Simak!, Ini Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Penderita Penyakit Menular Seksual

Simak!, Ini Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Penderita Penyakit Menular Seksual

SETELAH terdiagnosis penyakit menular seksual (PMS), rasa takut, kecewa, dan sedih mungkin akan menyelimuti diri. Jika dibiarkan berlarut, kondisi ini bisa mengganggu kesehatan mental, lho. Oleh karena itu, yuk simak tips menjaga kesehatan mental untuk penderita penyakit menular seksual di artikel ini. Selain sedih dan kecewa pada diri sendiri, perasaan terasingkan akibat stigma negatif yang ada di lingkungan dan rasa insecure yang kerap muncul juga bisa meningkatkan risiko penderita penyakit menular seksual mengalami gangguan kesehatan mental yang lebih berat, termasuk depresi atau gangguan bipolar. Begini Cara Menjaga Kesehatan Mental Penderita PMS Seperti yang kita ketahui, ada beragam jenis penyakit menular seksual, di antaranya kutil kelamin, sifilis, gonore, chlamydia, granuloma inguinale, dan HIV. Beberapa penyakit lain yang juga bisa menular melalui hubungan seksual adalah hepatitis B dan hepatitis C. Nah, saat menderita penyakit menular seksual, selain mengatasi penyakitnya, salah satu hal yang juga penting untuk dijaga adalah kesehatan mental penderitanya. Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental penderita PMS: 1. Menjaga keseimbangan emosi Saat menderita PMS, seseorang bisa merasa terpukul, sedih, atau kecewa. Namun, tetaplah kelola emosi sehingga rasa sedihnya tidak berlarut-larut, ya. Agar bisa lebih tenang, tidak ada salahnya untuk menangis, memberikan diri waktu untuk bersedih, meluapkan kesedihan kepada orang yang terdekat, membuat jurnal atau diary untuk meluapkan semua perasaan. Bila perlu, ambil waktu sejenak untuk menenangkan diri, misalnya dengan mengambil cuti untuk liburan atau melakukan kegiatan yang disukai. Setelah merasa lebih tenang, sembari menjalani pengobatan, latihlah diri untuk positive self-talk dan afirmasi positif untuk mencegah munculnya pikiran-pikiran negatif. Ini juga dilakukan guna menghindari sikap menyalahkan dan membenci diri sendiri. 2. Curhat dengan orang yang dipercaya Menceritakan tentang penyakit menular yang diderita memang bukan hal yang mudah. Tetapi, curhat dan menceritakan semuanya dengan jujur sangat penting untuk dilakukan. Dengan jujur dan terbuka, perasaanmu akan lebih lega. Selain itu, langkah ini juga bisa membantumu dan pasanganmu untuk mengetahui risiko penularan, sehingga kalian bisa menentukan langkah selanjutnya. 3. Menerapkan pola hidup sehat Sembari menjalani pengobatan, penderita PMS juga perlu menerapkan pola hidup yang sehat, seperti dengan mengonsumsi makanan bergizi setiap hari, mencukupi waktu tidur, berhenti merokok, serta rutin berolahraga. Selain menyehatkan, langkah ini juga bisa membantu agar suasana hatimu lebih baik. Sebisa mungkin, hindari mengonsumsi minuman beralkohol apalagi terjerumus ke dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang, ya. Ingat, hidupmu berharga, lho. 4. Melakukan teknik relaksasi Teknik relaksasi dapat membantu penderita PMS untuk menjernihkan pikiran, menumbuhkan pikiran-pikiran yang positif, serta meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi. Jadi, saat terdiagnosis mengalami PMS, cobalah melakukan teknik relaksasi ini secara rutin. Ada banyak bentuk teknik relaksasi yang bisa dilakukan, misalnya meditasi mindfulness, yoga, atau tai chi. 5. Melakukan hal yang menyenangkan Tips yang satu ini kerap terlewatkan, nih. Saat mengalami PMS, bukan berarti hidupmu berakhir, ya. Orang dengan PMS masih tetap bisa beraktivitas dengan normal, kok. Penderita PMS juga masih bisa melakukan hal-hal menyenangkan, seperti liburan atau melakukan hobi yang positif. Nah, itulah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mental penderita PMS. Bersedih boleh-boleh saja, tapi jangan sampai kesedihan ini berlarut-larut, ya. Yakinkan diri bahwa apa pun yang terjadi di dalam hidup akan terlewati dengan baik. Jika setelah melakukan cara di atas perasaan sedih dan cemas tak kunjung hilang hingga sudah mengganggu kegiatan sehari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog untuk mendapatkan saran terbaik agar bisa keluar dari masalah ini. (bbs/alodokter/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: