah satu anggota JAD berinisial MR yang ditangkap beberapa waktu lalu. "IA terhubung dengan salah satu anggota JAD yang saat ini sudah ditangkap," ungkapnya. Baca Juga: Penangkapan Terduga Teroris di Malang, Ketua RW Ungkap Kejadian Mencurigakan Sebelum Ramadan Selain melakukan penggalangan dana, tersangka IA juga terlibat dalam penyebaran konten propaganda ISIS melalui media sosial. Dari barang bukti yang ditemukan, IA berkomunikasi secara intens dengan MR. Keduanya membahas rencana amaliyah (penyerangan) di fasilitas umum dan kantor polisi. "Penyerangan fasilitas milik tagut, yaitu polisi. Caranya dengan fisik dan senjata," ujar Aswin. (jpnn) =2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: