Kades di Cilamaya Patungan Benahi Saluran Tersier

Rabu 19-01-2022,01:37 WIB
Editor : redaksimetro01

KARAWANG - Di tengah tertundanya proses perbaikan sungai sekunder yang jebol oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan ruang (PUPR) akibat hujan yang terus mengguyur daerah sana, kini sungai tersier yang menjadi penunjang saluran air ke pesawahan pun ikut-ikutan jebol. Alhasil, para kepala desa dan petani di sana kini gotong royong memperbaiki tanggul tersier darurat. Kepala Desa Cilamaya yang juga Ketua Ikatan Kepala Desa (IKD) Cilamaya Wetan Ali Hamidi menuturkan, ia bersama para kepala desa lain di Cilamaya Wetan kini gotong royong berupaya agar saluran tersier bisa pulih kembali karena fungsinya sangat vital untuk mengairi sawah-sawah milik petani hampir di seluruh desa yanga ada di Cilamaya Wetan. Awalnya, Ali menuturkan, ia dan para petani di desanya semringah mengetahui DPUPR Karawang akan memperbaiki sungai sekunder yang memang jebol. Namun karena hujan terus turun dengan intesintas tinggi, proses perbaikan tertunda. Sialnya, di tengah proses perbaikan tanggul saluran sekunder yang tertunda, tanggul saluran air tersier ikut-ikutan jebol. "Kami semua prihatin dengan jebolnya tanggul. Kendala yang kami hadapi adalah musim penghujan dan debit air, jadi waktunya tidak sesuai dengan rencana yaitu 20 hari ketika para petani dan kades kumpul, " kata Ali. Peristiwa ikut-ikutan jembolnya tanggul saluran tersier membuat para petani dari tujuh desa yaitu Cikalong, Mekarmaya, Cilamaya, Sukatani, Rawagempol wetan, Muara lama dan Muara baru khawatir karena air yang harus mengalir ke hilir dan area pesawahan malahan ambrol semua ke sungai kali bawah. Ali sudah bersepakat dengan kepala desa dan para petani yang terdampak akan patungan untuk memperbaiki tanggul tersier yang jebol. "Tanggul tersier juga jebol. Kami semua 7 desa saya berharap semua peduli. Kami akan mengumpulkan dana 1.5 juta per desa. Secara institusi Pemdes Cilamaya sudah menyiapkan," sambung Ali. Demi menyelamatkan para petani, para kepala desa dan petani setempat agar sawah petani bisa terairi dengan membuat saluran baru agar bisa melewati yang longsor. Anggaran teknisnya dalam membuat saluran bisa mencapai 15 Juta rupiah, kekurangan dari dana kepala desa akan dibantu oleh para petani. "Kami sudah Konfirmasi dengan gapoktan mereka siap menyelesaikan sisanya. Kami akan membuat saluran baru, agar airnya bisa tersalurkan, kami akan membuat sedotan namun yang menjadi kendalanya adalah debit air yang tinggi takut tidak bisa menampung jadi harus dua saluran," pungkasnya. Di tempat yang sama, Kepala Desa Rawagempol Wetan Udin Abdul Gani mengatakan sekali pun cuaca musim hujan, sawah-sawah di Cilamaya tetap saja masih ada yang kekurangan air, dikarenakan saat ini di tanggul aliran air di hulunya ambrol. "Saat ini walaupun sering di guyur hujan, karena di hulu amblas, tetap saja banyak yang kekeringan dan kurang air jadinya, makannya kami bersama petani alat akan normalisasi yang tersier lalu dibelokan ke saluran sekunder kalong," kata Udin. (cr1/mhs)

Tags :
Kategori :

Terkait