KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Puncak Manik di Desa Cilangkap Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang disebut-sebut pernah dijadikan tempat pelarian Prabu Siliwangi ketika di kejar oleh putranya Prabu Kian Santang.
Tak heran jika kawasan yang dikenal dengna Dusun Puncak Manik sampai sekarang banyak didatangi para peziarah dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Para peziarah hadir untuk berdoa dan melihat langsung sejarah yang melegenda di dataran tanah Pasundan seperti nama Eyang Cakrabuana dan Eyang Manik Maya.
BACA JUGA:Masjid Al Jabbar, Sudah 97 Persen Lihat Kondisinya Lebihi Ekspektasi Gubenur
Menurut cerita turun temurun asal Mula Nama Eyang Cakrabuana dan Eyang Manik Maya yang diabadikan sebagai nama wilayah setempat karena kemunculannya di Puncak Manik.
Cerita menyebutkan bahwa jika dirunut menurut cerita, bahwa pada jaman Kerajaan Padjadjaran ‘Burak’ atau Buburak yang memiliki arti bubar menurut bahasa Sunda.
BACA JUGA:Status Duda, Pria di Bekasi Ditolak Panitia saat Daftar Calon Ketua RW
Kerajaan Padjadjaran dibuburak (dibubarkan) oleh Kerajaan Banten pada waktu itu.
Sehingga salah satunya Eyang Nusia Mulya harus pergi ke Gunung Gede di Bogor. Ternyata, Eyang Nusia Mulya adalah kakek Eyang Cakrabuana putra pertama Prabu Siliwangi yang bernama Sribaduga Maharaja Sang Ratu Haji Pakuan Padjadjaran.
Saat Prabu Siliwangi dikejar oleh putranya Prabu Kian Santang agar masuk Islam.
BACA JUGA:Nyata, Pasangan di Ogan Komering Ulu Gagal Menikah Gegara Mahar Kurang Rp700 Ribu
Salah satu tempat persembunyian Prabu Siliwangi yaitu di tempat yang sekarang ini dinamakan Dusun Puncak Manik.
Eyang Prabu Siliwangi sembunyi di sebelah timur Puncak Manik, dan daerah itu ada yang disebut batu bilik Cikapapa dan tempat itu sangat angker sampai sekarang.
Bentuk Batu Bilik Cikapapa diceritakan bentuknya memanjang dan besar. Menurut cerita turun temurun di dalam batu tersebut ada tempat seperti goa yang dijadikan tempat persembunyian oleh Prabu Siliwangi.