KASUS Mas Bechi membuat banyak orang penasaran untuk melihat dari dekat Ponpes Shiddiqiyyah Jombang yang merupakan lembaga pendidikan agama terkemuka di kota itu.
Melihat dari dekat Ponpes Shiddiqiyyah Jombang terungkap bahwa saat polisi melakukan pencarin Mas Bechi ternyata banyak ditemukan ruang rahasia yang kosong.
Melihat dari dekat Ponpes Shiddiqiyyah Jombang, ponpes ini punya bangunan permanen yang boleh dibilang merupakan ponpes modern.
Polisi awalnya tak menyangka akan menemukan banyak ruang rahasia di komplek Ponpes Shiddiqiyyah Ploso itu. Saat mencari Mas Bechi.
Baca Juga: Begini Tampang Anak Kiai Jombang Setelah Menyerahkan Diri ke Polisi
"Kami menemukan banyak sekali ruangan di sana yang kosong, yang tersembunyi banyak," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto.
Banyaknya ruangan kosong di komplek itu diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan polisi kesulitan menemukan anak pengasuh dan tokoh pondok Pesantren Shiddiqiyah Jombang, tersebut.
Apalagi, keluarga saat itu juga enggan untuk menyerahkan tersangka sehingga petugas terus melakukan pencarian. Kombes Dirmanto juga minta keluarga membantu polisi terkait dengan masalah ini.
Polisi pun sudah berupaya untuk humanis dalam penegakan hukum tersebut. Polisi baru berhasil mengamankan Mas Bechi setelah menyerahkan diri ke kepolisian pada Kamis (6/7/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.
Baca Juga: Mas Bechi Memang Predator Seks, Rok dan Jilbab Santriwati jadi Saksi Bisu Kebejatannya
Anak dari kiai pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Ploso, Jombang itu menyerahkan diri setelah dikepung polisi 15 jam.
Setelah diamankan, Mas Bechi langsung diserahkan ke Kejati Jawa Timur. Dia ditahan di Rutan Klas 1 Surabaya di daerah Medaeng untuk selanjutnya diadili di Pengadilan Negeri Surabaya.
Kasus yang diduga menjerat Mas Bechi terjadi pada 2017 dengan tersangka melakukan perbuatan asusila pada lima santriwati di kawasan pesantren di Desa Purisemanding, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.
Baca Juga: Mengenal Ilmu Metafakta yang Viral Sejak Kasus Cabul Mas Bechi Mencuat
Seperti apa bagian dalam Ponpes tersebut?
Pesantren ini memiliki nama populer 'Pondok Pesantren Majma'al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah'.
Pesantren ini berlokasi di Jalan Raya Ploso Babat, Desa Losari, Kecamatan Ploso, Jombang.
Perkembangan Pesantren Majma'al Al Bahrain Shiddiqiyyah memiliki kaitan erat dengan ajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah. Tarekat Shiddiqiyyah adalah salah satu aliran tasawuf yang berkembang di Indonesia.
Ajaran ini dibawa oleh para ulama dari Irbil, lalu diajarkan oleh Muchammad Muchtar Mu'thi, sang pendiri pesantren tersebut sejak tahun 1959 hingga sekarang.
Cikal bakal pesantren berawal dari pendirian Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) di tahun 1973.
Baca Juga: 6 Kelakuan Predator Santriwati Asal Jombang, Tiap Tengah Malam Gentayangan Cari Mangsa
Yayasan ini dibentuk sebagai wadah formal aktivitas Thoriqoh Shiddiqiyyah. Kemudian baru di tahun 1974 pesantren secara formal berdiri dan dikenal masyarakat luas.
Dalam laman resmi Emis Pendidikan Islam Kementerian Agama, Pesantren Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah memiliki nomor statistik 510335170176.
Pesantren ini pun memiliki Izin Operasional (Ijop) dengan nomor 875/Kk.13.12.5/11/2018.
Kegiatan utama di pesantren ini juga bergerak di bidang pendidikan, sosial keagamaan, dan ekonomi. Pada tahun 1985,
Pesantren Majma'al Bahrain Shiddiqiyyah merintis berdirinya lembaga pendidikan formal dengan nama Tarbiyyah Hifdhul Ghulam wal Banat (THGB).
Pesantren ini juga dikenal dengan pengajaran nasionalisme atau cinta Tanah Air. Karenanya, pesantren ini turut mencantumkan 'hubhul wathan minal iman' atau 'cinta Tanah Air adalah bagian dari iman'.
Bahkan, kurikulum nasionalisme sudah diberlakukan sejak tahun 1985 di THGB. Pendidikan cinta Tanah Air atau Hubbul Wathan termasuk salah satu dari 6 mata pelajaran utama yang diajarkan di THGB.
Sosok Muchtar Mu'thi
Keberadaan sebuah pesantren tak bisa dilepaskan dari sosok kiai kharismatik yang menjadi pendiri atau pengasuh utama pesantren tersebut.
Ketika berbicara pesantren Majma'al Al Bahrain Shiddiqiyyah, maka tak bisa dilepaskan dari nama Muchammad Muchtar Mu'thi sebagai pendiri pesantren tersebut. Mukhtar juga merupakan ayah dari MSAT alias Bechi yang merupakan tersangka pencabulan.
Muchtar merupakan seorang putra dari tokoh agama di wilayah Ploso Jombang yang bernama H Abdul Mu'thi, yang merupakan putra dari kiai Ahmad Syuhada, pendiri Pesantren Kedungturi.
Pria yang akrab disapa Kiai Tar itu juga merupakan murid dari Syekh Ahmad Syuaib Jamali al-Banteni. Ia selama ini dikenal sebagai seorang mursyid atau guru tarekat bagi masyarakat.
Muchtar sempat mengenyam pendidikan di Pesantren Darul Ulum Rejoso, serta Pesantren Bahrul ulum Tambakberas Jombang, saat usianya remaja.
Ia juga dikenal memiliki kedalaman dalam ilmu agama Islam. Sejumlah kitab juga dikuasainya mulai dari ilmu fiqh, ilmu hadist, ilmu tata bahasa arab, hingga ilmu tafsir.
Adapun saat ini Bechi telah ditahan polisi setelah menyerahkan diri pada Kamis malam. Sebelumnya, polisi mengepung ponpes dan mencari tersangka selama sekitar 15 jam. (bbs/red)