Misteri Hilangnya Istana Nyi Pelet di Gunung Ciremai, Sosok Pelakor Dunia Hitam yang Melegenda

Sabtu 09-07-2022,01:18 WIB
Editor : redaksimetro01

KEBERADAAN Istana Nyi Pelet di Gunung Ciremai diyakini ada di Gunung Dulang, yang berada di sebelah utara gunung tertinggi di Jawa Barat ini. Kisah teror yang dilakukan, menjadi legegenda bagi masyarakat Jawa Barat. Dongeng  Istana Nyi Pelet di Gunung Ciremai kerap diceritakan masyarakat yang berada di kaki Gunung Ciremai. Kisah ini, begitu kesohor saat ini. Banyak diabadadikan dalam buku berita, sandiwara radio bahkan fim layar lebar dan sinetron laga. Pada satu versi cerita, Istana Nyi Pelet di Gunung Ciremai  berada di Gunung Dulang yang berada di Kaki Gunung Ciremai. Lokasi itu, pernah juga menjadi markas pemberontak di masa kemerdekaan RI. Entah mengapa Gunung Dulang yang berada di utara Gunung Ciremai tersebut dikaitkan dengan istana Nyi Pelet. Yang dikenal memiliki ilmu pemikat. Baca Juga:  Nyi Subang Larang, Santriwati Syekh Quro Penakluk Hati Prabu Siliwangi, Seperti Apa Sosoknya? Sehingga bisa membuat lawan jenis tertarik. Konon katanya, di masa itu banyak jejaka yang hilang dan dijadikan korban Nyi Pelet. Saat itu, dikisahkan masyarakat menghadapi teror yang mengerikan. Sudah kedatangan pasukan Belanda yang semena-mena, mereka juga berhadapan dengan teror Nyi Pelet dari istana di Gunung Ciremai. Nyi Pelet disebutkan seringkali menculik laki-laki yang keluar malam. Juga jejaka yang sudah memiliki kekasih. Mereka hilang dan tak kembali, diyakini dibawa oleh Nyi Pelet ke istana di Gunung Ciremai. Kisah ini banyak diceritakan masyarakat yang ada di sekitar kaki gunung. Harley Bayu Sastha dalam buku Menggapai Puncak Gunung Ciremai, 2018 menyebutkan, gnung api selalu mempunyai cerita dan kisah sendiri yang unik dan menarik. Begitu pun gunung Ciremai. Fenomena alam yang terbentuk akibat aktivitas erupsinya menjadi dongeng yang terpahat alami pada setiap bagian tubuhnya. Terpatri indah pada bagian gigiran puncak, dinding kawah hingga dasarnya. Laksana ‘relief’ pada candi-candi dengan kisahnya. Baca Juga: Mengungkap Lagi Wangsit Prabu Siliwangi dan Ramalan Kerajaan Pajajaran yang Tak akan Pernah Ditemukan Memang benar gunung api Ciremai menyimpan seabreg dongeng menarik. Salah satunya dongeng erupsi yang berkaitan dengan sepak terjang Nyi Pelet. Pertarungan olah kanuragan antara Ki Buyut Manguntapa melawan Nyi Pelet di Lambosir berakhir dengan kekalahan Nyi Pelet. Berkat bantuan bala tentara Keraton Pakungwati, Ki Buyut berhasil mengenyahkan Nyi Pelet beserta para pengikutnya dari muka bumi. Tapi kemenangan Ki Buyut menelan korban tewas ratusan jiwa dalam pertarungan dahsyat itu. Raibnya istana Nyi Pelet di Gunung Ciremai, juga pengikutnya, sendiri tersimpan dalam ingatan masyarakat setempat bersamaan dengan letusan Ciremai pada 3 Februari 1698. “Gunung di Cirebon telah roboh yang mengakibatkan air begitu tinggi hingga merusak tanah daerahnya dan menyebabkan korban manusia,â€ kata Brascamp, Meneer Asisten Perkebunan Jawa, 1919. Baca JugaL Ridwan Kamil Gubernur Wakanda: Wilayah Kerajaan Sunda, Apa Maksudnya? Namun kejadian itu diragukan Van Neuman pada 1951.Semenjak menghilangnya Nyi Pelet, masyarakat sekitar kaki gunung Ciremai kembali hidup seperti semula. Kehidupan berjalan normal dan terasa tenang tanpa teror Nyi Pelet. Para petani kembali bekerja di ladang dan sawah tanpa rasa khawatir. Para pedagang bebas berniaga aneka hasil bumi di pasar. Sementara para orang tua dan gadis tak lagi merasa was-was kekasihnya jadi korban Nyi Pelet. Atau yang kini dikenal dengan pelakor. Saat itu, satu hal yang menakutkan masyarakat ialah Kumpeni. Sebab, sang penjajah bangsa itu kerap kali menindas rakyat dengan membeli hasil bumi dengan harga sangat murah atau mengambil paksa. Anehnya para “Pamong Prajaâ€ atau pemimpin seperti Demang, Kuwu, dan Lurah hanya menonton. Mereka tampak pasrah dan tunduk kepada kumpeni. Zaman Serba Susah Sementara rakyat hanya bisa pasrah menerima keadaan itu. Suasana kehidupan yang demikian sulit itu berlangsung selama tiga generasi. “Menurut cerita buyut saya, zaman itu memang serba susahâ€, tutur Abah Yatna, warga Desa Linggasana, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat, kepada tim BTNGC. Dua ratus tahun kemudian, tak ada angin dan tak ada hujan tiba-tiba Nyi Pelet dan segenap pengikutnya kembali muncul. Entah dengan cara bagaimana Nyi Pelet bisa datang lagi dan meneror masyarakat setempat. Kemunculan kembali Nyi Pelet menambah keruh suasana masyarakat yang tengah dirongrong Kumpeni. Setiap malam, bila ada jejaka yang pergi ke luar desa maka tak pernah kembali. Warga menduga mereka diculik untuk jadi tumbal Nyi Pelet. Saat bulan purnama, korban jejaka semakin banyak. Warga sering menemukan mayat korban Nyi Pelet di jalan, jurang, kebun dan hutan dalam keadaan mengenaskan. Baca Juga: Akhir Hayat Prabu Siliwangi? Antara Menghilang dan Meninggal di Usia 120 Tahun Jenazah para bujangan naas itu bersimbah darah. Bahkan terkadang hilang beberapa organ tubuhnya. “Lalu muncul Sanjaya, pendekar pilih tanding dari negeri Parahyangan untuk menumpas Nyi Peletâ€, cerita Sukana, warga desa Sagarahyang, Darma, Kuningan, Jawa Barat. Suatu malam, terang sinar bulan menyinari kerucut gunung Ciremai. Sanjaya memergoki Nyi Pelet sedang mengincar mangsa yang tak jauh dari Situs Lingga itu. Tak ayal pemuda sakti itu langsung menyerang Nyi Pelet. Pertarungan dahsyat terjadi malam itu juga. Sanjaya mengerahkan seluruh “elmu panimu, jampe pamakeâ€ (kesaktian, red) untuk mengakhiri perbuatan durjana Nyi Pelet. Jurus Amarah Suci yakni bertarung tanpa rasa benci milik Sanjaya mampu memojokkan Nyi Pelet. Sebab pukulan dan tendangan Sanjaya berisi tenaga dalam warisan Ki Buyut Manguntapa. Pada suatu gerakan silat, Sanjaya berhasil melayangkan pukulan ke dagu Nyi Pelet. Dengan pukulan itu Nyi Pelet terpental jauh hingga ke puncak Ciremai. “Duaar!â€, seketika terjadi ledakan dahsyat yang menggoncang langit dan bumi. Api pijar tampak mengalir dari puncak ke bawah. Awan hitam membumbung tinggi seolah memenuhi angkasa. Baca Juga: Ini Sejarah Asli Nizham, Tokoh Antagonis di “Prince of Persia” Ternyata Pahlawan Islam Kejadian itu bersamaan dengan erupsi Ciremai pada 1917. “Hembusan uap belerang dari dinding selatan mengeluarkan asap ‘fumarola’ secara kuat hingga membuat lubang besar. Lubang itu disebut Goa Waletâ€, tulis Van Gils, Meenir Belanda. Sejak itu hingga kini, tak pernah terdengar lagi sepak terjang Nyi Pelet. Namun mengingat Nyi Pelet ialah siluman, mungkinkah suatu saat nanti dia muncul kembali? Demikian kisah Nyi Pelet dan Istana di Gunung Ciremai, yang juga dikaitkan dengan kisah Gunung Dulang. (yud/radarcirebon)

Tags :
Kategori :

Terkait