PEMERINTAH Afrika Selatan mengklaim bahwa negara itu sudah berhasil melalui puncak gelombang Covid-19 varian Omicron. Data dari Kementerian Kesehatan Afsel menunjukkan bahwa negara itu telah melewati puncak Omicron tanpa lonjakan besar dalam kematian. Meski memberikan harapan namun negara lain tetap diimbau hati-hati dalam bergulat dengan varian tersebut. Afsel bahkan menghadapi lonjakan gelombang kempat yang cepat. “Gelombang keempat yang digerakkan oleh Omicron naik, memuncak dan kemudian menurun sangat mengejutkan,†kata Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan Fareed Abdullah seperti dilansir dari New York Times, Minggu (2/1). “Puncaknya dalam empat minggu dan penurunan tajam dalam dua minggu lagi. Gelombang Omicron ini berakhir di kota Tshwane. Dan peningkatan kematian selama periode itu kecil,†tambahnya. Beberapa ilmuwan dengan cepat meramalkan pola yang sama di tempat lain. “Kita akan menghadapi Januari yang sulit, karena kasus akan terus naik dan memuncak, dan kemudian turun dengan cepat,†kata Ahli epidemiologi Universitas Washington yang merupakan mantan ilmuwan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Ali Mokdad. Meskipun sejumlah kasus masih akan membanjiri rumah sakit, semua ilmuwan berharap proporsi kasus yang dirawat di rumah sakit akan lebih rendah daripada gelombang sebelumnya. Omicron, pertama kali diidentifikasi di Botswana dan Afrika Selatan pada akhir November. Lalu dengan cepat menjadi dominan di Afrika Selatan Minggu lalu, Omicron muncul di 95 persen dari semua sampel tes positif baru yang diurutkan secara genetik, dan telah menyebar ke lebih dari 100 negara, menginfeksi orang yang sebelumnya divaksinasi dan sebelumnya terinfeksi, dan penyebarannya telah membebani rumah sakit seperti Amerika Serikat dan Inggris. Di Afrika Selatan, jumlah kasus secara keseluruhan telah turun selama dua minggu, yakni anjlok 30 persen pada minggu lalu menjadi rata-rata kurang dari 11.500 sehari. Kasus yang dikonfirmasi menurun di semua provinsi kecuali Western Cape dan Eastern Cape. Data menunjukkan, dan ada penurunan rawat inap di semua provinsi kecuali Western Cape. Tim peneliti di Afrika Selatan, Skotlandia, dan Inggris menilai infeksi Omicron menujukkan gejala lebih ringan daripada varian virus Korona sebelumnya, sehingga menyebabkan lebih sedikit rawat inap. Pejabat Afrika Selatan pekan lalu sudah mengakhiri penelusuran dan membatalkan karantina bagi orang-orang yang mungkin terpapar tetapi tidak mengalami gejala. Pemerintah mengumumkan berakhirnya jam malam dari tengah malam hingga jam 4 pagi. Namun, pertemuan masih dibatasi untuk 1.000 orang di dalam ruangan, dengan jarak sosial yang sesuai, dan 2.000 orang di luar ruangan. Pemakaian masker di tempat umum juga tetap wajib. (bbs/js/fjr/kbe)
Klaim Angka Kematian Rendah, Afrika Selatan Lewati Puncak Omicron
Minggu 02-01-2022,08:00 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :