Banting Setir dari Anggota DPRD ke Kades, Nemin Kini Diganjar Penghargaan dari Mendes PDTT
KABUPATEN BEKASI - Kepala Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Nemin diganjar penghargaan dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar, Selasa (18/10). Penghargaan itu diberikan kepada Nemin lantaran kinerjanya kinerja yang berhasil mengangkat status Desa Burangkeng dalam kategori desa mandiri. Acara pemberian penghargaan tersebut bertempat di Pendopo Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Selasa (18/10). Penghargaan diberikan langsung Abdul Halim bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum kepada Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan dan perwakilan kepala desa. Desa Burangkeng diketahui merupakan desa terpadat di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi dengan jumlah warga sekitar 40 ribuan. Nemin sendiri diketahui merupakan mantan Anggota DPRD Kabupaten pada tahun 1999. Ia mengabdikan diri menjadi Kepala Desa Burangkeng sejak tahun 2012. Dalam menjalankan pemerintahan, Nemin menekankan pentingnya menjaga toleransi untuk menjaga persatuan ditengah keberagaman suku agama dan ras. "Pas saya jadi Kepala Desa ditahun 2012 itu, bukan Burangkeng seperti tahun 90-80an, sudah berubah masyarakatnya. Yang dulu mungkin tahun 90, yang dulu hanya suku Sunda dan Betawi, sekarang mungkin dari berbagai macam suku,"kata Nemin. Nemin menyebut sejak menjabat sebagai kepala desa, ia tak melihat latar belakang masyarakat suku, agama dan golongan. "Siapa yang tinggal di Burangkeng, itulah warga Burangkeng, sehingga saya tidak menganak emaskan putra Burangkeng, tidak menganak tirikan putra pendatang, semua warga Burangkeng,"kata Mantan Anggota DPRD Kabupaten Bekasi ini. Sehingga, siapapun warga yang tinggal di Desa Burangkeng akan merasa nyaman dan warga Burangkeng pun merasa tidak terganggu. Kuncinya kata Nemin ialah memperkuat silaturahmi. "Saya itu, ada rempug ragem berbarengan. Ayo kita rempug, ayo kita ragem, ayo kita bebarengan membangun Burangkeng. Dulu mungkin suka ada riak-riak kecil antara warga kampung dan perumahan, alhamdulillah sejak 2012 saya menjabat, sangat kondusif,"papar dia. Empat pilar kebangsaan, kata Nemin selalu ia tanamkan di masyarakat,"Jika itu tidak ditanamkan dijiwa raga masyarakat, akan selalu ada perpecahan,"kata dia. Nemin menyebutkan untuk membangun desa tidak melulu hanya berbicara infrastruktur. Kesadaran, akhlak dan toleransi warga juga harus dibangun. "Infrastruktur kita bangun, tapi akhlak masyarakat, toleransinya, kesadaran masyarakat ga dibangun, percuma bangunan akan rusak, karena diisi oleh warga yang tidak toleran, tidak bertanggung jawab terhadap bangunan,"ucapnya. Sehingga, kata Nemin pembangunan infrastruktur hingga pengembangan ekonomi masyarakat harus dibarengi dengan akhlak dan toleransi masyarakat.(dim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: