UKRAINA- Perang Rusia Vs Ukraina dikhawatirkan makin meluas, Negara-negara NATO (North Atlantic Treaty Organization), Polandia, Estonia, Latvia, dan Lituania telah menyuarakan memberlakukan Pasal 4 NATO terkait serangan Rusia ke Ukraina. Pasal 4 NATO berbunyi, "Para pihak akan berkonsultasi bersama kapan pun, menurut pendapat salah satu dari mereka, integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak terancam." Seperti yang dituluis di situs NATO, konsultasi berdasarkan Pasal 4 dapat mengarah pada tindakan kolektif di antara 30 negara anggota. Sampai hari ini sudah enam kali Pasal 4 tersebut digunakan, terakhir kali oleh Turki pada Februari 2020 setelah puluhan tentara Turki tewas lantaran serangan pasukan pemerintah Suriah di daerah-daerah yang dikuasai oposisi di Suriah Utara. Turki pula yang menggunakan Pasal 4 pada empat kesempatan lain, sekali pada 2015 ketika menginformasikan aliansi tentang tanggapan terhadap serangan teroris di negara tersebut. Kemudian dua kali pada 2012, saat sebuah pesawat tempur Turki ditembak jatuh di Suriah Utara dan setelah warga sipil Turki terbunuh. Satu kesempatan lain yakni pada 2003 ketika meminta bantuan aliansi untuk melindungi penduduknya dari dampak perang di Irak. Dalam dua kesempatan, NATO menanggapi dengan bantuan militer, mengirimkan baterai rudal Patriot untuk melindungi dari serangan Suriah pada 2012 dan mengirim baterai pesawat dan rudal ke sepanjang perbatasan Turki dan Irak pada 2003. Sementara satu negara lain yang menggunakan Pasal 4 adalah Polandia pada 2014 setelah agresi Rusia yang juga dilakukan terhadap Ukraina. Sebuah pertemuan menghasilkan upaya aliansi lebih lanjut guna bersatu melawan berbagai ancaman. Pasal 4 NATO terpisah dari Pasal 5 yang merupakan pernyataan aliansi bahwa serangan terhadap satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota NATO. Ukraina dan Rusia tercatat bukan anggota NATO. Kendati demikian, mengingat empat negara NATO sudah memicu penggunaan Pasal 4 maka bukan tidak mungkin NATO akan mengambil langkah terkait serangan Rusia ke Ukraina. Situasi di Ukraina makin tegang. Sejak Kamis (24/2/2022), negara itu diserang Rusia pasca Presiden Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer" di Ukraina Timur, Donbass. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahkan mengatakan bahwa "kelompok sabotase" Rusia telah memasuki ibu kota Kyiv. Ia mendesak warga kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam. Ia juga menambahkan bahwa dia dan keluarganya tetap di Ukraina. Meskipun Rusia mengidentifikasi dia sebagai "target nomor satu". "Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target No. 1, keluarga saya, sebagai target No. 2," katanya dikutip AFP dan CNN "Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara. Kami memiliki informasi bahwa kelompok sabotase musuh telah memasuki Kyiv." Sementara itu, ibu kota Kyiv sudah menjadi gelap dan sangat sunyi sejak Kamis malam. Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengumumkan jam malam dari pukul 10 malam hingga 7 pagi waktu setempat, membuat jalan-jalan sepi dan banyak bangunan benar-benar gelap. Orang-orang di seluruh kota telah mematikan lampu mereka atau menutup tirai mereka. Sistem transportasi umum kota juga telah ditutup pada malam hari, meskipun semua stasiun metro tetap buka dan dapat digunakan sebagai tempat penampungan darurat. (bb/red)
Makin Gawat, NATO Kirim Pasukan ke Ukraina, Perang Bakal Meluas
Jumat 25-02-2022,02:49 WIB
Editor : redaksimetro01
Kategori :