CEMILAN atau makanan ringan merupakan istilah bagi makanan yang bukan merupakan menu utama. Selain menjadi penunda lapar, camilan juga bisa menjadi penambah asupan gizi harian kita. Salah satu camilan yang banyak diminati masyarakat mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa adalah kue kering. Banyak sekali jenis kue kering yang beredar saat ini, namun rata-rata kue kering yang kita biasa temukan dibuat dari bahan dasar tepung terigu. Tepung terigu yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan makanan ini ternyata memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan loh! Salah satunya yaitu kandungan indeks glikemiknya yang tinggi sehingga dapat memicu resiko penyakit diabetes. Selain itu, tepung terigu juga mengandung gluten sehingga tidak dapat dikonsumsi oleh penderita gluten intolerance. Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan baru yang dapat menggantikan penggunaan tepung terigu yaitu dengan menggunakan bahan dasar dari komoditas-komoditas lokal seperti bonggol pisang dan tempe. Bonggol pisang merupakan hasil samping dari tanaman pisang yang belum dimanfaatkan dengan baik dan hanya dianggap sebagai limbah. Padahal bonggol pisang ini juga memiliki kandungan gizi yang tinggi loh! Bonggol pisang yang diolah menjadi tepung dapat menjadi sumber karbohidrat dan juga serat pangan, sedangkan tempe yang diolah menjadi tepung dapat menjadi sumber protein. Penggunaan tepung komposit bonggol pisang dan tempe ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah hasil pertanian dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan camilan yang bergizi. Tepung komposit secara sederhana diartikan sebagai campuran dari berbagai jenis tepung (dua jenis atau lebih), baik antara tepung terigu dengan tepung-tepung non terigu, ataupun di antara tepung-tepung non terigu yang berbeda sumbernya. Pencampuran ini bertujuan mendapatkan karakteristik ï¬siko-kimia tepung yang mendukung pencapaian karakteristik mutu dari produk yang diinginkan. Salah satu pemanfaatan tepung komposit bonggol pisang dan tempe yaitu diolah menjadi kue kering. Jenis inovasi kue kering yang dibuat adalah BonnisA crispy (bonggol pisang crispy). BonnisA crispy ini merupakan sejenis produk almond crispy pada umumnya. Namun, karena dibuat dengan bahan dasar tepung bonggol pisang dan tepung tempe tentunya memiliki kandungan karbohidrat, serat, dan protein yang tinggi. Tepung bonggol pisang memiliki kandungan karbohidrat mencapai 89,75% dengan karbohidrat tertinggi berupa serat. Tingginya kandungan serat dapat bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan memaksimalkan penyerapan nutrisi pada tubuh manusia. Sedangkan, kandungan protein pada tepung tempe mencapai 46% sehingga dapat menjadi sumber protein untuk tubuh. Tempe yang melalui proses fermentasi ini juga dapat meningkatkan kecernaan protein, penyerapan zat besi dan menurunkan zat anti gizi. Selain itu, nutrisi yang terdapat pada tempe juga terbukti memiliki kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan kedelai. Cara membuat bonnisA crispy sama seperti almond crispy pada umumnya. Pertama-tama putih telur dan gula dikocok terpisah hingga kaku, kemudian dicampur dengan bahan lainnya menggunakan teknik aduk lipat. Adonan kemudian dicetak langsung di atas loyang yang sudah dilapisi baking paper dengan menggunakan bagian belakang sendok hingga berbentuk bulat dan tipis. BonnisA crispy yang sudah dicetak kemudian dipanggang dengan menggunakan oven suhu 100oC kurang lebih 10-12 menit. BonnisA crispy yang dihasilkan memiliki tekstur yang renyah dengan rasa yang manis, hampir mirip seperti almond crispy pada umumnya. Dengan berbagai kandungan gizi dan manfaat untuk kesehatan yang dimiliki pada bonnisA crispy tentunya dapat menjadi camilan yang sehat, lezat, dan dapat bersaing dengan almond crispy yang sudah beredar di luar sana. (*) Sumber : Aswandi. (2012). Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Tepung Bonggol dari Berbagai Varietas Tanaman Pisang. Jurnal Triton, 3 No.1, 25–32. Bastian, F., Ishak, E., Tawali, A. ., & Bilang, M. (2013). Daya Terima dan Kandungan Zat Gizi Formula Tepung Tempe dengan Penambahan Semi Refined Carrageenan (SRC) dan Bubuk Kakao. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol.2 No.1(November 2017), 5–8. Sitanggang, Azis. (2016). Tepung komposit sebagai alternatif komponen utama produk bakeri. Food Review Indonesia. 12. * Penulis : Fadhilah Nurdiana, Mahasiswi Prodi Teknologi Pangan, Universitas Padjadjaran (Unpad)
BonnisA Crispy, Camilan Lezat nan Sehat Berbahan Dasar Tepung Bonggol Pisang dan Tepung Tempe
Senin 13-06-2022,05:51 WIB
Oleh: redaksimetro01
Kategori :