Sumber Green Energy Indonesia Sangat Melimpah, Ayo Semua Dukung Hilirisasi

Senin 10-01-2022,07:24 WIB
Editor : redaksimetro01

KARAWANG- Langkah hilirisasi industri energi dilakukan pemerintah Indonesia. Tanggapan dan kontroversi pun muncul. Tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri, terutama di negara-negara Eropa yang terimbas langsung dengan kebijakan itu. Menjawab pertanyaan besar apa untunnya Indonesia menempuh langkah hilirisasi industri energi? Di hadapan mantan mantan Menteri BUM N Dahlan Iskan yang memandu acara dan 250-an media jaringan WSM, termasuk karawangbekasi.jabarekpres.com, Senin 10 Januari 2022, Luhut memeberkan pentingnya hilirisasi industri. Hilirasasi, kata Luhut, saat ini dan kedepan adalah sektor yang paling diminati  investor luar untuk membiayai pembangunan.  Selain mempercepat proses pemerataan pembangunan antara Indonesia Barat, Tengah dan Indonesia Timur. Dijelaskan, dengan hilirisasi banyak propinsi di Indonesia yang tetap tumbuh meski menghadapi gelombang pandemi selama dua tahun lebih. Menko Marves, Luhut  yang dibantu dua deputinya juga menjelaskan progres hilirisasi industri yang sudah dilakukan Pemerintah, termasuk pembangunan Kawasan Industri Hijau (KIH) di Kalimantan Utara (Kaltara) dan Bali International Hospital (BIH) di Sanur, Bali. Terkait hilirisasi nikel yang mengguncang negar-negara industry Eropa, Lujut menjelaskan  hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor besi dan baja . Dan peningkatan sektor ini menjadi awal proses diversifikasi ekonomi. Sebagai perbandingan, tahun 2021 ekspor besi dan baja Indonesia diperkirakan sebesar 21 USD Miliar. Angka ini tentu saja sangat berbeda dengan tahun 2014 yang hanya 1 USD Miliar. Kedepan, kata Luhut, hilirisasi industri Indonesia akan membangun basis indsutri bernilai tambah tinggi untuk mendukung digitalisasi ekonomi yang makin pesat. “Trend green economy industry tersebut antara lain semi konduktor, EV serta software engineering,â€ ungkapnya. Berkah hilirisasi industri itu, tambahnya, belum termasuk mempertimbangkan pengembangan potensi produk polysiliicon. Bahan baku polysiliicon adalah kuarsa yang banyak tersedia di Indonesia. “Kuarsa ini kemudian diproses menjadi lebih lanjut guna menghilangkan impurities (bahan pengotor) dan menjadi polysiilicon. “Peluang ini yang akan ditangkap Indonesia, karena kita memiliki sumber green energy yang melimpah,â€ tandas Luhut. Pada kesempatan itu Luhut berharap media-media jaringan WSM bisa menyebarluaskan kemajuan perekonomian Indonesia secara komprehensif.  Bagaimana dalam dua tahun terakhir, ekspor iron dan steel dari Indonesia sudah mulai menyumbangkan devisa yang klebih banyak.  (shn/kbe)

Tags :
Kategori :

Terkait