Pemkab Karawang Kejar Target Capaian Program KBPP, Jhpiego Rutin Gelar Evaluasi dan Monitoring

Pemkab Karawang Kejar Target Capaian Program KBPP, Jhpiego Rutin Gelar Evaluasi dan Monitoring

KARAWANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, bersama Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Karawang, dan Lembaga Jhpiego, sedang tancap gas dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu program KB Pasca Persalinan (KBPP). Saat ini, sebanyak tiga puskesmas dan tiga rumah sakit di Karawang sedang digarap evaluasi dan monitoring (Monev) melalui kegiatan Supervisi Fasilitatif (Sufas). Tujuannya, untuk meningkatkan capaian target KBPP serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Kepada KBE, Spesialis PPFP Jhpiego, Andriani Siahaan mengatakan, pihaknya bersama Tim Jaga Mutu Pelayanan KBPP Kabupaten Karawang, saat ini tengah fokus berupaya melakukan peningkatan program KBPP disejumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di Karawang. Andriani bilang, pihak JHPiego sebelumnya sudah menggelar pelatihan bagi faskes yang jadi percontohan program KBPP di Karawang. Faskes tersebut diantaranya, Puskesmas Kecamatan Kotabaru, Puskesmas Rengadengklok, Puskesmas Cikampek, RS Citrasari Husada, RS Hermina, serta RSUD Karawang. “Kita harapannya melalui kegiatan sufas ini, dari hulu ke hilir atau pun sebaliknya klita mempunyai satu visi yang sama, yaitu memberikan pelayanan KB pasca persalinan dan konseling yang baik untuk masyarakat,â€ kata Andriani, di Puskesmas Kotabaru, Senin, (25/7) kemarin. Dia menjelaskan, sesuai Peraturan Badan (Perban) BKKBN Nomor 18 tahun 2022. Indikator keberhasilan program KBPP disuatu daerah dapat diukur dari banyaknya jumlah ibu melahirkan yang langsung mendapatkan pelayanan KBPP. “Dalam Perban nomor 18 itu, indicator keberhasilannya seratus persen ibu yang melahirkan harus mendapatkan koseling KBPP. Dari yang seratus persen itu, diharapkan 70 persen dia memilih untuk KBPP, Dan dari 70 persen itu, diharapkan minimal 50 persennya diharapkan memilih KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang,red),â€ jelasnya. Meski demikian, lanjut Andirani, target BKKBN dalam Perban nomor 18 itu dianggap terlalu besar untuk faskes pemula setingkat puskesmas. Karena itu, pihanya bersama Dinkes dan DPPKB Karawang lebih fokus untuk meningkatkan progress program KBPP dari tingkatan yang paling sederhana. “Jadi kita putuskan terapkan target yang lebih masuk akal untuk dicapai oleh puskesmas, seperti capaian untuk konseling minimal diatas 50 persen,  kemudian capaian untuk pemilihan metode kontrasepsinya juga minimal 50 persen,â€ bebernya. “Dan harapannya, konseling KBPP berkualitas terutama konseling KBPP pada saat kunjungan nifas yang kami lihat di masing-masing faskes masih perlu mendapat perhatian khusus,â€ imbuhnya. Disisi lain, Kepala UPTD Puskesmas Kotabaru, Ucin Supriadi mengaku sangat terbantu dengan kegiatan Sufas yang dilakukan oleh Tim Jaga Mutu bersama Lembaga Jhpiego. Pasalnya, melalui kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Kotabaru jadi lebih memahami tata cara pelayanan KBPP. Selain itu, kolaborasi yang baik antara Dinkes dan DPPKB diharapkan bisa meningkatkan capian KBPP di Karawang. Khususnya diwilayah Kecamatan Kotabaru. “Melalui program KBPP ini sebenarnya kita optimis capaian lebih maksimal. Karena kolaborasi antara Dinkes dan DPPKB sangat baik. Jadi dalam pelaksanaanya, DPPKB fokus kepada penyuluhan, sedangkan Dinkes melalui puskesmas meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan,â€ ujarnya. (Wyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: