APAKAH Anda tahu tanaman kelor? Apakah Anda pernah melihat tanaman kelor? Tanaman kelor yang jarang diketahui keberadaannya oleh masyarakat ternyata memiliki banyak manfaat, loh!. Tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu batang yang berkayu, berwarna putih kotor, kulit tipis, dan permukaan kasar, daunnya merupakan daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling, beranak daun gasal dengan bentuk bulat seperti telur dan berukuran kecil, buahnya berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi cokelat saat tua, dan memiliki akar tunggang. Tanaman kelor dapat tumbuh pada daerah tropis maupun subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai 6 bulan serta mudah dibiakkan dan tidak memerlukan perawatan yang intensif sehingga tanaman kelor merupakan tanaman yang berumur panjang dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman ini dapat tumbuh setinggi 7-11 meter dan tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Setelah mengetahui bentuk dan ciri-ciri dari tanaman kelor, apakah Anda dapat menemukan tanaman kelor di sekitar perumahan Anda? Tanaman kelor memiliki beberapa julukan, yaitu “The Miracle Treeâ€, “Tree For Life†dan “Amazing Tree†karena semua bagian pada tanaman kelor mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit, batang, hingga akar memiliki manfaat yang luar biasa. Batang tanaman kelor dapat dijadikan sebagai pagar hidup yang ditanam di belakang atau di samping rumah maupun sebagai pembatas lahan. Kulit batang yang dikerik hingga bagian kayu dapat ditabur di atas daging atau ikan yang sedang direbus. Daun tanaman kelor maupun buahnya dapat dimanfaatkan sebagai sayuran dan diolah bersama bahan lain menjadi menu sayuran sehari-hari. Kelor juga dikenal dengan superfood yang merupakan pangan fungsional dengan kandungan gizi yang tinggi serta kaya akan fitokimia yang bermanfaat bagi tubuh maupun kesehatan. Selain itu, kandungan yang terdapat dalam tanaman kelor juga bermanfaat sehingga sangat berpotensi digunakan dalam pangan, industri maupun kosmetik. Pemanfaatan tanaman kelor di Indonesia saat ini masih tergolong sedikit dan terbatas. Masyarakat biasanya menggunakan daun kelor sebagai pelengkap dalam masakan sehari-hari, hanya menjadikan tanaman kelor hanya sebagai tanaman hias yang tumbuh pada teras-teras rumahnya, bahkan di beberapa wilayah di Indonesia daun kelor lebih banyak digunakan untuk memandikan jenazah, meluruhkan jimat, dan sebagai pakan ternak. Seiring dengan perkembangan informasi dan teknologi, pola hidup masyarakat pun ikut berkembang, salah satunya adalah perubahan pola hidup dalam memilih jenis menu makanan sehari-hari. Ragamnya pilihan makanan yang ada menjadikan daun tanaman kelor sebagai makanan menjadi terlupakan padahal tanaman kelor memiliki fungsi dan manfaat yang sangat beragam dan baik untuk pangan, obat-obatan, maupun lingkungan. Pada bidang pangan, tanaman kelor telah digunakan untuk mengatasi malnutrisi terutama untuk balita dan ibu menyusui. Daunnya dapat dikonsumsi dalam kondisi segar, dimasak, atau disimpan dalam bentuk tepung selama beberapa bulan tanpa pendinginan dan tanpa terjadi kehilangan nilai gizi. Proses pengolahan daun kelor menjadi tepung dapat meningkatkan nilai kalori, kandungan protein, kalsium, zat besi, dan vitamin A karena terjadi pengurangan kadar air yang terdapat dalam daun kelor. Selain itu, daun tanaman kelor dapat dikembangkan menjadi produk pangan modern, seperti tepung kelor, kerupuk kelor, kue kelor, permen kelor dan teh daun kelor. Pada bidang kesehatan, tanaman kelor mampu menurunkan berat badan dengan memberikan efek kepada tubuh agar merangsang dan melancarkan metabolisme sehingga dapat membakar kalori lebih cepat, mencegah penyakit jantung karena menghasilkan lipid teroksidasi lebih rendah dan memberikan perlindungan pada jaringan jantung dari kerusakan struktural, menyehatkan rambut dan mata karena mengandung vitamin A yang tinggi, mengobati rematik karena mengandung kalsium yang cukup tinggi, mengobati penyakit dalam seperti luka lambung, luka usus dan batu ginjal karena mampu memperlancar pencernaan, mengobati kanker karena mengandung antioksidan dan potasium yang tinggi, meningkatkan sistem imun karena mengandung asam amino, anti diabetes karena mengandung seng yang tinggi seperti mineral untuk memproduksi insulin, dan mampu mengobati herpes atau kurap dengan menumbuk daunnya lalu menempelkannya pada kulit yang terkena. Masyarakat mampu melakukan upaya untuk melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan sekitar rumah di antaranya dengan menanam tanaman yang memiliki beragam manfaat, seperti tanaman kelor. Tanaman kelor dapat digunakan sebagai tanaman penghijauan di sekitar rumah, pembatas lahan atau ladang karena tahan terhadap kekeringan, dan dapat dimanfaatkan untuk bahan sayuran maupun pakan ternak. Selain itu, tanaman ini mampu mengatasi pencemaran air pada skala rumah tangga, khususnya pada salah satu bagian dari tanaman kelor, yaitu biji buah kelor. Biji buah kelor berperan sebagai koagulan alami dalam mengatasi pencemaran air limbah oleh pewarna sintetis dan memperbaiki kualitas air, seperti halnya pada turbin di atas dan mereduksi kadar logam berat. Tak hanya biji buah kelor, ekstrak daun kelor dapat berperan pula sebagai antimikroba untuk menjernihkan air. Pada bidang kecantikan, tanaman kelor dapat dimanfaatkan menjadi bahan campuran pada pembuatan hand and body cream karena daunnya mengandung antioksidan. Vitamin B2 yang terkandng pada daun kelor mampy mengatasi kulit kering dan menjaga kelembaban kulit sehingga mengonsumsi daun kelor secara rutin dapat menjaga kelembaban kulit. Itulah segudang manfaat dari tanaman kelor, Anda yakin tidak ingin mengonsumsinya? Ayo, segera temukan tanaman kelor dan olah menjadi bahan pangan yang menyehatkan. Selain menjadi olahan pangan, bahan campuran produk kecantikan, tanaman kelor dapat ditumbuhkan di sekitar rumah yang mampu menjaga kelestarian rumah Anda. Oleh karena itu, informasi terkait manfaat tanaman kelor perlu disosialisasikan secara luas kepada masyarakat agar dapat dibudidayakan secara luas dan dimanfaatkan secara optimal. (*) * Penulis : Vincentia Bunga Darmaatmadja, Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Unpad
Sering Dianggap Tanaman Liar, Inilah Keistimewaan Tanaman Kelor!
Senin 14-03-2022,04:34 WIB
Oleh: redaksimetro01
Kategori :