BACA JUGA: Kejaksaan Usut Dugaan Gratifikasi Dewan Purwakarta, Sejumlah Anggota Sudah Dipanggil Penyidik
"Saya tidak mau nyebut guru ngaji, karena disitu bukan proses belajar mengaji tapi proses belajar bertanya, kalau dalam bahasa sundanya disebutnya pananyaan gitu loh," imbuhnya.
"Kan panyaan itu Mbu itu di mana sih tinggalnya? Bukan di Purwakarta, di Cianjur tetangga desanya. Saya tahu kok," jelasnya.
Dedi Mulyadi, menyebut Ambu Anne kerap didampingi oleh sosok berinisial M untuk datang ke pananyaan tersebut.
"Nah, Ambu itu punya tradisi baru diantaranya sering ke pananyaan saat itu," ucapnya.
"Nah diantaranya yang suka mendampinginya berinisial M, berinisial M yang dulu sangat anti terhadap saya," sambungnya.
Sosok M yang disebut seringkali memdampingi Ambu Anne disebut dulu anti terhadap Dedi Mulyadi. "Dulu sangat anti terhadap saya, sekarang sangat dekat dengan Ambu dan sering ngajak Mbu ke pananyaan," ungkapnya.
Selamatkan Pasangan Lain Lain
Meski bahtera rumah tangganya tidak bisa diselamatkan, Kang Dedi Mulyadi berhasil mendamaikan Ryan Dono dan Yessy, sejoli yang mulanya gagal menikah lantaran permintaan mas kawin sertifikat rumah.
Sejoli ini akhirnya berdamai di rumah Kang Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan Subang belum lama ini disaksikan kedua pihak orang tua dan Kades Cibodas, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta.
Dalam momen tersebut Ryan dan ibunya jadi yang pertama datang ke rumah Kang Dedi. Di pertemuan itu Kang Dedi membuka obrolan dengan memberikan wejangan untuk Ryan agar cepat move on.
"Dalam bahasa Sunda jodoh mah teu bisa diembung-embung teu bisa dihayang-hayang. Ke depannya harus silaturahmi dibangun lagi. Harus akur lagi," ucap Kang Dedi.
Menurutnya jika suratan takdir menuliskan Ryan dan Yessy tak berjodoh maka keduanya harus menerima dengan ikhlas. Sebab kalaupun dipaksakan malah khawatir pernikahan akan selalu diwarnai keributan.