Melegakan, Vaksin Covid-19 Aman Bagi Orang HIV/AIDS
TIDAK dapat dipungkiri bila vaksin COVID-19 kepada orang dengan HIV memunculkan spekulasi dan keraguan berlebih terkait efektivitas vaksin yang bisa berbeda-beda pada setiap individu. Ya, bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus seperti orang dengan HIV, kekhawatiran akan pandemi dan infeksi virus corona menjadi berlipat ganda. Pun ketika vaksin COVID-19 ditemukan dan terus dikembangkan, orang dengan HIV masih harus berjibaku dengan rasa waswas tentang keamanan vaksin bagi tubuh mereka. Menjawab kekhawatiran efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 pada orang dengan HIV, sejumlah uji coba dan penelitian lantas dilakukan. Dilansir dari artikel Poz dan HIVplusmag, selain dari CoronaVac (produksi Sinovac), uji coba klinis vaksin dari Pfizer dan Moderna telah dilakukan dengan melibatkan orang dengan HIV. Uji coba Pfizer merangkul tak kurang dari 120 orang dengan HIV, sedangkan Moderna melibatkan 176 orang dengan HIV. Melalui uji coba ini, sejumlah temuan melegakan terungkap. Hanya ada satu orang HIV-positif yang masuk dalam kelompok plasebo, tidak ada kelompok vaksin yang menujukkan perkembangan gejala COVID-19 setelahnya, dan tidak ada masalah keamanan mengkhawatirkan yang dilaporkan dari para sukarelawan vaksin. Vaksin COVID-19 juga tidak mengandung virus hidup yang memungkinkan timbulnya masalah bagi orang dengan HIV. Malahan, sejumlah penggiat isu HIV internasional seperti Matthew Hodson (Executive Director the U.K National Aids Manual AIDSMaps) yang telah hidup dengan HIV selama 22 tahun tidak sedikitpun ragu untuk menerima vaksin COVID-19. Lebih jauh, dalam artikelnya, HIVplusmag melansir bahwa vaksin COVID-19 tidak akan menyebabkan masalah dengan obat HIV (ARV) yang dikonsumsi. Organisasi-organisasi HIV internasional pun telah melaporkan adanya kesalahan informasi yang sampai ke sebagian orang mengenai hal ini. Dalam kekeliruan informasi itu disebutkan jika orang dengan HIV yang tengah menjalani ARV tidak boleh mendapatkan vaksin. Hal tersebut tidak benar, justru sangat penting untuk tetap dalam terapi ARV saat sedang dan setelah divaksin. Sebagai tambahan, vaksin COVID-19 juga tidak memberikan pengaruh kepada orang dengan HIV yang sedang menjalankan terapi hormonal. Berdasarkan isi dokumen rilisan UNAIDS tertanggal 12 Januari 2021 tentang Vaksin COVID-19 dan HIV, dinyatakan bahwa vaksin COVID-19 aman dan memberikan manfaat yang sama kepada semua orang, termasuk orang dengan HIV. Tidak ada data yang menunjukkan kekhawatiran bahwa orang dengan HIV bisa mendapatkan risiko lebih besar terkait pemberian vaksin dibandingkan dengan populasi umum. “Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang dengan HIV untuk tidak melakukan vaksinasi,†tegas dokumen tersebut. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dengan HIV. Diantaranya, orang dengan HIV harus tetap menjalankan terapi ARV yang efektif dan mempertahankan tindakan pencegahan COVID-19 menjaga jarak fisik, mencuci tangan, mengenakan masker dsb. Selain itu perlu diingat, jika seseorang dengan HIV mengalami infeksi oportunistik, sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi COVID-19. (kbe/Hal tersebut tidak benar, justru sangat penting untuk tetap dalam terapi ARV saat sedang dan setelah divaksin. Sebagai tambahan, vaksin COVID-19 juga tidak memberikan pengaruh kepada orang dengan HIV yang sedang menjalankan terapi hormonal. Berdasarkan isi dokumen rilisan UNAIDS tertanggal 12 Januari 2021 tentang Vaksin COVID-19 dan HIV, dinyatakan bahwa vaksin COVID-19 aman dan memberikan manfaat yang sama kepada semua orang, termasuk orang dengan HIV. Tidak ada data yang menunjukkan kekhawatiran bahwa orang dengan HIV bisa mendapatkan risiko lebih besar terkait pemberian vaksin dibandingkan dengan populasi umum. “Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang dengan HIV untuk tidak melakukan vaksinasi,†tegas dokumen tersebut. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dengan HIV. Diantaranya, orang dengan HIV harus tetap menjalankan terapi ARV yang efektif dan mempertahankan tindakan pencegahan COVID-19 menjaga jarak fisik, mencuci tangan, mengenakan masker dsb. Selain itu perlu diingat, jika seseorang dengan HIV mengalami infeksi oportunistik, sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi COVID-19. (dra/Hal tersebut tidak benar, justru sangat penting untuk tetap dalam terapi ARV saat sedang dan setelah divaksin. Sebagai tambahan, vaksin COVID-19 juga tidak memberikan pengaruh kepada orang dengan HIV yang sedang menjalankan terapi hormonal. Berdasarkan isi dokumen rilisan UNAIDS tertanggal 12 Januari 2021 tentang Vaksin COVID-19 dan HIV, dinyatakan bahwa vaksin COVID-19 aman dan memberikan manfaat yang sama kepada semua orang, termasuk orang dengan HIV. Tidak ada data yang menunjukkan kekhawatiran bahwa orang dengan HIV bisa mendapatkan risiko lebih besar terkait pemberian vaksin dibandingkan dengan populasi umum. “Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi orang dengan HIV untuk tidak melakukan vaksinasi,†tegas dokumen tersebut. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang dengan HIV. Diantaranya, orang dengan HIV harus tetap menjalankan terapi ARV yang efektif dan mempertahankan tindakan pencegahan COVID-19 menjaga jarak fisik, mencuci tangan, mengenakan masker dsb. Selain itu perlu diingat, jika seseorang dengan HIV mengalami infeksi oportunistik, sebaiknya dikonsultasikan kembali dengan dokter sebelum melakukan vaksinasi COVID-19. (kbe/Poz dan HIVplusmag)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: