Revitalisasi Pasar Kranji Jauh Tertinggal Dibanding Tiga Tempat Lain di Kota Bekasi

Revitalisasi Pasar Kranji Jauh Tertinggal Dibanding Tiga Tempat Lain di Kota Bekasi

KOTA BEKASI - Ketua Komisi 2 DPRD Kota Bekasi Arif Rahman Hakim menyebutkan pelaksanaan revitalisasi pasar Kranji Baru di Bekasi Barat jauh tertinggal dibanding tiga tempat lainnya. Diketahui bahwa revitalisasi pasar tradisional di Kota Bekasi dilakukan di empat tempat meliputi pasar Jatiasih, Bantar Gebang dan di Bekasi Utara selanjutnya adalah pasar Kranji Baru di Bekasi Barat. Untuk itu Arif meminta pedagang dan pengembangan revitalisasi pasar Kranji Baru di Bekasi Barat, bersinergi saling mendukung. Hal itu disampaikan menanggapi gejolak pada revitalisasi pasar Kranji Baru yang terjadi akhir-akhir ini, seperti penyegelan kios dan reaksi dari pengembang maupun pedagang. "Dari empat pasar tradisional di Kota Bekasi yang dilakukan pembenahan Pasar Kranji dianggap jauh tertinggal dibanding tiga tempat lainnya,"ungkap Arif, kepada KBE, Senin (18/7/2022). Alasan tersebut dia meminta agar revitalisasi segera selesai harus bersinergi. Karena revitalisasi itu sendiri dilakukan Pengembang sifatnya investasi. Pasar itu jelasnya bukan dibangun melalui dana APBD Kota Bekasi. Sehingga ada persyaratan baik kepada pedagang maupun pengembang. Salah satu kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian kerja sama (PKS) adalah kewajiban pedagang membayar down payment (DP) setelah menempati kios di TPS yang disediakan pengembang. Namun demikian, disisi lain pengembang juga harus mempercepat proses pembangunan agar pedagang tidak terlalu lama berada di TPS. "Pengembang itu investasi bagaimana mereka bisa saling bersinergi saya menilai antara pengembang dan pedagang belum sinkron. Karena masih terus terjadi gejolak,"tegas Politisi PDI Perjuangan ini. Sehingga jelasnya dari empat pasar tradisional Kranji yang saat ini tengah dibangun masih terjadi persoalan yang belum selesai antara pedagang dan pengembang. "Harusnya ada kesadaran bersama dari pengembang dan pedagang, "tegas Arif. Dia berharap progress pembangunan revitalisasi berjalan terus supaya ada penyelesaian. Karena pedagang juga sudah banyak bayar DP sebagai kewajibannya. "Kalo pedagang yang tidak bayar kewajiban juga menjadi satu persoalan. kapan selesainya jika sama sama tidak saling mengerti,"papar Arif. Menanggapi soal pengosongan sejumlah kios di TPS Pasar Kranji Baru Arif meminta pengembang membuka fron komunikasi jangan sampai membuat kesulitan para pedagang. Tentunya ada koridor batasan-batasan Diketahui bahwa pengembang telah melakukan penutupan ratusan kios di TPS Pasar Kranji. Penutupan tersebut karena para pedagang yang telah menempati kios belum membayar DP 0-5 persen sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam PKS revitalisasi Pasar Kranji Baru. Bahkan pada Sabtu 16 Juli kemarin, sejumlah pedagang menggelar aksi protes untuk menolak pengosongan atau penutupan kios di Pasar Kranji Baru di bagian bawah yang telah diisi ratusan pedagang.(amn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: