KARAWANG- Warga Dusun Cikampek Tua Barat, Desa Cikampek Pusaka (Cikpus), Kecamatan Cikampek, keluhkan tumpukan sampah yang menggunung di lapangan Mandala. Ketika musim hujan tiba, cairan dari sampah itu turun memasuki saluran air dan melewati pemukiman warga. Rembesan air dari TPS liar itu berbau busuk, warga khawatir hal itu dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Sopiah (48) Ibu rumah tangga yang bermukim hanya beberapa meter dari lokasi tumpukan sampah itu mengaku, selalu mencium bau menyengat. Aroma busuk semakin kuat ketika memasuki musim hujan. Selain itu, ia mengatakan, beberapa waktu kebelakang, karena sampah liar sering dibakar, ilalang di sekeliling tumpukan sampah sempat terbakar dan hampir mengenai rumah penduduk. "Kalau musim hujan baunya nyengat, apalagi air dari sampah itu turun masuk saluran, saluran ini lewat belakang rumah. Seperti sebelumnya kemarin ada yang ngebakar ilalang ikut ngerembet hampir kena perumahan," kata Sopiah kepada KBE. Baca Juga: Tradisi Hajat Bumi dan Makam Keramat Ki Bagus Jabin, Cikampek Pusaka Menuju jadi Desa Budaya Sopiah mengatakan, selama ini tumpukan sampah itu sering kali dimusnahkan dengan cara dibakar dan belum pernah diangkut. Pihaknya berharap, Pemerintah Kabupaten Karawang, melalui Dinas Lingkungan Hidpu dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang ambil tindakan dari permasalahan sampah di desa tersebut. "Belum pernah yang angkut, cuman dibakar aja," kata Sopiah. Dedeh (37) yang juga bertetangga dengan Sopiah mengatakan, tumpukan sampah liar sudah cukup lama berada disana. Ia mengaku pelaku pembuang sampah bukan warga Desa Cikampek Pusaka, melainkan orang yang berlalu-lalang menggunakan jalan setapak itu "Sampah disitu sudah lumayan lama, sedangkan orang disini gak ada yang buang sampah disana. Banyak juga yang lewat buang sampah, orang mana aja, kayak 'plung' gitu aja," kata ia sembari mengilustrasikan pembuang sampah liar. Baca Juga: Kisah Horor dari Cikampek Pusaka: Perempuan Tua, Bakakak Terbang hingga Saluran TV Ganti Sendiri Jauh sebelumnya, di lokasi TPS liar itu sudah pernah diberi pagar oleh pengelola kawasan Mandala dan pemerintah desa. Akan tetapi pelaku pembuang sampah masih saja membuang dan terbengkalai sampai saat ini. Dedeh berharap TPS liar itu dapat bersih serta tidak ada lagi yang membuang sampah. "Kepinginnya bersih jangan buang sampah lagi," kata Dedeh. Selaras dengan Dedeh, Ketua RW 03, Didin Sugiantoro mengaku pihaknya sudah merapihkan tumpukan sampah liar yang tadinya menumpuk tinggi untuk diratakan dengan permukaan tanah. Didin mengatakan, dirinya pernah menjalin komunikasi ke pengelola kawasan Mandala untuk mencari solusi permasalahan sampah itu. Akan tetapi ia mendapat jawaban dari pihak pengelola Mandala untuk ditutup akses jalan yang menghubungkan Desa Cikampek Pusaka dan Kawasan Mandala. "Dari kawasan gak mau ribet, (minta) tutup aja jalannya, tapikan bagi karyawan yang bekerja lewat sini semua," kata Didin. Baca Juga: Podcast Jadi Medium Kenalkan Kekayaan Budaya Cikampek Pusaka Didin mengatakan sudah melaporkan ke pihak pemdes perihal sampah liar tersebut untuk dikelola mandiri oleh pihaknya "Sudah saya laporkan, ngajuin bagaimana sampah ini kita kelola, ketika si pembuang sampah liar ini harus dibayar atau bagaimana," kata Didin. Di tempat terpisah, Sekretaris Desa Cikampek Pusaka Cahyadi membeberkan, kebanyakan yang membuang sampah itu warga Kalihurip yang beraktivitas ke pasar atau berdagang, kemudian melalui jalan tersebut dan membuang sampahnya disana. Baca Juga: Desa Cikampek Pusaka Go Digital "Warga Kalihurip yang ke pasar lewat situ, buang disitu," kata Cahyadi. Cahyadi mengaku pihaknya pernah melabrak pembuang sampah liar dan diberikan sanksi berupa denda. Sebelumnya pernah terpasang CCTV untuk memantau pelaku pembuang sampah, kini CCTV itu tinggal tiangnya saja. Cahyadi mengatakan CCTV tersebut rusak karena dilempar batu, "Ada yang nimpuk," kata Cahyadi. Baca Juga: Podcast Jadi Medium Kenalkan Kekayaan Budaya Cikampek Pusaka Pemdes Cikpus berencana bakal berkoordinasi dengan pihak pengelola kawasan Mandala untuk guna pakai lingkungan untuk membuat pengelolaan sampah organik dengan menggunakan maggot dan non organik, yang nantinya dikelola oleh warga sekitar. Dan membangun saung-saung di sekeliling tempat sampah liar. "Jadi rencananya mau dijalanin pengelolaan sampah organik, non organik disana. Tidak menutup pembuangan sampah, tetapi di tampung," kata Cahyadi. Ia mengatakan rencana itu dapat terealisasi pada tahun depan untuk dimasukkan ke dalam APBDes. "Realisasinya ditahun depan, karena harus dimasukan ke dalam anggaran desa," tukasnya. (gma)
TPS Liar Kawasan Mandala di Desa Cikpus Keluarkan Bau dan Rawan Kebakaran, DLHK Karawang Jangan Diam Saja...
Rabu 03-08-2022,12:30 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :