Mati Suri, 80 Persen Pedagang Tinggalkan Pasar Bintara

Mati Suri, 80 Persen Pedagang Tinggalkan Pasar Bintara

KOTA BEKASI - Pasar tradisional Bintara, Bekasi Barat, kondisinya mati segan hidup tak mau alias matu suri. Begitulah gambaran kondisi pasar tradisional Bintara di Bekasi Barat, Kota Bekasi. Pasar Bintara dulu jadi salah satu pasar terbesar di Kota Bekasi dengan memiliki areal seluas 2,2 hektar. Pasar Bintara dulu jadi primadona diperbatasan Jakarta Timur. Memiliki areal luas 2,2 hektar dengan bangunan induk hanya 4900 meter persegi membuat pasar Bintara diminati banyak pedagang. Dulu jumlah pedagang di pasar tradisional itu mencapai 1200-an. Namun kondisi sekarang memprihatinkan. Baca Juga: Revitalisasi Pasar Kranji Dimulai, Target 19 Bulan Selesai Dari total jumlah pedagang dulunya mencapai 1200 lebih tersisa hanya 170-an pedagang yang tetap bertahan. Pedagang banyak meninggalkan lokasi pasar Bintara karena tak lagi jadi primadona. Pasar Bintara terisolir. "Pasar Bintara sekarang terisolir, akibatnya banyak di tinggal pedagang karena tak lagi menjanjikan cuan. Jumlah pengunjung pun hanya sebatas warga lingkungan pasar," ungkap Amas, kepala UPTD Pasar Bintara, Selasa (11/10/2022). Dikatakan bahwa kejayaan pasar Bintara, Bekasi Barat tersapu oleh akses yang banyak ditutup akibat pembangunan jalan dan lainnya. Diperparah lagi dengan ditutupnya perlintasan ke stasiun Cakung. Hingga saat ini dikatakan 80 persen di tinggal pedagang. Baca Juga : Dugaan Pungli di Pasar Kranji Libatkan Pejabat Disperindag Menguap Menurutnya keberadaan pasar tradisional Bintara dulu diuntungkan dengan posisinya tepat didepan stasiun Cakung. Namun saat sekarang karena ada penambahan perlintasan kereta membuat akses jalan ditutup. Hal lainnya lanjut Amas, kondisi diperparah oleh macet saat jam kerja dan pulang kerja. Amas menyamakan pedagang di Pasar Bintara sama dengan berdagang di rumahan. "Pedagang di Pasar Bintara, sama dengan berjualan di rumahan. Begitulah gambarannya, karena harapannya hanya warga lingkungan saja yang belanja, " ujar Amas mengatakan bahwa pasar Bintara sudah tak ekonomis lagi. Baca Juga : Disperindag Bekasi Dianggap Asbun terkait Revitalisasi Pasar Kranji Staf UPTD Pasar Bintara, bahwa sepinya pedagang berjualan di Pasar Bintara diperparah saat dihantam Covid-19 dua tahun lalu. Sebelumnya pun telah di tinggal pedagang karena akses jalan. "Dulu pasar Bintara ini primadona. Karena memiliki areal paling luas dibanding semua pasar tradisional di wilayah Kota Bekasi, " ujarnya. Saat ini pedagang tersisa 170-an. Dan itu lengkap ada berjualan makan minum dan pakaian. Namun pakaian mereka hanya sebagai display lebih mengedepankan jualan online. Pantauan di lokasi, kondisi pasar Bintara hanya dijadikan tempat parkiran kendaraan truk dan muat naik barang dagangan lainnya mengingat areal nya yang luas. Juga terlihat di beberapa Los ada dibuat seperti cafe atau lainnya. Pihak UPTD mengakui saat ini untuk PAD hanya menghitung dari jumlah pengunjung dengan menggunakan barcode. Dan setiap bulan selalu pedagang melapor untuk pindah. Kondisi itu pun selalu di laporkan ke Dinas. (amn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: